SEKOLAH KAJIAN STATEJIC DAN GLOBAL UI  DAN FORUM MAHASISWA SKSG UI GELAR  DIALOG KEBANGSAAN “MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN UNTUK INDONESIA DAMAI”

0
275

 

 

SEKOLAH KAJIAN STATEJIC DAN GLOBAL UI  DAN FORUM MAHASISWA SKSG UI GELAR  DIALOG KEBANGSAAN
“MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN UNTUK INDONESIA DAMAI”

 

Jum’at, 26 Agustus 2022 (13.00-16.00 WIB)

 

Dalam rangka peringatan HUT ke-77 Indonesia Merdeka,  Sekolah Kajian Statejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia dan Forum Mahasiswa Sekolah Kajian Statejik dan Global (FORMASKSG) UI mengadakan Seminar “Dialog  Kebangsaan: Menjaga Persatuan dan Kesatuan untuk Indonesia Damai”, di kampus UI Salemba, Gedung IASTH, Jakarta (26/8/22).

 

Dalam kata sambutan pembukaan acara, Nuzulul Firdaus, S.E (Ketua Panitia) menyatakan,”Dialog kebangsaan 77 tahun Indonesia merdeka ini merupakan salah satu upaya kita mengisi HUT kemerdekaan Indonesia yang telah di raih oleh para pejuang bangsa pendahulu kita dengan hal hal yang positif. Dialog kebangsaan ini juga merupakan upaya Agar persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia ini masih tetap kokoh dan terus damai, jangan sampai pihak yang mencoba merongrong kesatuan persatuan Indonesia ini bisa berkembang begtu saja. Untuk itu melalui kegiatan ini mari kita bersama-sama memupuk kembali semangat kesatuan dan persatuan bangsa ini, agar cita cita para pendiri bangsa kita cepat terwujud.”

 

Sementara itu,Bahal Siregar S.Ag (Ketua FORMA SKSG UI) menyatakan,” Indonesia saat ini telah merdeka, demokrasi, kalopun ada kekurangan maka ini mnejadi tugas kita untuk mengisi, sehingga tidak perlu menunggu patron-patron yang ada. Kemerdekaan itu harus dilihat dari berbagai sisi, karena ada orang yang melihat merasa memiliki kemerdekaan maupun yang tidak memiliki kemerdekaan. Pun keterbelengguan itu juga harus diukur.”

 

Pembicara AKBP Mayndra Eka Wardhana (Direktorat pencegahan penanggulangan terorisme Densus 88), memaparkan, “OECD pada tahun 2045 membuat prediksi apabila Indonesia konsisten dengan pertumbuhan ekonomi 7%, pada 1 abad Indonesia akan mencapai posisi ke 4 terkuat perekonomian didunia. Dengan demikian penting dalam mengawal toleransi, pencegahan radikalisme di Indonesia.

Kondisi global saat ini akibat perang Rusia-Ukraina menyebabkan krisis di Eropa, AS dengan naiknya harga sumber daya energi. Dengan maraknya kebutuhan energi yang melonjak tinggi seperti minyak, batu bara dll juga akan menyeret isu-isu perang ideologi. Begitupun pesatnya ekonomi di negara kita juga menjadi tantangan.

Baca juga  Aksi Unjuk Rasa dari Sejumlah Elemen Buruh dan BEM di DPR/MPR Berlangsung Aman dan Tertib

Disisi lain, Indonesia telah memiliki 4 pilar kebangsaan sebagaimana yang dicetuskan founding father: Pancasila, UUD 1945, TAP MPR RI, Bhinneka tunggal Ika,. Selaras dengan itu Indonesia dengan beragam perbedaan dan luasnya wilayah mampu bertahan menjaga ideologi Pancasila.
Index teorisme global tahun 2021 terjadi di negara Afghanistan, padahal berdasarkan historis Afghanistan sempat menganut ideologi komunisme, namun hebatnya tiba-tiba bisa bergeser ke kanan fanatic.

Pada dasarnya terorisme tidak merujuk hanya dengan satu agama, serta penanggulangannya ada digunakan militer, penegakan hukum, dan pendekatan HAM. Di Amerika sendiri pernah terjadi bunuh diri masal yang dipelopori oleh Jim Jones, serta contoh lainnya.

Tahapan terorisme:
-Intoleran
-Radikalisme
-Terorisme

Bahkan internet sendiri bisa menjadi sarana dalam memaparkan radikalisme. Dalam ranah mahasiswa sendiri sudah terjadi deklarasi khilafah seperti yang terjadi di IPB, GBK dll. Bisa diandaikan apabila mereka yang saat ini deklarasi khilafah kemudian sekitar 20 tahun lagi mereka menduduki jabatan-jabatan penting dinegeri ini.

Sedang pembicara Cak Islah Bahrawi, menyatakan,”Saya bertanya-tanya mengapa figure-figur yang menggelorakan peace, justice, humanity adalah orang-orang non islam seperti Paus, Ghandhi, dll. Sedangkan dikalangan Muslim yang terkenal seperti Abu Bakar Ba’asyir, dll. Saat ini islam tidak melahirkan karya-karya seperti yang dilakukan oleh ibnu Khaldun, al-ghazali, ibnu sina, dll. Padahal kitab-kitab itu yang kemudian dikutip oleh tokoh-tokoh barat seperti Immanuel Kant, Jurgen Habermas, dll. Alasan kenapa saat ini muslim tidak lagi bisa memproduksi karya-karya besar adalah karena dijejali kepentingan-kepentingan politik. Glorifikasi politik ini yang kemudian membuat pecah belah, begitupun revivalis itu yang terus ditanamkan di Lembaga-lembaga pemerintahan yang kemudian menimbulkan aksi-aksi kekerasan dan carut marut, dehumanism.

Saya selalu menolak thesis “perang salib adalah perang agama, padahal itu adalah perang eropa dengan arab yang merebutkan Baitul maqdis, begitupun yang terjadi saat ini antara Israel dan palestina yang merebutkan yerussalem”
Mimpi-mimpi politik ini menjadi racun bagi umat muslim, yang mana diakselerasi oleh orang-orang barat untuk memecah belah bangsa Indonesia dimana tahun 2045 indonesia akan menjadi negara emas. Maka saat ini dipaksakanlah penjejalan-penjejalan agama dengan tujuan politik. Yangmana tujuan utamanya untuk politik yitu menguasai wilayah,dll.
Di Amerika kebebasan yang diagung-agungkan justru mengikat orang lain, begitupun di Arab Saudi.

Baca juga  YASONNA LAOLY MENANDATANGANI PERJANJIAN MLA DENGAN MENTERI KEHAKIMAN SWISS, KARIN KELLER – SUTTER

Pembicara lain, DR, DRS. Ahmad Hanief Saha Ghafur, menyatakan”Mendirikan negara itu sangat sulit sekali, apalagi mempertahankan, memlihara persatuan dan kesatuannya. Apabila dilihat berdasarkan sejarahpun dimana Jepang menduduki Indonesia, Jepang menggunakan strateginya dengan menduduki pos-pos tertentu. Disitu Jepang memberikan banyak konsesi kepada pemimpin bangsa Indonesia untuk memikirkan bangsa Indonesia kedepannya, karena Jepang sendiri sudah merasa tidak berdaya dengan adanya perang Asia-Pasifik. Setelah itu muncullah tokoh-tokoh yang menjadi founding father pendiri bangsa. Setelah itu tidak lama Amerika menjatuhkan Bom di Hiroshima dan Nagasaki, akhirnya Jepang menyerahkan mandate bangsa Indonesia ke tentara sekutu. Akibatnya, para pendiri bangsa seperti Soekarno, dkk ragu untuk mendeklarasikan kemerdekaan yang mana kemudian diculik oleh pemuda-pemuda. Kemudian setelah dipulangkan Soekarno Menyusun teks proklamasi untuk kemerdekaan. Alhasil kemerdekaan Indonesia merupakan hasil dari jerih payah bukan hadiah maupun konsesi dari negara lain seperti yang dialami Malaysia, brunei Darussalam. Adapun deklarasi Indonesia merdeka tercatat 27 Desember 1949. Selanjutnya yang memberikan pengakuan terhadap kemerdekaan Indonesia ialah Palestina dan Mesir. Maka Indonesia pun tidak bisa lepas hubungannya dengan Palestina.

