Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BERITANasional

PENJELASAN HASIL SURVEI KPAI 2020

23
×

PENJELASAN HASIL SURVEI KPAI 2020

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

PENJELASAN HASIL SURVEI KPAI 2020

 

Example 300x600

Jakarta, Gramediapost.com

 

Merespon pemberitaan tentang Hasil Survei KPAI yang menyebutkan bahwa Ibu menjadi pelaku utama kekerasan fisik dan psikis kepada anak, KPAI menjelaskan isi survei secara utuh sebagai berikut:

1. Survei ini terdiri dari dua survei terpisah kepada anak dan kepada orang tua. Survei ini memiliki responden orang tua perempuan lebih besar yaitu 74,4% dan laki-laki 25,6%.

2. Pada hasil survei kepada anak menunjukkan bahwa pengasuhan dominan dilakukan ibu, mulai dari memberi tahu protokol covid, mendampingi anak saat belajar, mendampingi anak beraktivitas selain belajar selama pandemi covid, mengajak beribadah hingga mengajak peduli pada sesama. Sebanyak 21% ayah tidak pernah mendampingi anak belajar dan sebanyak 17,5% ayah tidak pernah mendampingi anak beraktivitas selain belajar.

3. Beban berat domestik bertumpu pada ibu selama covid 19 termasuk tanggung jawab pengasuhan. Kondisi ketidakadilan dalam urusan rumah tangga yang dialami ibu dan kekerasan dalam rumah tangga selama Covid 19 secara terus menerus berefek domino kepada anak.

4. Dalam survei ini ditemukan bahwa kekerasan fisik yang dialami anak antara lain mencubit (39,8%), menjewer (19,5%), memukul (10,6%), menarik (7,7%). Anak menyebut pelaku kekerasan fisik yaitu ibu sebanyak 60,4%, kakak/adik (36,5%), dan ayah 27,4%. Dari sisi orang tua, sebanyak 32,3% ayah dan 42,5% ibu menyatakan melakukan kekerasan fisik. Bentuk kekerasan psikis yang sering dialami anak antara lain dimarahi (56%), dibandingkan dengan anak yang lain (34%), dibentak (23%), dan dipelototin (13%). Menurut anak, pelaku kekerasan psikis yaitu ibu sebanyak 79,5%, ayah 42%, dan kakak/adik 20,4%. Dari sisi orang tua, sebanyak 69,6% ayah dan sebanyak 73% ibu menyatakan melakukan kekerasan psikis.

5. Dalam situasi covid 19 Ibu menjadi tumpuan pengasuhan dengan beban domestik yang berlipat, serta beban ganda yang juga dialaminya. Kondisi beban domestik dan psikologis ibu selama covid 19 tersebut dan kondisi anak yang bosan serta aktivitas anak yang dianggap kurang produktif seperti nonton TV (61%), tidur 60%, dan main game (49%) berakibat pada kekerasan. Keterbukaan perempuan dalam pengasuhan dibandingkan dengan kultur laki-laki yang cenderung tertutup dan menjaga image, serta dominannya data responden perempuan berdampak pada lebih banyaknya perempuan menjadi pelaku. Namun demikian, anak masih memiliki emosi positif meskipun mengalami kekerasan. Hal ini ditandai dengan senang memiliki waktu lebih banyak untuk membantu orang tua (60,3%), senang lebih dekat dengan orang tua (59,7%), senang memiliki kesempatan belajar dengan orang tua lebih banyak (40,5%).

6. Selain itu, data menunjukkan bahwa hanya 33,8% orang tua yang pernah mengikuti pelatihan atau memperoleh informasi tentang pengasuhan. Data ini juga menunjukkan adanya potensi gap antara apa yang dilakukan orang tua dan diterima anak dalam pengasuhan. Sehingga ke depan perlu peningkatan pemahaman tentang pengasuhan bagai ayah dan ibu sekaligus.

7. KPAI merekomendasikan bahwa ayah dan ibu harus bekerjasama dalam hal urusan rumah tangga dan pengasuhan. Hal ini akan berdampak positif pada anak dan mengurangi terjadinya kekerasan fisik dan psikis terhadap anak. Perlunya pembagian peran yang baik antara ibu dan ayah dalam mengasuh anak terutama dalam condisi Covid-19 ini. Ayah harus lebih banyak terlibat dalam pengasuhan anak, karena sejatinya anak memerlukan kedua orang tuanya. Kelekatan anak dengan orang tua sangat diperlukan untuk optimalnya tumbuh kembang anak. Selain itu, perlunya promosi layanan konsultasi dan penanganan kasus kepada anak dan orang tua agar jika mengalami kekerasan dapat mengadu ke tempat yang tepat dan ditangani dengan baik.

Salam Hormat,
Dr. Susanto, MA (Ketua KPAI)
Rita Pranawati, MA (Wakil Ketua)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *