Embracing Jakarta Muslim Fashion Week Memperkenalkan Para Desainer Masa Depan Indonesia dari Berbagai Fashion School
Jakarta, Gramediapost.com
Fesyen sangat berkaitan erat dengan bidang akademis, karena untuk menjadi seorang fashion designer dibutuhkan lebih dari sekedar kreativitas. Melainkan juga pengetahuan bisnis dan mengelola industri fesyen itu sendiri. Pengetahuan itu bisa didapatkan para calon desainer Indonesia salah satunya melalui pendidikan di fashion school.
Oleh karena itu, perlu adanya titik temu antara akademisi dengan industri manufaktur. Sehingga para calon desainer bukan hanya belajar cara mendesain dan memasarkan produknya, namun juga cara berkomunikasi dan bekerja sama dengan industri manufaktur, antara lain industri tekstil dan garmen. Berbagai research yang melibatkan akademisi dengan industri tekstil dan garmen pun penting dilakukan, seperti inovasi bahan yang sesuai untuk fesyen muslim. Semua ini demi meningkatkan kualitas produk fesyen muslim Indonesia.
“Karena itu, kami senang mendengar Bapak Nadiem Makarim (Mendikbudristek) mempunyai program-program yang bertujuan meningkatkan kapasitas pelaku usaha fesyen industri. Pendidikan diploma, kejuruan, dan perkuliahan bisa mendapatkan program subsidi dari pemerintah dengan dipasangkan oleh industrinya sendiri. Itu adalah suatu keterbukaan dalam meningkatkan talenta di dunia fashion Indonesia,” ungkap Svida Alisjahbana, Komite Bidang Media Relations Jakarta Muslim Fashion Week
Menyadari pentingnya peranan akademis terhadap perkembangan industri fesyen muslim ini, Jakarta Muslim Fashion Week merangkul berbagai sekolah fashion di Indonesia untuk menampilkan karya-karya mahasiswanya dalam Fashion Parade 1 acara Embracing Jakarta Muslim Fashion Week tanggal 18 November 2021 di Aquatic Gelora Bung Karno.
Hanni Haerani, M.M, Principal Islamic Fashion Institute, perwakilan dari fashion school pada press conference Fashion Parade 1 Embracing Jakarta Muslim Fashion Week mengatakan bahwa kerja sama yang melibatkan pentahelix atau multipihak untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia adalah hal yang sudah lama ditunggu-tunggu. Terutama kolaborasi antara industri fesyen muslim dengan akademisi yang memang perlu dilakukan untuk menghasilkan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
“Hal yang dipelajari di kampus haruslah berbanding lurus dengan industri. Seperti kita ketahui industri fashion ini bergerak sangat cepat jadi kurikulum kampus harus bisa menyesuaikan. Kolaborasi semua sektor ini bisa dilakukan dengan alur seperti akademisi melakukan riset dan pengembangan design, lalu dijadikan tren oleh desainer, dan dieksekusi oleh industri,” ujar Hanni Haerani.
Yosepin Sri Ningsih, M.Ds., Ketua Program Studi D3 Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha pun mengatakan bahwa pihak akademisi fesyen menyambut baik Jakarta Muslim Fashion Week yang diprakarsai Kementerian Perdagangaan dan KADIN ini.
“Lewat Jakarta Muslim Fashion Week ini, kami berharap kerja sama antar sektor industri semakin erat dalam membangun ekosistem fesyen di Indonesia. Ekosistem fesyen dapat hidup dengan dukungan penuh dari pemerintah, keberanian berbagai industri untuk peningkatan kualitas produk, serta kemajuan research dari pihak akademisi. Apabila kerja sama terjalin dengan baik, maka program-program yang dihasilkan pun akan semakin nyata membawa Indonesia sebagai fashion trendsetter di dunia, termasuk menjadi pusat fesyen muslim dunia,” ungkap Yosepin Sri Ningsih, M.Ds.
Pada Fashion Parade 1 Embracing Jakarta Muslim Fashion Week ditampilkan karya-karya dari para desainer muda berbakat yang berasal dari 15 fashion schools di Indonesia. Acara dibuka oleh Anne Patricia Sutanto, perwakilan KADIN sekaligus Wakil Ketua Komite Promosi Fesyen Muslim Indonesia dan dihadiri oleh Bapak Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek).
“Dari acara Jakarta Muslim Fashion Week sangat terlihat kebhinekaan Indonesia, dimana semua sektor saling berkolaborasi untuk memajukan fesyen muslim Indonesia. Kemendikbudristek sendiri telah menghadirkan berbagai skema kolaborasi antara dunia kerja dengan SMK dan kampus-kampus. Diantaranya program Kampus Merdeka untuk mahasiswa bisa mengasah kemampuan dengan terjun langsung ke dunia industri. Ini artinya semua industri fesyen, ataupun kosmetik bisa menjadi universitas selama satu semester. Semua kegiatan belajar di industri ini berakreditasi sehingga lulusannya mendapatkan sertifikat dan Kemendikbudristek akan mendanai biaya hidup para mahasiswa ini selama menjalani program,” jelas Bapak Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek).
Kelima belas fashion school yang tampil antara lain:
1. Institut Kesenian Jakarta
2. ISI Denpasar
3. Islamic Fashion Institute
4. Akademi Seni Rupa dan Desain ISWI
5. Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung
6. Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta
7. Institut Desain Dan Bisnis Bali
8. Universitas IBNU Khaldun Bogor
9. Sekolah Tinggi Desain Indonesia (STDI) Bandung
10. Universitas Kristen PETRA, Surabaya
11. Politeknik STTT Bandung
12. Telkom University
13. LaSalle College Jakarta
14. Universitas Ciputra Surabaya
15. Universitas Kristen Maranatha
***
Tentang Jakarta Muslim Fashion Week
Jakarta Muslim Fashion Week merupakan pekan fesyen muslim yang diprakarsai oleh Kementerian Perdagangan RI bersama KADIN. Acara Embracing Jakarta Muslim Fashion Week 2021 merupakan perkenalan pada Jakarta Muslim Fashion Week yang akan secara resmi diluncurkan tahun 2022 pada Trade Expo Indonesia ke-37. Acara Jakarta Muslim Fashion Week merupakan penegasan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia.
***
(Hotben)