Jakarta, Suarakristen.com
Dalam pidato terakhirnya sebagai presiden Amerika Serikat, Barrack Obama menekankan kembali tentang hakikat dari Demokrasi, yakni pentingnya peranan rakyat dalam sistem Demokrasi. Bukan hanya sebagai pemilih ketika Pemilu, tetapi juga berperan aktif dalam mengimplementasikan nilai-nilai Demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai yang dimiliki dan dijunjung tinggi dalam sistem Demokrasi adalah “BAHWA SEMUA MANUSIA MEMILIKI HAK YANG SAMA.” Aristoteles: “Democrazy arose from men’s thingking that they are equal in any respect, they are equal absolutely.” (Demokrasi lahir ketika manusia berpikir bahwa mereka sama dalam hal apapun, mereka sama pada hakikatnya). Nilai-nilai inilah yang harus dimiliki dan menjadi landasan perspektif masyarakat dalam memandang satu sama lain.
Pada hakikatnya manusia itu sama. Tidak ada perbedaan. Demokrasi akan kehilangan maknanya ketika kemajemukan dijadikan alat untuk memecah belah masyarakat menurut status sosial maupun dalah hal perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Berkaca dari hal tersebut, maka kemajemukan yang ada tidak boleh dijadikan alat untuk memecah belah masyarakat menurut status sosial maupun SARA. Perbedaan yang ada pada hakikatnya tidak bertujuan untuk menunjukkan superioritas yang satu terhadap yang lain. Setiap lapisan masyarakat harus menyadari hal tersebut. Karena keberhasilan dari sistem Demokrasi berada ditangan masyarakat. Demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Mari saudaraku sebangsa dan setanah air, kita jaga kemajemukan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kekayaan bangsa. Bukan sebagai alat untuk memecah belah persatuan dan kesatuan.
NKRI Harga Mati!
Salam,
CONRAD SUPIT CENTER
11 Januari 2017