Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BERITANasional

Lemhannas Gunakan Pendekatan Soft Power

35
×

Lemhannas Gunakan Pendekatan Soft Power

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Lemhannas Gunakan Pendekatan Soft Power

Jakarta, Gramediapost.com

Example 300x600

Lemhannas RI telah lama menggunakan pendekatan hard power untuk hasilkan kajian. Mencermati kesuksesan negara-negara maju, Lemhannas RI mendalami pendekatan soft power untuk hasilkan kajian Indonesia Menuju 2045. Hal ini disampaikan Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo sambutan saat peluncuran buku Menuju Indonesia 2045 di Lemhannas RI pada Rabu (6/10).

“Lemhannas sejak lama melakukan kajian yang bersifat hard power berkaitan dengan militer dan pendayagunaan kekuatan,” kata Agus saat peluncuran buku secara hybrid. Pendekatan ini untuk menganalisa kehidupan bernegara hubungan antar-negara dengan memperhitungkan faktor geo-politis dan geo-strategis.

Dalam ilmu hubungan internasional dipelajari bahwa hard power biasanya dilakukan dengan pola pendekatan koersif atau memaksa maupun dengan pendekatan membujuk lewat pemberian ganjaran. Baik secara transaksional maupun mengancam, pada akhirnya tujuan hard power adalah mencapai kemenangan atau membangun koalisi kemenangan.Pelengkap pendekatan hard power adalah soft power. pendekatan ini lebih berkarakter inspirasional. berusaha menarik simpati pihak lain melalui kecerdasan emosional, karisma, komunikasi yang persuasif, daya tarik ideologi visioner serta pengaruh budaya.

“Menjelang republik indonesia memasuki usia 100 tahun pada 2045 mendatang, kami merasa perlu mendalami pendekatan soft power. kita mesti belajar dari beberapa negara yang mengalami kemajuan pesat dalam beberapa dekade terakhir,” lanjut Agus.

Negara dengan budaya populer kini ikut mempengaruhi dunia lewat budaya berupa musik, tari, film dan makanan. bila sebelumnya budaya pop barat begitu mendominasi, sekarang kita lihat pengaruh budaya pop korea atau k-pop yang merasuki anak-anak muda di seluruh dunia termasuk di indonesia. bersamaan dengan serbuan musik, tari dan film korea, tumbuh subur pula aneka restoran yang menyajikan kuliner negeri ginseng itu. secara sukarela anak- anak muda juga belajar bahasa Korea demi bisa menikmati k-pop secara utuh.

Atas dasar perkembangan itulah kami memprakarsasi penulisan buku indonesia menuju 2045. dalam tempo 24 tahun menuju 100 tahun usia republik, kita mesti belajar bagaimana negara- negara itu berhasil membangun sumber daya manusia (sdm) yang unggul.
sumber daya manusia indonesia yang unggul akan mendatangkan kemakmuran, kesejahteraan, kesetaraan, keadilan sosial dan kepuasan bagi bangsa indonesia. sdm unggul juga akan membentuk ketahanan nasional yang kuat dan merekatkan nkri secara utuh. kita tak akan mudah dipecah belah atau diadu domba. bangsa indonesia akan menjadi kekuatan luar biasa yang berdiri sejajar dengan negara maju lain dan dihormati dalam percaturan global.

Belajar dari pengalaman negara-negara lain yang sudah lebih dulu maju dengan latar belakang ideologi, kultur, ras dan agama yang berbeda, kita mesti berani menancapkan tekad untuk bisa setara dengan mereka pada 2045. bila mereka bisa, kita juga harus bisa. apalagi titik awal kita sudah di level negara berpendapatan menengah bawah. bukan di level negara miskin dan harus bangkit dari puing-puing kehancuran seperti mereka dulu.

Peluncuran buku Indonesia Menuju 2045 melibatkan tiga instansi, yaitu Lemhannas RI, CSIS, dan Kompas. Ini sebagai gambaran bahwa menuju Indonesia unggul pada 2045 bukan semata-mata beban pemreintah, tapi juga melibatkan swasta dan media. Kolaborasi ini untuk mengembangkan kebijakan ini tidak inklusif, tidak hanya lembaga negara tapi juga swasta dan media.

Lauching buku ini berlangsung pada  Rabu, 6 Oktober 2021,  pukul 15.00 s.d. 18.00 WIB dilaksanakan secara hybrid dengan menghadirkan narasumber terkemuka, di antaranya, Gubernur Lemhannas RI , Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo; Menteri Koordinator Bidang Pembangunan manusia dan Kebudayaan RI, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P; Direktur Eksekutif CSIS, Phillips J. Vermonte; serta Direktur Komunikasi Kompas Group, Glory Ojong. Sebagai moderator adalah Tri Agung Kristanto, Wakil Pemred Kompas.

Kegiatan ini diharapkan mampu menggambarkan capaian dan juga tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menyongsong 100 tahun Indonesia Merdeka. Sehingga Indonesia mampu bersaing dengan negara lain untuk mewujudkan generasi emas Indonesia Maju.

***

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *