Dicari Segera: Pemimpin Kristen Baru!

0
755

 

logo copy

Oleh: Hotben Lingga

Saat ini kekristenan (Protestan) di Indonesia sedang mengalami krisis kepemimpinan, baik secara organisasi maupun ketokohan. PIKI (Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia), misalnya, sedang mengalami degradasi sampai ke titik nadir ( kemunduran). GMKI, GAMKI, GSKI, PWKI, semakin memudar/meredup perannya. Bahkan menurut kami, sesungguhnya PGI, PGLII, PGPI, dan banyak sinode gereja dan ormas Kristen lainnya juga sedang mengalami krisis kepemimpinan.

 

Saat ini kita memang mempunyai tokoh-tokoh seperti Pdt. DR. Stephen Tong, Pdt. DR. Petrus Oktavianus, Pdt. DR. SAE Nababan, Pdt. DR. Andreas Yewangoe, Pdt. DR. Nus Reimas, Pdt. DR. Chris Marantika, Pdt. Niko Njotorahardjo, Pdt. Jacob Nahuway, Pdt. M.D. Wakkary, Pdt. Yesaya Pariadji, Pdt. Mangapul Sagala dan Pdt. Bigman Sirait. Namun, tokoh-tokoh tersebut lebih merupakan tokoh organisasi/gereja tertentu, bukan tokoh nasional. (Sampai) saat ini kita memang belum mempunyai seorang pemimpin. Belum pernah dalam sejarah kekristenan di Indonesia lahir seorang pemimpin umat yang kuat, kharismatik, nasional (sekaliber Gus Dur atau Billy Graham misalnya).

 

Banyak Gereja dan organisasi Kristen mengalami krisis kepemimpinan karena pemimpin-pemimpinnya kebanyakan memimpin secara normatif, biasa-biasa saja. Tidak visioner. Tidak melakukan terobosan besar. DPP PIKI misalnya setelah lima tahun lebih digusur dari Salemba 10, (pemimpin/elit-elitnya) tidak mampu mengupayakan/membeli kantor yang baru. (Kalau mau dibandingkan dengan SDM dan hal-hal yang sudah dilakukan ICMI, PIKI saat ini bak macan ompong). Sudah beberapa tahun, DPP PIKI dan DPD PIKI DKI Jakarta harus “menumpang” di kantor orang lain. PGI, PGLII, PGPI juga, misalnya, dari dulu begitu-begitu saja. Pemimpin-pemimpinnya tidak begitu mengakar di semua gereja/umat, apalagi di level nasional. Hampir tidak ada program pembangunan/pengembangan umat/masyarakat yang menyentuh kepentingan riil umat Kristen yang dilakukan PGI, PGLII, PGPI selama dua dekade ini. Lembaga-lembaga yang ada di bawah PGI misalnya tidak dikembangkan secara progresif. RS PGI Cikini misalnya tidak berkembang pesat. PGI idealnya bisa membangun banyak RS seperti PP Muhammadiyah yang mempunyai banyak RS, sekolah, universitas dan poliklinik. Lembaga-lembaga pendidikan dan RS yang ada di bawah Gereja HKBP juga mengalami stagnansi. Idealnya HKBP bisa membangun ratusan sekolah dan RS di seluruh Indonesia. Dengan jumlah jemaat lebih dari 4 juta jiwa, HKBP harusnya membangun paling sedikit 30 universitas besar. Pemimpin-pemimpin gereja tidak mampu menciptakan program yang betul-betul dapat mengangkat derajat hidup jutaan umat Kristen Indonesia yang masih terbelenggu dalam kemiskinan.

