Jakarta, Suarakristen.com.,
Dalam rangka ucapan syukur akhir dan sambut tahun dari komunitas Sulawesi Utara, juga menyambut pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Sulut Olly-Steven. Maka JALA Unsrat Jabodetabek dan PS. Voice of Soul menggelar acara bersama di Jakarta dialog bertajuk Sambut Tahun Baru Harapan Baru dan Gubernur Baru. Acara yang bertepatan dengan hari kasih sayang (valentin) dihadiri kurang seratus tokoh-tokoh ternama Manado dan sebelum dialog dilakukan ibadah bersama. Khotbah dibawakan ketua umum PGI Pdt Dr Henriette Hutabarat Lebang STh.
Dialog ini berlangsung di Demang Resto Lounge, Le Monte Building, Kompleks Sarinah, Jl. M. H Thamrin Jakarta Pusat Minggu (14/2) dimulai pukul 14.30 siang dengan moderator Jerry Sumampouw dan Merdy Rumintjap.
Tampil pembicara pertama Prof. Dr. H.A.R Tilaar, MSc.Ed. yang menyoroti pendidikan orang Minahasa yang dari dulu sudah unggul dan pantang menyerah. Dengan mencontohkan tokoh-tokoh asal Manado seperti Sam Ratulangi dan Maria Thomas yang menjadi tokoh nasional.
“Maria Thomas adalah dokter pertama perempuan di Stovia dan dia orang Minahasa. Saya kira dia layak menerima gelar pahlawan,” ujarnya. Tilaar memberi catatan bahwa sekarang ini susah menemukan tokoh Sulut yang bisa disandingkan dengan mereka.
Wartawan senior Derek Manangka yang juga pernah menjadi pemred RCTI ini mengingatkan agar orang Minahasa jangan Manado centris. “Saya kira kita tidak perlu Manado centris, tetapi harus nasionalis sehingga bisa menjadi tokoh nasional.
Giliran Prof. Lucky Sondakh membeberkan fakta bahwa tokoh dulu memang lebih unggul meski mereka sedikit. Sebutlah misalnya Maramis dan Sam Ratulangi. “Sekarang banyak tokoh asal Sulut dan secara kuantitif membanggakan tetapi secara kualitatif tidak bisa. Sam Ratulangi menggelorakan etos kerja dan spirit masyarakat Minahasa harus selalu berusaha menjadi individu yang terbaik dari yang terbaik.
Sedangkan salah seorang sesepuh Sulut yang turut menggagas acara ini, Denny Tewu memberikan masukannya ke pemerintah Sulut dalam membangun Sulut ke depan yakni pertama isu transpasifik partnership berkaitan dengan MEA dan pembangunan Indonesia Timur. Kedua masalah pembangunan SDM. Sulut perlu mengirimkan mahasiswa ke universitas top dunia. Dan terakhir adalah masalah kapital. Menurutnya sudah saatnya Manado menjadi kota jasa.
Sulawesi Utara sebagai salah satu pintu gerbang Pasifik yang diperhitungkan dalam peta perekonomian nasional juga dikenal sebagai salah satu lumbung sumber daya manusia yang berbobot dan berkualitas, yang banyak mewarnai kancah perpolitikan dan kepemimpinan di Indonesia. Pemberani, berintegritas, berintelektualitas tinggi, tidak mudah menyerah dan memiliki sifat kepemimpinan yang menonjol namun sederhana dan bisa berbaur dengan siapapun adalah sifat orang Manado yang dahulu mewarnai panggung kemerdekaan negara kita, apapun etnis dan sukunya.
Di lain pihak, Sulawesi Utara saat ini sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam pelbagai bidang. Perekonomian yang semakin membaik ditandai dengan semakin menjamurnya pusat perbelanjaan di kota Manado, juga semakin padatnya jumlah kendaraan bermotor jika dibandingkan dengan kapasitas ruas jalan yang tersedia, menandakan perkembangan wilayah ini semakin membaik.
Namun di sisi lain, sangat disayangkan bahwa kemajuan ini kurang didukung oleh infrastruktur yang masih mengganggu kelancaran pembangunan. Contohnya adalah kapasitas listrik yg masih belum optimal sehingga harus didukung dengan Penyewaan Kapal PLTU berkapasitas 120 MW dari Turki, beberapa waktu yg lalu listrik sering mati dan terjadi secara merata di hampir semua wilayah Sulawesi Utara. Juga sifat dan perilaku aparat pemerintah yang dilaporkan masih sering mentolerir adanya upaya suap maupun korupsi di hampir semua aspek pemerintahan.
Dalam dialog itu, hadir juga sebagai salah satu pembicara, Ketua Umum Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI), Baktinendra Prawiro. Menurut Baktinendra, “pembangunan Sulut di era pemerintahan Olly-Steven ke depan harus juga menekankan pembangunan dan pengembangan budaya lokal. Olly-Steven harus menjadikan budaya-budaya lokal di Sulut sebagai stimulator dan katalisator pembangunan. Strategi pembangunan dengan pendekatan dan landasan budaya bisa mensinergikan semua potensi-potensi masyarakat di Sulut untuk bekerja-sama memajukan dan membangun Sulut.”
Perayaan Tahun Baru dan Kunci Taon yang dikemas dalam bentuk Dialog Awal Tahun JALA Unsrat Jakarta, bekerja sama dengan Paduan Suara Voice of Soul dan Glenn Waas IDOL yang akan dihadiri oleh tokoh tokoh asal Sulawesi Utara yang telah berkiprah di tingkat regional, nasional dan bahkan internasional. Keynote speakers adalah Bpk. Letjen TNI (Purn) E E Mangindaan, Prof. Dr. H.A.R Tilaar, MSc.Ed, Gubernur Sulawesi Utara yang baru terpilih, Olly Dondokambey, Sinyo Harry Sarundayang bersama dengan Bapak Denny Tewu, Ir Lucky Korah, Marhanny Pua, Mayjen TNI Glenny Kairupan, Theo Sambuaga, Ir Lucky Korah, Agus Parengkuan, Prof Lucky Sondakh, Derek Manangka, Baktinendra Prawiro Supit, Jerry Sambuaga, Coretta Kapoyos, Joseph Karamoy, Sonya Sinombor, Audy Wuisang, Carlo Tewu, Markus Wauran, Anton Supit, Ronny Sompie, Bapak Benny Tengker, Laksda TNI (Purn) Joost Mengko, Irjen Pol (Purn) Harry Montolalu, Irjen Pol (Purn) Dr. Benny J. Mamoto, SH, M.Si, dan beberapa tokoh asal Sulut lainnya. Sayangnya Gubernur Terpilih tidak hadir sampai selesai acara.
Sementara itu, kepada Suarakristen.com., Merdy Rumintjap (yang akrab disapa dengan nama Melan), salah seorang pengurus JALA Unsrat, menyatakan,”JALA Unsrat yakin, duet Olly-Steven adalah pemimpin Sulut yang visioner, pekerja keras yang tampil tepat di waktu yang tepat dan di posisi yang tepat. Duet kepemimpinan Olly-Steven pasti bisa membawa transformasi yang besar dan resolusi yang progresif bagi masyarakat Sulut. Sulut akan memasuki masa keemasan di bawah kepemimpinan Olly-Steven. JALA Unsrat akan pro-aktif memberikan kontribusi pemikiran maupun kritik konstruktif bagi pemerintahan Olly-Steven. JALA Unsrat akan mensinergikan seluruh potensi alumni dan mitra kerja yang ada untuk membantu pemda Sulut mengakselerasi pembangunan SDM, SDA dan infrastruktur strategis di Sulut.”