Pilihan ideologi Pancasila merupakan pilihan terbaik, karena itu yang menyatukan dari berbagai pilihan ideologi yang ada seperti fasisme, marxisme, dll.

Setelah pemaparan materi dialog, beberapa peserta mengajukan pertanyaan, antara lain

Pertanyaan:

Ika: Pak Mayndra, melihat upaya-upaya dari densus dalam menanggulangi radikalisme sehingga sangat membantu masyarakat dalam memberi keamanan. Bagaimana situasi dan kondisi yang di Indonesia saat ini? Apa peran penting densus untuk berupaya dan berkolaborasi untuk memberikan edukasi dan sosialisasi atas kegiatan yang tidak sesuai dengan ideologi.
Tahun 2022 saat ini bisa dibilang melandai. Sudah UU tentang pencegahan ideologi, deradikalisasi, dll. Sehingga perlawanan ideologi tidak hanya di densus, BN-PT tetapi juga seluruh masyarakat. Maka dengan edukasi ini kitab isa membunuh terrorism. Mengapa 88? Artinya never ending action karena perkembangan ideologi tidak pernah berhenti dan terdapat juga UU lain yang membantu dalam pengawasan dan penanggulangan terorisme yangmana Indonesia menjadi contoh dalam penanggulangan terorisme di Asia Tenggara.

Baca juga  Warga Pulau Seribu Hari ini Dapat 1.700 Masker dari Polres Kep Seribu

Apakah kita sudah merdeka saat ini?
Untuk bisa menjadi Indonesia damai itu seperti apa?

Peran pemerintah dalam
Ketahanan nasional harus disandingkan dengan wawasan nusantara. Disini keamanan nasional harus ditafsirkan sehingga memiliki keberlanjutan dan adaptif. Sehingga yang harus dijaga ialah proses adaptasi yang harus terus dijaga. Kemajuan bangsa ini dipengaruhi oleh IPTEK dan laju ekonomi. Semestinya yang terjadi bukan radikalisme melainkan ekstremisme (berlebih-lebihan), karena dalam filsafat kita akan berpikir radix.
Kemerdekaan itu bukan tujuan, melainkan menuju antara (intermediate to).

Saya mencari kemerdekaan pada setiap jengkal bumi, dan saya tidak menemukan kemudian saya menurunkan ketamaan dan qanaah itulah sebetulnya kemerdekaan yang ada.

Mayndra: Indonesia saat ini telah merdeka, demokrasi, kalopun ada kekurangan maka ini mnejadi tugas kita untuk mengisi, sehingga tidak perlu menunggu patron-patron yang ada.
Kemerdekaan itu harus dilihat dari berbagai sisi, karena ada orang yang melihat merasa memiliki kemerdekaan maupun yang tidak memiliki kemerdekaan. Pun keterbelengguan itu juga harus diukur.

Mengapa islam lebih terkenal dan identic dengan teroris?
Jika politik lebih banyak mudharatnya maka kenapa tidak diubah sistemnya? Atau politikusnya yang salah?
Jika islam berdekatan dengan ilmu pengetahuan, maka akan menghasilkan kedamaian di sosial, budaya, dll. Namun jika islam didekatkan dengan politik maka akan menimbulkan permusuhan, perlawanan dll

System politik selalu dibuat seuai peradaban manusia yang mana terus mengalami perubahan. Sehingga politik dan manusia ini harus linier. Sehingga system politik ini harus sesuai dengan kebutuhan/ kesepakatan sosial sebagaimana yang dikatakan Ibn Khaldun (Al-muqaddimah). Setiap negara tidak hanya menghasilkan pahwalan, melainkan juga menghasilkan pengkhianat (Ibn Khaldun). Sehingga ketika cita-cita politik ketika ditunggani agama akan menghasilkan ghirah-ghirah untuk radikalisme.

Acara dialog Kebangsaan ini diikuti oleh sekitar 60 orang peserta dari pelbagai universitas, institusi dan organisasi.

(Hotben).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here