Yunglitar Puwito
Kekristenan yang alkitabiah merupakan agama yang rasional, masuk akal dan berdasarkan fakta dan kebenaran. Kita bisa menguji klaim-klaimnya secara intelektual, historis dan logis. Salah sekali kalau ada orang yang mempropagandakan bahwa untuk menjadi Kristen orang harus menanggalkan inteleknya dan menerima secara membabi buta apapun yang dikatakan Alkitab. Banyak kaum sekularis yang mengklaim bahwa orang Kristen bergantung pada iman yang buta dan percaya pada hal-hal yang bertentangan dengan sains dan akal budi. Akan tetapi, ada banyak bukti rasional tentang kebenaran agama Kristen. Dan fakta-fakta menunjukkan bahwa sains dan Alkitab itu selaras dan akur.
Diantara semua agama dan filsafat, bagaimana kita tahu Kekristenan itu yang benar?
Karena kekristenan mengajarkan filsafat hidup atau pandangan dunia yang benar. Kekristenan membuat masuk akal dunia di sekitar kita. Dengan kata lain, kekristenan memberikan pandangan dunia yang paling benar dan komprehensif. Ada tiga pandangan dunia yang menjadi dasar semua agama dan filsafat: theisme, naturalisme, dan pantheisme. Theisme mengajarkan bahwa di dunia ini terdapat seorang Tuhan yang personal yang menciptakan alam semesta. Naturalisme mengajarkan bahwa di dunia ini tidak ada hal-hal atau mahkluk ilahi/supernatural dan bahwa alam semesta merupakan hasil dari waktu dan kebetulan/kesempatan. Pantheisme mengajarkan bahwa alam semesta bersifat kekal dan Allah itu kekuatan impersonal (tak mempunyai pribadi) yang terbuat dari segala benda. Semua tiga pandangan dunia ini tidak bisa menjadi benar pada waktu yang sama, maka jikalau salah satu dari mereka benar, dua yang lain pasti tidak benar (palsu).
Bukti-bukti, studi dan penalaran tentang alam semesta membawa kita kepada theisme. Disini saya jelaskan tiga bukti untuk theisme.
Pertama, argumen Penyebab/Kausa Pertama atau argumen kosmologis, yang menyatakan kalau sesuatu ada, ia pasti berasal dari sesuatu yang lain, berasal dari ketiadaan, atau telah selalu ada. Apa kesimpulan yang paling logis dari ketiga pandangan dunia itu untuk keberadaan alam semesta? Para ilmuwan menegaskan bahwa alam semesta mempunyai permulaan. Banyak yang menyebut permulaan ini sebagai “Big Bang” (Letusan Besar). Karena alam semesta pasti mempunyai permulaan, maka pandangan dunia pantheimse memikul tanggung-jawab untuk memberikan bukti yang memuaskan. Maka, mengatakan bahwa alam semesta berasal dari ketiadaan bertentangan dengan penyelidikan ilmiah yang bertanggung-jawab dan bertentangan dengan logika manusiawi. Misalnya, setiap hasil penemuan dalam sejarah manusia tidak dihasilkan dari sesuatu yang tidak ada. Semua penemuan berasal dari bahan-bahan/material dan kepintaran yang telah ada sebelum permulaan/lahirnya. Karena itu, pandangan dunia naturalis tidak memiliki dasar pijakan logika. Kesimpulan terbaik adalah bahwa alam semesta merupakan hasil sebuah kausa (sebab/penyebab) yang lebih hebat dari dirinya. Kausa itu adalah Tuhan.
Kedua, kita memiliki bukti desain atau argumen teleologis. Kompleksitas dan desain itu menunjuk kepada seorang desainer. Contohnya, sekalipun semua bagian dari sebuah jam tangan ditemukan di bumi, tak seorangpun akan menganggap ia berkembang sebagai hasil dari suatu kebetulan yang alami dan tak tertuntun. Belum lagi kalau kita melihat pada otak manusia atau anatomi manusia yang lebih kompleks. Semakin banyak kita mempelajari alam semesta, semakin kita sadar betapa sangat tidak mungkin alam semesta yang maha besar dan maha luas ini terjadi/ada karena suatu kebetulan. Karena itu, kita beranggapan naturalisme dan pantheisme gagal memberikan penjelasan dan bukti rasional yang komprehensif untuk mempertahankan pandangan evolusionisnya.
Akhirnya, bukti dari “argumen moral”. Semua orang memiliki pengertian tentang benar dan salah. Dalam setiap kebudayaan, perzinahan, pembunuhan dan mencuri adalah salah. Darimanakah perasaan universal tentang salah dan benar berasal? Adanya norma hukum moral dalam hati nurani setiap orang membuktikan dan meniscayakan adanya seorang Pemberi hukum moral yang berkepribadian dan memancarkan hukum moral dalam karakterNya. Karena kita diciptakan dalam citra Allah, kita memancarkan hukum moralNya. Kaum atheis yang melawan Tuhan sering menyatakan alam semesta itu kelihatan begitu kejam dan tidak adil, tetapi bagaimanacara mereka memiliki ide/pengertian tentang adil dan tidak adil? Kita tidak bisa memahami garis lengkung kecuali kalau kita memiliki ide tentang garis lurus. Kaum naturalis dan pantheis kesulitan menjelaskan tentang adanya hati nurani manusia yang universal. Karena itu, theisme adalah satu-satunya pandangan dunia yang tepat, benar, ilmiah dan filosofis.
Karena Alkitab adalah Firman Allah
Di antara semua buku yang ditulis oleh manusia, tak satupun yang dapat menyamai Alkitab. Bukti kedua untuk keristenan adalah Alkitab, yang membuktikan dirinya benar dan diinspirasikan secara ilahi. Alkitab membuktikan dirinya benar karena ia merupakan dokumen yang akurat secara historis. Ribuan penemuan arkeologis menegaskan ketelitian historisnya. Banyak peradaban, penguasa dan peristiwa-peristiwa yang dulu dianggap legenda oleh kaum skeptik telah dikonfirmasi/dibuktikan oleh arkeologi. Bahkan peristiwa-peristiwa geografis yang ajaib di Sodom dan Gomora, Yeriko dan kekalahan Sennachareb di abad 7 SM telah lulus tes penelitian arkeologis.
Bukti lain kebenaran Alkitab adalah dalam catatan-catatan historis diluar Alkitab. Banyak catatan-catatan historis dari peradaban-peradaban kuno yang menegaskan historisitas cerita-cerita alkitab. Prof. William Albright, seorang pakar paling terkemuka dalam bidang arkeologi Timur Tengah, mengatakan ini tentang Alkitab,”Tidak diragukan lagi bahwa arkeologi telah menegaskan historisitas substansial Perjanjian Lama.” Kalau suatu karya historis kuno yang sudah terbukti sampai ribuan kali ketelitian, kebenaran dan perincian informasi atau data-datanya, maka kita tidak perlu ragu lagi akan kebenaran dari Alkitab.
Inspirasi ilahi Alkitab dibuktikan dari kesatuannya. Walaupun Alkitab ditulis lebih dari 1500 tahun waktunya, ditulis oleh lebih dari empat puluh pengarang yang masing-masing berbeda latarbelakang, dan memuat sekunpulan subyek yang kontroversial, ia tetap merupakan suatu kesatuan thematik dan ia tidak saling bertentangan dalam prinsip dari awal sampai akhir. Ini menunjukkan bahwa seorang pengarang ilahi mengawasi keseluruhan proses dan menuntun masing-masing penulis.
Kedua, kita mempunyai catatan nubuatan yang luar biasa. Ratusan nubuatan-nubuatan yang detil ditulis bertahun-tahun sebelum kejadian itu terjadi. Misalnya, Nabi Yehezkiel dalam pasal 26 menggambarkan secara tepat bagaimana kota Tirus akan hancur sebelum kejadian itu terjadi bertahun-tahun sebelumnya. Daniel meramalkan kekaisaran Babilonia, Persia, Yunani dan Roma. Nubuatan memperlihatkan bagaimana tangan ilahi Tuhan karena hanya mahkluk kekal yang mampu menginspirasi para penulis untuk meninggalkan warisan demikian. Akhirnya, Alkitab menjawab pertanyaan-pertanyaan utama semua sistim kepercayaan. Darimana kita berasal? Apakah hakikat yang ilahi? Apa hubungan kita dengan yang ilahi? Apakah hakikat manusia itu? Bagaimana caranya kita menjelaskan penderitaan manusia? Apakah jawaban bagi penderitaan manusia? Apa yang terjadi setelah kematian? Bagaimana kita menjelaskan tentang kejahatan? Sistim kepercayaan dan pemikiran yang tidak memberi jawaban pada pertanyaan-pertanyaan ini merupakan sistim yang tidak lengkap. Alkitab memberikan jawaban yang paling lengkap dan akurat bagi pertanyaan-pertanyaan yang sungguh-sungguh penting tentang keberadaan manusia. Tidak ada buku lain yang pernah ditulis yang memiliki mandat ini. Sebuah buku yang ditulis oleh Tuhan pasti ada sidik jari Tuhan di dalamnya. Hanya Alkitab yang memiliki sidik jari Tuhan.
Karena Yesus memperkuat dan menegaskan PengakuanNya
Bagaimana saya tahu kekristenan itu benar? Sumber konfirmasi yang lain berasal dari pribadi Yesus Kristus. Di antara semua orang yang pernah hidup, Yesus adalah pribadi yang lain dari yang lain. Di seluruh Injil, Yesus mengklaim diriNya sebagai Tuhan. Dia menyatakan memiliki kuasa atas hukum, ciptaan, dosa dan maut. Yoh 10:30-33 menyatakan,”Aku dan Bapa adalah satu. Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka:”Banyak pekerjaan baik yang berasal dari BapaKu yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku dengan batu?Jawab orang-orang Yahudi itu:”Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia biasa saja, menyamakan diriMu dengan Allah.”
Orang-orang Yahudi musuh Kristus jelas memahami klaim-klaimNya dan karena alasan ini mereka membunuhNya. Murid-muridNya memahami klaimNya dan menyampaikannya dalam pesan mereka. Tidak hanya Dia membuat klaim yang luar biasa; Yesus memperkuatnya, membuktikannya. Ada banyak cara bagaimana Yesus membuktikan klaim-klaimNya. Saya sebutkan hanya empat:
Konfirmasi pertama dari klaim Yesus adalah kehidupanNya yang tidak berdosa. Rekan-rekan Yesus yang paling dekat menyatakan bahwa dia tidak berbuat dosa sehingga Dia perlu bertobat. Paulus menulis tentang Kristus,”Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (2 Kor. 5:21).
Sungguh munafik Yesus kalau Dia memang pernah berbuat dosa tetapi tidak pernah menyesalinya (bertobat), karena Dia mengajari semua manusia ajaran ini. Bahkan musuh-musuhNya tidak dapat menemukan dosa Yesus. Pontius Pilatus, sesudah memeriksa Yesus, menyatakan pada orang banyak yang sedang marah,”Saya tidak menemukan alasan atau dasar untuk menuntutNya.” Alkitab menyatakan Tuhan itu suci dan Yesus menunjukkan diriNya juga suci.
Konfirmasi kedua adalah pengaruh Yesus yang sangat besar pada umat manusia. Lebih banyak sekolah dan universitas yang yang telah dibangun atas nama Kristus daripada orang lain manapun. Banyak rumah sakit dan panti asuhan yang dibangun atas nama Yesus daripada orang lain manapun. Lebih banyak literatur dan musik yang ditulis tentang Kristus daripada orang lain. Lebih banyak kitab undang-undang dan etika yang dibangun atas ajaran-ajaran Yesus daripada orang lain. Kristus memiliki pengaruh yang hebat pada setiap daerah kebudayaan melebihi semua orang.
