PM Inggris, David Cameron: “Inggris adalah Negara Kristen!”

0
1125
PM Inggris "David Cameron"
PM Inggris “David Cameron”

“Inggris adalah sebuah negara Kristen. Saya percaya kita harus lebih percaya tentang status kita sebagai sebuah negara Kristen. Karena itu, Kita harus lebih ambisius memperluas peran organisasi-organisasi berbasis keagamaan. Saya ingin “menginfus” politik dengan nilai-nilai dan idealisme Kristen seperti tanggung-jawab, kerja keras, toleransi, pelayanan sosial, amal, kerendahan hati dan kasih. Saya sungguh menghargai peran nasional Gereja. Gereja merupakan bagian vital dalam sejarah Inggris. Sebagai anggota Gereja Inggris, saya mengapresiasi liturgi, arsitektur dan warisan budaya Kristen. Anak-anak dibesarkan dalam sistim pendidikan Gereja Inggris yang unggul.” demikian disampaikan PM Inggris dalam sebuah acara Paskah beberapa waktu lalu di London, Inggris.

“Dalam zaman sekuler sekarang ini, orang Kristen harus lebih Injili imannya. Karena dengan iman yang lebih Injili kita bisa merasakan “kuasa kesembuhan dari Gereja”. Orang Kristen agar bersikap Injili agar bisa membuat perbedaan dalam kehidupan di masyarakat. Iman yang lebih Injili bisa menjadi penuntun atau pendorong orong ke jalan yang benar. Terus terang, Iman yang lebih Injili yang lebih mendorong kita bisa tampil beda dalam kehidupan sosial. Umat Kristen harus lebih percaya, lebih beriman, antusias dan“ambisius”. Secara pribadi saya merasakan “Kuasa kesembuhan Gereja”. Pelayanan pastoral Gereja telah sangat berperan dalam memperbaiki masyarakat dan memajukan pendidikan bagi masyarakat. Ajaran Kristen bisa membantu kita memiliki nilai-nilai yang kuat bagi bangsa Inggris. Hal yang sangat baik apabila nilai-nilai Kristen bisa kembali menjadi acuan moral bagi masyarakat Inggris. Orang Inggris harus membela Kekristenan..”tegas Cameron.

Cameron menyatakan “pemerintah seharusnya berfungsi seperti Gereja, yaitu berusaha memperbaiki keadaan moral dan spiritual bangsa.” Cameron menegaskan kembali kekagumannya pada nilai-nilai dan iman Alkitabiah.

Akan tetapi, Cameron menegaskan, dengan menyebut Inggris sebagai negara Kristen, tidak berarti ia menyepelekan agama-agama lain. Cameron menekankan bahwa Kekristenan mengajarkan toleransi dan kasih yang tulus kepada setiap orang dan memberikan ruang yang lebih bebas pada agama-agama lain untuk bisa hidup berdampingan dan berkembang.

Baca juga  Hasil Riset-Investigasi 3 Profesor Cina: Misionaris Kristen Protestan Peletak Fondasi Mujizat Pertumbuhan Ekonomi & Kemajuan Cina.

Menanggapi pernyataan Cameron bahwa orang Inggris harus percaya diri menyebut status Inggris sebagai negara Kristen, Uskup Agung Canterbury, Justin Welby, mendukung pandangan PM Inggris itu. “Suatu fakta historis bahwa hukum, etika, dan budaya Inggris didasarkan atas ajaran-ajaran dan budaya Kristen. Sistim peradilan, kesehatan, nilai-nilai kemanusiaan Inggris memancarkan nilai-nilai Yesus Kristus.”paparnya.

PM Inggris itu juga menyatakan rasa damainya ketika melakukan “ziarah kecil” beribadah ke Gereja Holy Nativity, di Yerusalem, saat melakukan kunjungan diplomatik ke Israel. “Maret tahun ini Saya akhirnya datang ke tempat dimana Juruselamat kita lahir dan disalibkan. Ini tempat yang luar biasa, hebat. Yesus telah mentransformasi masyarakat 2000 tahun lalu. Orang Kristen juga harus selalu berusaha mentransformasi masyarakat dengan nilai-nilai Injil. Agenda pemerintah untuk pembaharuan kesejahteraan, bantuan luar negeri dan memerangi perbudakan modern sama dengan misi “Injili”. Apa yang lebih kita butuhkan adalah penginjilan yang lebih intensif, lebih beriman agar kita benar-benar bisa mengubah kehidupan masyarakat dan memperbaiki keadaan spiritual, fisik dan moral negara kita”

Gereja Inggris (Church Of England), sebagai gereja Protestan terbesar di Inggris merupakan penyelenggara pendidikan swasta terbesar di Inggris, dengan jumlah siswa hampir satu jiwa orang.

 

Melawan Kaum Sekuler

Perdana Menteri Inggris mendorong kaum Protestan Injili di Inggris agar melawan balik kaum sekuler Inggris. Kaum Injili harus melakukan serangan balik melawan agenda anti-Kristen.

Kelompok “British Humanist Association” mempunyai agenda menjadikan Inggris menjadi bangsa tak bertuhan (atheis). Target utama kaum sekuler atheis ini adalah menghancurkan nilai-nilai dan warisan Kristen di Inggris.

