Jakarta, Suarakristen.com
Beberapa waktu lalu (8-9/7) Lembaga Keumatan Kristen mengaktifkan kembali Gerakan Siswa Kristen Indonesia (GSKI) dengan menyelenggarakan Kongres Luar Biasa. KLB dilaksanakan setelah GSKI mengalami kevakuman sejak Kongres terakhir tahun 1966 di Surabaya, namun tetap aktif di Sulawesi Utara sampai sekarang. Reaktifasi GSKI digagas antara lain oleh Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI), dan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI).
Alasan pengaktifan ini mengingat bahwa hari ini proses pengkaderan generasi muda Kristen mengalami degradasi yang cukup dalam karena hilangnya akar di segmentasi siswa. Hal ini semakin terasa ketika serangan perkembangan IT semakin banyak menggantikan pendidikan karakter. Sehingga perlu kembali mengaktifkan wadah pendidikan kader ekstra gerejawi yang mampu menanamkan nilai-nilai Nasionalisme dan Kekristenan.
Pada jaman Orde Baru, OSIS dibentuk untuk untuk menggantikan organisasi ekstra sekolah yang secara politik sangat kuat. Hal ini juga yang membuat GSKI menjadi vakum kecuali di Sulawesi Utara dan beberapa sekolah lain di beberapa kota.
Kehadiran GSKI juga akan memberikan kritik terhadap kebijakan pemerintah (Mendiknas RI) yang menetapkan Full Day School tanpa fleksibilitas antara sekolah negeri maupun swasta, antara sekolah kota maupun desa. Padahal banyak sekolah yang siswanya sulit mengadaptasi kebijakan ini, karena tidak sesuai dengan kultur keseharian siswa-siswa.