Jakarta, Gramediapost.com
Industri waralaba Indonesia ditargetkan bisa tumbuh sebesar 10 persen baik dari sisi transaksi maupun jumlah gerai pewaralaba. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Andrew Nugroho, di sela-sela acara pembukaan pameran dan konferensi waralaba, International Franchise, License & Business Concept Expo & Conference (IFRA) 2019 di Jakarta (5/7). Kondisi ekonomi yang diperkirakan akan terus membaik ikut menjadi faktor pendukung optimisme pertumbuhan industri waralaba.
Pertumbuhan bisnis waralaba sebelumnya disampaikan oleh International Franchise Association dalam laporan Franchise Business Economic Outlook. Laporan tersebut menyatakan stabilitas ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan belanja konsumen menunjukkan sinyal positif. Laporan terbaru IFA menargetkan franchise di seluruh dunia tumbuh sekitar 2,6 persen. International Monetary Fund juga memberikan laporan positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meski secara global IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya berkisar 3,7 persen, beberapa negara termasuk Indonesia diprediksi memiliki pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelaku waralaba asing untuk membuka bisnis di Indonesia.
Ketertarikan waralaba asing untuk masuk ke Indonesia terlihat dari kerjasama yang telah dilakukan oleh Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) dengan Korea Franchise Association (KFA). Pada pameran kali ini, sebanyak 10 perusahaan waralaba Korea ikut meramaikan IFRA 2019. AFI berharap kerjasama ini juga akan membuka peluang pewaralaba Indonesia untuk membuka franchise di Korea. Selain Korea beberapa negara lain yang ikut berpartisipasi pada IFRA 2019 adalah Filipina, Hong Kong, dan Singapura.
Dari sisi produk, sektor makanan dan minuman masih mendominasi industri waralaba. Andrew menyatakan peluang bisnis di sektor makanan dan minuman masih sangat besar. Masih banyak wilayah di Indonesia yang bisa dijangkau untuk mengembangkan bisnis waralaba. Pertumbuhan ekonomi dan perbaikan infrastruktur ikut berperan dalam mendorong pertumbuhan ini.
Pameran IFRA 2019 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) dan Dyandra Promosindo, akan berlangsung hingga Minggu (7/7) menawarkan banyak peluang bisnis bagi calon pengusaha waralaba. Pengunjung bisa mendapatkan peluang di berbagai sektor atau kategori waralaba dengan nilai investasi yang cukup fleksibel. Salah satu peserta bahkan terlihat menawarkan nilai investasi yang dibuat dalam skema harian dan cukup menarik perhatian pengunjung.
IFRA 2019 menampilkan program-program menarik di Main Stage pada hari kedua antara lain talkshow mengenai peluang bisnis waralaba di bidang pendidikan yang dibawakan oleh Infinity Space, konsultasi bisnis fengshui dari Whee, tips kecantikan dari Martha Tilaar, dan membahas peluang bisnis air minum dari GO Flow. Dari rangkaian talkshow ini juga dihadirkan tips-tips waralaba dari FT Consulting mengenai waralaba sebagai mesin keuangan bulanan dan “Growing Business Faster and Cheaper” dari Sarosa Consulting. Selama penyelenggaraan pameran, setiap harinya pihak panitia menyiapkan beragam topik diskusi yang akan memperkaya pengetahuan pengunjung mengenai bisnis waralaba.
Selain itu digelar pula International Franchise Conference & Award, yang menghadirkan Seminar dari Albert Kong selaku Chief Executive Officer Asia Wide Franchise Consultant PTE LTD yang membawakan tema “Going International – Important Knowledge”, serta seminar dari Djoko Kurniawan mengenai “Brand & Branding”. Pada sesi kali ini juga ada penghargaan “Indonesia Franchise of The Year” sebagai apresiasi bagi waralaba Indonesia yang semakin berkembang.
“Kami menampilkan sesi-sesi talkshow mengenai tips waralaba atau dunia bisnis pada umumnya, mengingat banyak faktor yang perlu dipertimbangkan baik dari sisi modal, manajemen, keuangan, dan lain-lain untuk mengembangkan usaha. Penjelasan para ahli yang menjadi pembicara di sesi talkshow selama pameran IFRA 2019 tentu akan menjadi masukan berharga bagi para pengunjung yang ingin memulai bisnis waralaba mereka sendiri ataupun pelaku bisnis yang sudah berjalan,” pungkas Raenita Pristiani Aktuariana, Project Manager IFRA 2019.
(Hotben)
***