Oleh: Hotben Lingga
Jakarta, Suarakristen.com.,
“Yayasan Toba Blue Green didirikan untuk memajukan pariwisata Danau Toba menjadi destinasi Wisata Kelas Dunia. Agar nilai jual pariwisata Danau Toba meningkat dan semakin mendunia. Danau Toba memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi destinasi wisata dunia, asalkan seluruh pihak (pemda, pemerintah pusat, masyarakat dan pengusaha) mau lebih bekerja keras, bersinergi dan bergotong-royong dalam mengembangkan Danau Toba. Visi dan misi Yayasan Toba Blue Green adalah memajukan Pariwisata Danau Toba menjadi salah satu pusat wisata dunia yang terbesar, paling banyak dikunjungi wisatawan, -dengan mensinergikan seluruh potensi dan jaringan yang ada untuk dikolaborasikan secara komprehensif dan integral. Pengembangan Sumber daya manusia dan karakter akan menjadi fokus utama Yayasan Toba Blue Green”demikian disampaikan Ketua Umum Yayasan Toba Blue Green, DR. Marlen Samosir, kepada pers, di sela sela acara ini, di Hotel Sultan, Jakarta (2/4/17).
Ungkap DR. Marlen Samosir lebih lanjut,”Kehadiran Miss Universe 2016 (Iris Mittenaere), Puteri Indonesia 2017 (Bunga Jelitha Ibrani), Puteri Indonesia Pariwisata 2017 (Karina Nadila), dan penyanyi dunia Daniel Powter adalah kegiatan untuk mempromosikan Danau Toba sebagai destinasi wisata dunia. Panitia memanfaatkan momentum pemilihan Puteri Indonesia untuk mempromosikan Danau Toba ke tingkat dunia. Miss Universe 2016 mewakili benua Eropa karena berasal dari Perancis dan Daniel Powter sebagai penyanyi terkenal mewakili benua Amerika. Kepada mereka diperkenalkan wisata di Sumatera Utara dan musik Batak. Kita mendapuk mereka sebagai duta-duta dunia agar memperkenalkan wisata dan musik Batak ke negara masing-masing.
Seusai acara deklarasi ini, kita akan turun ke Danau Toba. Ke depan kita akan fokus bagaimana membentuk karakter, menata lingkungan, dan seni budaya. Ketiga hal ini patut kita kembangkan. Kita akan melangkah ke Danau Toba.”
Menurut Marlen Samosir, ada banyak hambatan dalam mengembangkan wisata Danau Toba selama ini. Seperti faktor kualitas SDM, salah kelola lingkungan dan pembangunan Infrastruktur juga masih kurang. Yang terpenting adalah membangun karakter hospitility, karena menawar barang saja masih susah. Kondusifitas juga dibutuhkan agar wisatawan manca negara merasa enjoy dan nyaman.
Yayasan Toba Blue Green ke depan akan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait. Yayasan bersifat independen dan bukan menjadi underdog kementerian periwisata. Yayasan ini justru membantu pemerintah yang telah giat mengembangkan dunia wisata, khususnya Danau Toba untuk menambah pendapatan atau ekonomi daerah khususnya. Jika itu bisa diciptakan tentu akan bisa dinikmati oleh semua orang dan wisatawan domestik dan manca negara. Dengan keindahan Danau Toba yang mengagumkan, kita bisa menciptakan lingkungan yang blue green dan luar biasa.
Kami akan fokus pada kegiatan tiga hal tersebut, termasuk membangun karakter. Kita akan memulai dari anak-anak yang kecil seusia PAUD dan Sekolah Minggu. Seusai mereka mengikuti pendidikan dini tersebut, kita akan memberikan pengetahuan mengenai karakter. Dari usia dini tersebut lebih mudah. Maka dalam 10 tahun ke depan akan melahirkan potensi-potensi yang hospitilitynya bagus. Lingkungannya bisa dibangun mereka. Inilah harapan kita.’
Tegasnya lagi,”Kami akan fokus kepada visi utama: bagaimana membangun kawasan Toba menjadi tujuan wisata internasional, bagaimana sarana dan prasarana dibangun sesuai standar internasional. Kampung-kampung di sana juga akan direvitalisasi dan perlu dibangun homestay. Membangun hotel tidak memungkinkan. Yang perlu dikembangkan adalah desa-desa wisata, sehingga muncul keunikan masing-masing. Perlu kita buat peta desa. Dari situ akan tahu seluruh potensinya. Dengan tata ruang yang ada kita membangun secara berkesinambungan dan tidak overlap dengan yang lain, masing-masing daerah menjadi kredibel.’
Hadir dalam acara tersebut antara lain Dirut BODT Arie Prasetyo, Basar Simanjuntak (Direktur Pemasaran BODT), Adelbert Simanjuntak, Rajamuda Sidabutar, Paul Nainggolan, dan tokoh-tokoh masyarakat Batak yang lain,serta Perwakilan dari beberapa kementerian.
Ketua Panitia acara ini adalah Posman Butar Butar. Penyanyi Tetty Manurung, Trio Lopez Sitanggang, Musisi Togarma Naibaho, turut memeriahkan acara yang diikuti oleh sekitar 400 peserta ini. MC adalah Yan Berlin Panjaitan dan Farhanisa (Puteri Indonesia Sumatera Utara)