Baca juga  Indonesia Maju Bergotongroyong Merawat Humanisme Dan Melawan Terorisme

 

Kita membutuhkan pemimpin yang mau bekerja keras untuk umat, bukan hanya sekedar menjadi pemimpin organisasi/gereja yang tidak ma(mp)u melakukan terobosan, perubahan dan transformasi. PGI, PGLII, PGPI dan ormas-ormas Kristen lainnya sebenarnya kalau mau, bisa melakukan banyak hal untuk mentransformasi umat/jemaat (pengentasan kemiskinan dan pengembangan/peningkatan SDM umat, misalnya). Pdt. Stephen Tong, Pdt. Niko Njotorahardjo dan Pdt. Jacob Nahuway misalnya mampu membangun mega-church senilai ratusan milyar rupiah, maka bukanlah hal susah bagi lembaga gereja aras nasional seperti PGI dan PGLII, untuk menghimpun dana besar untuk pelayanan dan pengabdiaan sosial kemanusiaan dalam skala besar seperti yang dilakukan oleh PP Muhamadiyah. PGI, PGLII, PGPI kurang mau bekerja lebih keras dan tidak mau kreatif saja, sehingga hanya bisa melakukan sedikit hal saja dari sangat banyak hal yang sebenarnya bisa dilakukan/dikembangkan!!

 

Kita sangat berharap tokoh-tokoh yang mampu membangun katedral, mega-church, gereja terbesar, convention center, melakukan karya-karya yang lebih pro-umat, pro rakyat kecil! Bangunlah juga rumah-sakit, poliklinik-poliklinik dan lembaga-lembaga pelayanan/pengabdian sosial untuk untuk rakyat kecil dan umat yang kurang mampu! Terima-kasih kepada Pak Mocthar Riady yang akan membangun 1000 sekolah di seluruh Indonesia! Kita berharap konglomerat Kristen lainnya juga mau membangun banyak karya-karya transformatif lainnya!

 

Saat ini kita membutuhkan pemimpin-pemimpin yang berjiwa ambisius, prestisius, progresif dan transformatif untuk membangun bangsa, masyarakat dan Gereja. Kita membutuhkan pemimpin yang mampu mengembangkan dan memajukan organisasi, yang peduli dengan problem bangsa, problem kemiskinan dan krisis kemanusiaan. Yang mau membangun sekolah-sekolah, universitas dan rumah-sakit pelayanan untuk bangsa, masyarakat dan umat. Sehingga memberikan manfaat riil/membawa berkat/kesejahteraan bagi semua orang. Kita lebih membutuhkan “Doing leader” (pemimpin yang berbuat) daripada “preaching leader”.

Baca juga  Laporan Bulanan Ekonomi dan Strategi DBS Group Research: Mencari Ruang untuk Bernafas

 

Regenerasi kepemimpinan?

 

Problem terbesar kepemimpinan Kristen saat ini adalah bahwa tokoh-tokoh/tetua-tetua kita akan segera berlalu era-nya. Kepemimpinan Kristen era Stephen Tong Cs sedang memasuki periode purna-bakti. Hal ini berarti saat ini adalah masa transisi estafet kepemimpinan, sedang di persimpangan jalan, seperti kehilangan arah dan identitas, bahkan, mengalami krisis.

 

Kita membutuhkan pemimpin-pemimpin baru! Namun kita belum melihat ada figur-figur yang akan tampil. Lembaga-lembaga pengkaderan Protestan seperti GMKI, GAMKI, PIKI, PERKANTAS, LPMI, walau saat ini masih eksis, tetapi (program/kegiatannya) amat dirasakan kurang berdaya guna/berhasil guna dan kurang relevan dalam menjawab tantangan zaman dan kebutuhan. Gereja dan lembaga-lembaga keumatan terlihat pasif, kurang peduli dan lalai dalam mempersiapkan kader-kadernya untuk tampil di aras nasional. Akibatnya, eksistensi calon-calon pemimpin Kristen sebagai pilar Gereja dan bangsa bak terombang ambing dan tenggelam dalam badai globalisasi.

 

Walaupun demikian, kita percaya Tuhan tidak pernah meninggalkan umatnya. Tuhan selalu mempersiapkan orang-orang pilihannya untuk menjadi pemimpin. Pada saatnya Pemimpin-pemimpin baru yang sudah diproses Tuhan akan tampil dan menjadi generasi baru pemimpin-pemimpin Kristen. Sejarah selalu melahirkan pemimpin-pemimpin baru! Indonesia dan Gereja menantikan lahirnya dan munculnya Pemimpin-pemimpin Kristen era baru pasca Tong Cs. Dicari Segera: Pemimpin Kristen baru!