Berbagai cara dan strategi dilakukan kaum atheis dalam “memerangi” dan membajak Kekristenan. Mereka antara lain membangun sebuah “Gereja Atheis”  yang kecil di London, Inggris, tahun 2013 lalu. Target “Sinode Gereja Atheis” ini adalah  membuka 100 pos PA (pekabaran atheisme) sampai akhir tahun 2014 ini. Saat ini mereka sudah membuka pos “kebaktian/ibadah” mingguan di Singapura, Afrika Selatan, Malaysia, Budapest, Australia dan AS. Di AS saja sudah 27 Gereja Atheis. Saat ini mereka sudah membentuk 274 tim “misionaris” untuk dikirim ke banyak negara. Gereja ini sedang berkembang pesat. Saat ini mereka sedang merencanakan membangun 400 Gereja Atheis di lima benua. Gereja Atheis didirikan oleh Pippa Evans dan Sanderson Jones.

Baca juga  World Evangelical Alliance (WEA): AS harus Mendesak Arab Saudi untuk Menghormati Kebebasan Beragama

Gereja Atheis ini merayakan kehidupan tanpa Allah, memberitakan atheisme, “Allah sudah mati”. Cara kebaktian Gereja Atheis ini tidak jauh berbeda dengan kebaktian gereja sebagaimana mestinya: ada seorang pengkotbah (yang diundang dari seluruh dunia), iringan musik (menyanyi), tari-tarian, pelajaran (katekisasi), dan kesaksian-kesaksian.Hal yang tidak ada adalah “Tuhan” dan “Alkitab”. Gereja Atheis ini meniru struktur gereja tradisional agar bisa berkembang. Sejak didirikan Januari 2013, Gereja Atheis bertumbuh 25% setiap bulan. Target mereka adalah agar 1,1 Milyar orang tak beragama menjadi anggota Gereja Atheis ini! Mereka berambisi membangun gereja tak bertuhan di setiap kota besar, kota kecil dan desa-desa. Namun, gereja ini berbeda dengan Gereja Setan, karena Gereja ini tidak mengakui keberadaan setan, Iblis atau roh-roh jahat. Tuhan Gereja ini hanya rasionalitas. Seperti dikatakan olah Sanderson Jones, salah seorang pendiri Gereja ini, kita lahir dari ketiadaan, maka kita akan kembali kepada kehampaan. Neraka atau surga tidak ada, jadi hidup harus dinikmati.

Tanggal 4 Mei 2014 lalu mereka menggelar Sidang Raya pertama di London, untuk merumuskan “doktrin”, struktur dan sistim organisasi dan program kerja.

Kekristenan Mulai Bersemi Kembali di Inggris

Perayaan Paskah, PM Inggris "David Cameron"
Perayaan Paskah, PM Inggris “David Cameron”

Sensus 2013 menunjukkan 59% penduduk Inggris menyatakan diri mereka beragama Kristen. Ada tiga aliran besar Protestan yang kuat, yaitu Gereja Inggris (Church of England) yang umumnya disebut Gereja Anglikan; Gereja Methodis dan Baptis. Gereja Inggris memiliki paling sedikit 16.000 gereja dan 42 Katedral. Jumlah kaum Anglikan di seluruh dunia saat ini adalah lebih dari 70 juta jiwa.

Sebuah sensus terhadap semua gereja di London dilakukan oleh kaum Protestan Injili Inggris pada bulan Januari 2013 menyatakan bahwa jumlah gereja di London saja semakin bertambah. Pada tahun 2005 ada 4100 gereja di London. Pada tahun 2012 jumlah gereja di London menjadi 4800. Berarti ada kenaikan jumlah gereja sebanyak 700 buah. Hal ini menunjukkan bahwa Kekristenan di Inggris (dari tahun 2005-2012) sedang bersemi kembali. Dari tahun 2005-2012 setiap minggu dibangun 2 gereja baru di London saja.

Baca juga  2 Juta Umat Protestan Brasil Mengepung Sao Paulo Dalam Acara “March For Jesus”

Menurut laporan survei Lausanne Global Analysis ini, Gereja kaum imigran yang paling berkembang yaitu sebanyak 500 gereja, – 200 gereja lebih merupakan Gereja kaum kulit hitam (umumnya dari Ghana, Nigeria dan negara-negara Afrika lainnya). Ada 400 gereja berlatar belakang imigran dari Hindia Barat. Banyak aliran Protestan yang mendirikan gereja-gereja baru di London, sesuai etnis dan asal negara masing-masing, misalnya, misalnya Urdu Methodist Church, Ghanaian Seventh-Day Adventist, South African Anglican Church, Polish Lutheran Church, Chinese United Reformed, Spanish Baptist Church, dan lain-lain. Paling sedikit ada 54 gereja suku bangsa yang berbeda di London! Banyak Gereja yang bersifat interdenominasi, menyebut diri mereka “internasional” dan “Segala Bangsa”.

Semoga Inggris bisa kembali menjadi salah satu pusat Reformasi Protestan (jilid kedua) dan pusat Kebangunan Rohani (Revivalisme/Great Awakening) Baru, seperti yang dilakukan para revivalis Protestan seperti John Wesley, Charles Wesley, Jonathan Edwards, George Whitefield, John Knox, Daniel Rowland, Howel Harris, William Williams, John Newton, Thomas Chalmers, John Nelson Darby, William Booth, William Wilberforce, Duncan Campbell, dan lain-lain. Amin! (Hotben Lingga)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here