Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BERITANasional

Penangulangan HIV/AIDS Dimasa Pandemi Covid-19 dan Arti Pentingnya Sinergi Antar Lembaga serta Komunitas

19
×

Penangulangan HIV/AIDS Dimasa Pandemi Covid-19 dan Arti Pentingnya Sinergi Antar Lembaga serta Komunitas

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Penangulangan HIV/AIDS Dimasa Pandemi Covid-19 dan Arti Pentingnya Sinergi Antar Lembaga serta Komunitas

Jakarta, Gramediapost.com

Example 300x600

 

Diperlukan suatu sinergitas antar komunitas dan lembaga terkait dalam mencegah , menanggulangi, mengobati penderita HIV/ AIDS serta proses bantuan rehabilitasi.

Selain itu, orang yang terinfeksi HIV (ODHIV) diharapkan untuk diperlakukan sama seperti orang lain, hal ini diungkapkan Tri Wicaksono selaku Komisi Penanggulan AIDS (KPA) Kota Jakarta Selatan seksi Monitoring dan Pelaporan, usai diskusi bersama beberapa komunitas peduli AIDS, di Jakarta Selatan, (12/11).

“Pemerintah sudah all out, semua jajaran kesehatan sudah diperintahkan presiden untuk menanggulangi ini, dimulai dari bulan Maret, dengan kebijakan dan tindakan, serta menjalankan prilaku 3M. Disamping itu layananan kesehatan seperti rapid test sudah ada dipuskesmas yang sudah ditunjuk, kalaupun ada yang ditutup itupun adanya penyebaran virus covid- 19 akan dialihkan tempat layanan lain,” kata Tri.

Tri menjelaskan terkait pelayanan rapid test untuk ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) dimasa pandemi covid-19 tetap dilayani dengan baik.

Selanjutnya juga disampaikan, ada beberapa kebijakan untuk pelaksaan mobile Voluntary Counselling and Testing (VCT) atau pemeriksaan secara sukarela di tempat hiburan malam ditiadakan dahulu. Kalaupun sekarang sudah boleh tapi tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat.

“Kalau di Puskesmas pusat pelayanan stastis, datang dengan memeriksakan kesehatan dan pengambilan ARV tetap dilayani, hanya dibatasi jumlahnya dengan protokol kesehatan yang ketat,” ujar Tri.

Untuk masalah akses ARV
agar mengurangi frekuensi seringnya kepuskesmas dimasa pandemi, maka ada kebijakan mendapatkan stok obat langsung selama 3-6 bulan lewat pemberian obat multi-month dispensing (MMD).

Dikesempatan yang sama, Wulan perwakilan dari Fokal Poin Kota Jakarta Selatan, mengharapkan pemeriksaan dan penanggulan HIV /AIDS tidak hanya terfokus pada komunitas populasi kunci yang terdiri dari komunitas Pekerja Seks Perempuan (PSP), komunitas Transgender (TG) dan orang yang terinfeksi HIV (ODHIV). Akan tetapi juga kepada semua làpisan masyarakat yang mana sangat beresiko.

” Memang peran pemerintah sangat penting khususnya dalam situasi pandemi covid-19 saat ini,” ujar Wulan.

” Sebenarnya apa yang sudah dilakukan komunitas maupun LSM dibidang HIV sudah banyak yang sudah dilakukan, tetapi bagaimana caranya mengajak peran serta seluruh lapisan masyarakat juga ikut dalam penanggulangan HIV,” tuturnya.

Ia mencontohkan, bagaimana disuatu daerah atau wilayah yang didomisilinya tidak berani mengungkapkan kepada stakeholder, yang terkadang mereka datang ke kelurahan takut dengan identitasnya. Inilah salah satu peran dari Fokal Poin yang merupakan penyambung lidah bagi sekumpulan komunitas populasi kunci, dalam hal pendampingan bagi orang yang terinfeksi HIV.

“Bagaimana mereka bisa mendapatkan akses kesehatan tanpa memandang status sosial pekerjaan,” ujar Wulan.

Selanjutnya juga diharapkan terkait komunitas kunci, agar mereka lebih diperkenalkan lagi kearah sisi kegiatan positifnya.

“Mereka juga memiliki keahlian yang jelas berguna untuk masyarakat,” tegasnya.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *