Jakarta, Gramediapost.com
Hari-hari ini kebangsaan kita sedang diuji. Kita saksikan rajutan kebhinekaan Indonesia berada dalam gangguan serius. Berbagai kasus kekerasan bernuansa agama yang marak pada awal tahun ini di berbagai daerah dalam bentuk serangan fisik terhadap tokoh-tokoh berbagai agama dan persekusi terhadap minoritas keagamaan, dan banyak dimensi lain dari kekerasan yang terjadi, menunjukkan adanya ancaman serius terhadap kebhinekaan. Ikatan kebangsaan yang dibangun oleh para pendiri Negara-bangsa sedang dalam pertaruhan.
Republik Indonesia sejak kelahirannya dirancang oleh para pendirinya, para pendahulu kita, untuk menjadi negara pluralis, negara bhinneka yang inklusif lagi toleran, negara “satu untuk semua, semua untuk satu”, negara “Bhinneka Tunggal Ika”. Oleh karena itu menjaga dan memperjuangkan kebhinekaan agar tetap menjadi warna dan nuansa Republik, merupakan kewajiban dan tanggung jawab kita semua sebagai pewaris Indonesia merdeka. Membiarkan intoleransi, diskriminasi, persekusi, dan segala ancaman atas kebebasan beragama/ berkeyakinan sebagai salah satu ruh kebhinekaan nyata-nyata merupakan pengkhianatan atas amanat kebangsaan yang dimandatkan kepada kita sebagai penerus dan pengisi kemerdekaan Indonesia.
Perkembangan terkini di tengah-tengah Republik mestinya menggugah kita semua untuk mencurahkan perhatian lebih bagi upaya menjaga dan memperjuangkan kebhinekaan sebagai jati diri kebangsaan Indonesia. Berkaitan dengan itu, kami menyampaikan 6 seruan moral sebagai berikut.
1. Merawat, menjaga dan memperjuangkan kebhinekaan Indonesia pada dasarnya merupakan kewajiban seluruh elemen bangsa dari berbagai latar belakang primordial berbasis suku/etnis, agama, ras, golongan dan daerah.
Maka kita semua harus mengeluarkan segenap upaya yang efektif untuk mencegah dan menangani setiap ancaman atas kebhinekaan tersebut.
2. Pemerintahan Negara sebagai pengelola berbagai sumber daya politik hukum dan keamanan harus mengambil tindakan yang tepat lagi professional dalam merespons setiap upaya untuk mengancam kebhinekaan dan memecah belah antar elemen bangsa yang bhineka.
3. Presiden Joko Widodo berulangkali menegaskan bahwa “tidak ada tempat bagi intoleransi di Indonesia” dan “kebebasan beragama merupakan hak setiap warga negara yang dijamin konstitusi”. Maka, standing position Presiden tersebut harus memberikan energi tambahan bagi setiap aparat pemerintahan di bawah kendali Presiden untuk menindak setiap ancaman atas kebhinekaan.
4. Kompetisi di setiap perhelatan politik, termasuk Pemilihan Kepala Daerah secara serentak di 171 daerah pada tahun ini, juga Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden/Wakil Presiden tahun depan, tidak boleh menggunakan cara-cara Machiavelis melalui politisasi agama, kampanye hitam, dan syiar kebencian berbasis sentimen SARA yang dapat mengancam kohesi sosial, kebhinekaan, dan integrasi nasional.
5. Setiap elemen masyarakat, khususnya yang memiliki peran di bidang pendidikan, baik di institusi-institusi pendidikan resmi maupun pendidikan kemasyarakatan juga pendidikan di tingkat keluarga, perlu mengambil peran lebih untuk menanamkan bahwa kebhinekaan merupakan ruh kebangsaan kita, sehingga setiap orang harus memiliki ‘cipta, rasa, dan karsa’ untuk berinteraksi secara damai dalam perbedaan dan keberagaman.
6. Para tokoh dan pemuka agama, sebagai simpul utama spiritualitas-keagamaan dalam dimensi transendental maupun sosial, memiliki peran sentral dalam merawat, menjaga, dan memperjuangkan kebhinekaan dalam kehidupan kebangsaan Indonesia. Oleh karena itu mereka harus memastikan bahwa pendidikan dan pengajaran keagamaan efektif membentuk kepribadian bangsa dan mencegah segala upaya yang dapat memecah-belah antar elemen bangsa dengan menggunakan sentimen-sentimen keagamaan.
Jakarta, 20 Februari 2018
Atas Nama Warga Negara Indonesia
Azyumardi Azra Pemikir Islam
Saparinah Sadli Tokoh Perempuan
Musdah Mulia Pemikir Islam
Sulistyowati Irianto Akademisi UI
Haryadi Akademisi Unair
Mochtar Pabotinggi LIPI
Pdt. Weinata Sairin Teolog
Robikin Emhas PBNU
Abdul Munir Mulkan Muhammadiyah
Abdul Mu’ti Muhammadiyah
Franz Magnis-Suseno Tokoh Katolik
HS Dillon Aktivis HAM
Marzuki Darusman Aktivis HAM
Benny Soesetyo Tokoh Katolik
Gomar Gultom Tokoh Protestan
Jeirry Sumampow Tokoh Protestan
Renaldy Damanik Tokoh Protestan
Bikshu Jayamedo Tokoh Budha
Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir Tokoh Perempuan
Balwath Sigh Tokoh Sikh
Hendardi Setara Institute
Zumrotin Aktivis HAM
Henny Supolo Yayasan Cahaya Guru
Syamsiah Ahmad Ex. Anggota Committee CEDAW PBB
J Kristiadi Pengamat Politik
Muradi Akademisi Unpad
Bivitri Susanti Akademisi Jentera
Ismail Hasani UIN Syarif Hidayatullah
Halili Akademisi UNY
Ade Armando Akademisi UI
Dian Noerswantari Akademisi Univ Surabaya
Titiek Kartika Akademisi Univ. Bengkulu
Pieter George Manoppo Akademisi (Peneliti & Penulis)
Herlambang P. Wiratraman Akademisi Unair
Sugeng Teguh Santoso
Luhut MP Pangaribuan
Hendri Saragih
Pinky Saptandari Endang Pratiwi
MaylingOey-Gardiner
Maria Ulfa Anshor
Saor Siagian
Donny Gahral Adian Akademisi UI
Majda El Muhtaj Akademisi UNIMED
Arikhah Akademisi UIN Walisongo
Agustina Dewi Akademisi Univ. Jember
Bonar T Naipospos Setara Institute
Andreas Harsono HRW
Syamsul Alam Agus YSK
Yati Andriyani Kontras
Sudarto PUSAKA
Sumarsih JSKK
John Muhammad Aktivis 98
Erasmus Napitupulu ICJR
Emerson Juntho ICW
Ahmad Junaedi Sejuk
Damar Juniarto SafeNet
Al Araf Imparsial
Wahyudi Djafar Elsam
Nawawi baharuddin LBH Pers
Usman Hamid AII
Mufty Maakarim Syiar Nusantara
Haris Azhar Lokataru
Kaka Suminta KIPP
Pipit Rochiyat Kartawijaya Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD)
Nia Syarifudin Aktivis Kebangsaan
Rumadi Ahmad Lakpesdam PBNU
Zuhairi Misrawi Moderate Muslem Society
Aldrin Situmeang Serikat Alumni Jerman
Sabastian Salang Formappi
Neng Dara Affiah Muslimat NU
Dolorosa Sinaga Aktivis Kemanusiaan
Sekar Pireno KS Aktivis Perempuan
Emmy Hafid Aktivis Lingkungan
Abdullah Darraz Ma’arif Institute
Titi Anggraini Perludem
Totok Yulianto PBHI
Muhammad Hafidz HRWG
Wawan Gunawan Jaringan Kerja Antar Iman
Palti Panjaitan Sobat KBB
Dwi Rubiyanti Kholifah Country Representative AMAN
Rafendi Djamin Ex. Komisioner Komisi HAM ASEAN
Nong Darol Mahmada Salihara
Wahyu Susilo Migrant Care
Moegiyanto INFID
Bambang Joedopramono Prodem
Abdullah Alamudi Tokoh Pers
Aboeprijadi Santoso Jurnalis Senior
Despen Ompusunggu Jurnalis Senior
Gun Gun Heryanto Pengamat Politik
Connie Rahakundini Bakrie Pengamat Intelijen
Effendi Gazali Pengamat Komunikasi UI
Ray Rangkuti Pengamat Politik
Bonnie Hargens Pengamat Politik
Riza Primahendra Pengamat Sosial
Tarlis L Himpunan Mahasiswa Islam
M. Arsyad Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia
Hafidz Prayogi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Harry Pontoh Peradi
Rambun Tjayo Peradi
Dwiyanto Prihartono Peradi
Robert Keytimu TPDI
Petrus Salestinus TPDI/Advokat Pancasila
Hardi Danuwijoyo Seniman
Muna Panggabean Novelis
Niluh Djelantik Aktivis Perempuan
Hendri Sandra Amelia Moeis Aktivis Kemanusian
Kencana Indrishwari Pengiat Sosial Politik Kemanusian
Sri Gustini Aktivis Perempuan
Caroline J. Monteiro Aktivis Perempuan
Valentina Sagala Aktivis Perempuan
Damianus Taufan Aktivis HAM
Witaryono Reksoprojo TPDI
Abdurrahman Wahid PMII
Soleh Marzuki Jaringan Pengajian Kebangsaan
Mike Verawati Koalisi Perempuan Indonesia Wilayah DKI
Damaria Pakpahan Yayasan Perlindungan Insani
Dewi Tjakrawinata Yapesdi
Misiyah Institute KAPAL Perempuan
Salma Safitri Suara Perempuan Desa
Listyowati Kalyanamitra
Maulani A Rotinsulu Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia
Sri Nurhayati Aktivis Perempuan
Redy Saputro Peace Leader Indonesia
Muhammad Saiful Haq Majelis Rupa Kreasi
Yudha Irlang Ansipol
Dete Aliah Serve Indonesia
Milastri Muzakkar AMAN Indonesia
Suraiya Kamaruzzaman Balai Syura Ureung Inong Aceh
Farha Ciciek Tanoker Jawa Timur
Hikmah Bafaqih Fatayat NU Jatim
M. Syauqillah Pengamat Timur Tengah
Dian Kartika Sari
Sylvana Apituley
Ratna Batara Munti
Max Ohandi
Erna Suryadi
Mardiah
Dedy Setiarumawan
Rumiyati
Henricus MWP
SoetjahjoReksoprojo
Yuni Sri Rejeki
Ellyah Wijaya
Maya Aprilia
Linda Hamid
Badriyah Fayumi
Trisno S. Sutanto
Adhi Ayoe Yanthy
Ekasari
Syahna Rahmah
Amilia Renita Az
Mardiana
Koalisi Perempuan Indonesia
Pengiat Perempuan Papua
JKP3/ Asosiasi LBH APIK Indonesia
Yayasan Budaya Mandiri
Gender Harmony
AMKRI
Negeriku Indonesia Jaya (NInJa)
KPKB/Garnita Malahayati
Yayasan Gugah Nurani
Persaudaraan Alumni Mesin Usakti
KePPaK
KePPaK
KePPaK
Komunitas Insan Psikologi Indonesia (KIPI)
ALIMAT
MADIA (Masyarakat Dialog Antar-Agama)
Pergerakan Sarinah
KerLiP DPD Jawa Barat
Forum Remaja
OASE
Negeriku Indonesia Jaya (NInJa)
Ernawaty
Sisca Rumondor
Peni Agustini
Wilman Dahlan Mansoer
Lukman S Sriamin
Irina Pendjol
Budiarti
Erasmus Napitupulu
Susianah Affandy
M. Kanang
Helena Liswardi
R. Dhia Prakesha Yoedha
Pujiwati
Rini Harsari
Ermelina Singereta
Johannes Rumeser
Ningsih
WienDamona
Livia Iskandar
Helga Worotitjan
Sulistyani
Djoko Kusumowidagdo
Yus Mashfiyah aktif
Lucia Wenehen
Inawati
Kanisius Rarih
FR. M. Widyarsono
Bagus M
Wahyudi Suhartono
Melly Setyawati
Andy Lestanto
Wiwid Setya Adi
Zahra
Negeriku Indonesia Jaya (NInJa)
Negeriku Indonesia Jaya (NInJa)
Jurnalist
Komunitas Insan Psikologi Indonesia (KIPI)
Komunitas Insan Psikologi Indonesia (KIPI)
Komunitas Insan Psikologi Indonesia (KIPI)
KePPaK
Institute for criminal justice reform (ICJR)
Lembaga Kemaslahatan Keluarga PBNU)
Negeriku Indonesia Jaya (NInJa)
AMKRI
Pergerakan Sarinah.
KePPaK
Komunitas Insan Psikologi Indonesia (KIPI)
Peradi
Komunitas Insan Psikologi Indonesia (KIPI)
Komunitas Insan Psikologi Indonesia (KIPI)
Komunitas Insan Psikologi Indonesia (KIPI)
Komunitas Insan Psikologi Indonesia (KIPI)
Inspirasi Indonesia (Forum Survivor)
Jaringan Kemandirian Nasional/BK 52
OBI Karakter Solusindo.
Srikandi Lintas Iman Yogyakarta
ICRP
KP2D
Lintas Profesi
Lintas Profesi
Lintas Profesi
Persaudaraan Alumni Mesin Usakti
Aktivis Perempuan
OASE
OASE
OASE