Sebuah Lembaga pengkajian dari AS bernama “Christian Mission Consultancy Groups Project Care, baru-baru ini melaporkan bahwa perkembangan jumlah umat Kristen sedunia tetap stagnan, sementara Islam membumbung tinggi perkembangannya sebagai agama dunia.
Menurut laporan penyelidikan lembaga itu, dari perbandingan jumlah umat Kristen dan Islam dari tahun 1900 sampai 2010, perkembangan persentase populasi Kristen sedunia tetap sama dan stagnan, bahkan merosot sekitar 2%. Tetapi populasi Islam berkembang hampir dua kali lipat dalam jumlah.
Dalam bukunya The Clash of Civilisations, Samuel Huntington meramalkan bahwa demografi akan menentukan benturan peradaban antara Kristen dan Islam. Dan, kesimpulannya, di waktu yang akan datang pada akhirnya Islam yang akan menang”
Dalam hal ini, Huntington salah. Karena dari hasil pengkajian beberepa STT dan badan misi Protestan ternama, terlihat di masa depan akan ada lebih banyak orang Kristen daripada Islam di dunia. Prediksi Huntington memperlihatkan ketidaktahuan adanya ledakan pertumbuhan Kristen diluar Barat.
Misalnya, pada tahun 1900 ada sekitar 10 juta orang Kristen di Afrika. Pada tahun 2000, ada 360 juta orang Kristen. Pada 2025, pertumbuhan orang Kristen di Afrika diperkirakan mencapai 633 juta. Jumlah orang Kristen di Amerika Latin pada tahun 2025 diperkirakan 640 juta dan di Asia 460 juta orang.
Persentase umat Kristen pada tahun 2050 kira-kira sama seperti tahun 1900. Pada pertengahan abad ini, aka nada 3 milyar umat Kristen di dunia, satu setengah kali jumlah umat Islam.
Statistik laporan tersebut adalah:
- Umat Kristen berjumlah 34,5% dari populasi dunia pada tahun 1900, tetapi menurun menjadi 32,9 % pada tahun 2010.
- Umat Islam berjumlah 12,3% dari populasi dunia pada tahun 1900, tetapi naik menjadi 22,5 % pada tahun 2010.
- Meskipun Islam lahir di Saudi Arabia, saat ini 80% dari semua penganut Islam tinggal di luar dunia Arab.
- Pada tahun 1980an jumlah Islam lebih banyak dari penganut Katolik.
- Angka pertumbuhan Kekristenan yang paling tinggi ada di Afrika, yaitu naik 37%.
- Angka penurunan Kekristenan yang paling tinggi terjadi di Eropa Barat, merosot 30%.
- Hanya 1/5 umat Kristen dunia yang kulit putih non-Latin.
- Jadi, Sedang terjadi perubahan “pusat gravitasi” Kristen, dari Dunia Utara ke Dunia Selatan.
Dan, menurut hasil pengkajian ini, perubahan ini akan lebih dari sekedar demografis. Orang-orang “Kristen Selatan”, yaitu orang-orang Kristen yang tinggal di Afrika, Amerika Latin dan bagian-bagian Asia, lebih konservatif, secara teologis dan moral, dari rekan seiman mereka di Barat. Justru Gereja-gereja yang tetap konservatif, Injili dan fundamentalis seperti di dunia Selatan yang semakin berkembang. Sementara gereja-gereja di Barat yang liberal, yang telah meninggalkan iman historis/Injilinya, justru mengalami kemunduran dan kemerosotan. Karena itu, ketika Kekristenan menjadi semakin Selatan, ia menjadi semakin ortodoks/konservatif. Komitmen pada iman historis ini yang membuat Kekristenan di Selatan semakin berkembang dan menarik perhatian orang-orang Selatan. Kekristenan yang konservatif/biblika secara teologis yang semakin banyak menobatkan orang, sementara gereja-gereja yang liberal, yang telah kehilangan tambatan-tambatan Alkitabiahnya semakin layu dan merana.
Penyebab mundurnya jumlah orang Kristen di Barat adalah karena “berkembangnya materialisme, sekularisme, rasionalisme, liberalisme dan penolakan pada ide-ide biblikal/ortodoks/konservatif.”
Jadi usul/solusi beberapa teolog yang menyarankan kalau Gereja mau bisa tetap bertahan dan relevan di Barat, maka Gereja harus meninggalkan/menanggalkan iman historisnya (konservatifnya) dan mengkompromikan imannya adalah keliru dan menyesatkan.
Tuhan sedang bekerja di seluruh dunia. Dimanapun Injil diberitakan, Injil akan mengubah jiwa-jiwa dan masyarakat. Itulah sebabnya, dalam globalisasi dunia yang mengerikan ini Gereja-gereja di dunia Selatan perlu mengirimkan misionaris kembali untuk menobatkan kembali Barat.
Kisah perkembangan eksplosif Kekristenan merupakan kisah besar yang tak diceritakan di zaman kita, kisah yang orang Kristen Amerika Utara perlu dengarkan. (Pdt. Bob Leimena)