Konfirmasi ketiga adalah mujizat-mujizat yang Ia lakukan. Kristus mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa untuk menunjukkan keberadaanNya sebagai Tuhan itu sendiri, sebagai konfirmasi atas pesan-pesan yang telah Ia sampaikan. Mujizat-mujizat merupakan konfirmasi yang kuat dan logis karena itu membuktikan otoritas Pencipta atas ciptaanNya. Mujizat-mujizat Yesus atas alam, penyakit, kekuatan rohani, dosa, dan maut memperlihatkan otoritas ini atas setiap ciptaanNya.
Konfirmasi keempat adalah nubuatan-nubuatan yang sudah tergenapi. Sebelum Dia menginjakkan kaki di atas bumi, ada lebih dari tujuh puluh nubuatan khusus yang dibuat oleh penulis-penulis Perjanjian Lama tentang Sang Mesias. Nubuatan-nubuatan itu mencakup kota kelahiranNya, cara pelaksanaan Dia dihukum mati, penghianatan terhadapNya, waktu kematian dan kebangkitanNya, dll. Yesus menggenapi masing-masing nubuatan ini. Tak seorangpun yang bisa membuat klaim seperti yang Yesus klaim dan sekaligus membuktikan klaimNya. Kehidupan Yesus merupakan bukti yang lain bahwa kekristenan itu benar. Fakta kebangkitan Yesus dari kematian juga merupakan bukti bahwa kekristenan itu benar dan bahwa Yesus itu memang Tuhan. Secara terbuka Yesus memproklamasikan bahwa sebagai Tuhan Dia memiliki kuasa atas kehidupan dan maut. Dia nyatakan dalam Yoh 11:25-26,”Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati. Dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya. Kebangkitan adalah bukti bahwa klaimNya itu benar.
Banyak kaum skeptik yang menyampaikan teori-teori alternatif pada kisah kebangkitan. Beberapa yang paling terkenal seperti: teori bahwa para murid mencuri jenasah Yesus, para murid pergi ke kubur yang salah, para murid mengalami halusinasi tentang kebangkitan, Yesus tidak mati tetapi pingsan saja di kayu salib, dan teori paling baru adalah bahwa anjing-anjing gila memakan jenasah Yesus.
Akan tetapi, argument-argumen ini telah dinyatakan lemah sekali dan tidak bisa menjelaskan semua fakta-fakta yang ada pada peristiwa kebangkitan. Banyak sarjana terkemuka telah melakukan analisa terhadap bukti kebangkitan dan menyimpulkan bahwa kebangkitan Kristus merupakan kejadian historis. Almarhum Simon Greenleaf, Profesor hukum di Universitas Harvard, melakukan satu studi yang paling terkenal tentang kebangkitan Kristus. Dalam bukunya, dia menyimpulkan, “Para murid yang menjadi saksi mata kematian dan kebangkitan Kristus tidak akan berani dan mau menyaksikan/menceritakan fakta kebangkitan Yesus secara terus menerus kalau Kristus tidak benar-benar bangkit dari kematian. Para saksi mata tidak akan mau mati dan berkorban untuk sebuah kebohongan, ketidakbenaran dan kepalsuan. Seorang mantan atheis, pengacara dan jurnalis terkenal, Lee Strobel, juga melakukan penyelidikan selama dua tahun tentang kebangkitan Kristus. Ia akhirnya menyimpulkan dalam bukunya “The Case for Christ”,”Karena para murid dan saksi yakin dengan fakta dan kebenaran tentang kebangkitan Kristus dan memiliki pengalaman langsung tentang peristiwa itu, maka mereka tidak ragu-ragu pergi ke seluruh dunia untuk mengabarkan Injil.
Tak seorangpun yang mampu menaklukkan maut dengan membangkitkan dirinya dari kematian. Yesus melalui kebangkitanNya membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan. Karena hanya Tuhan, pemberi kehidupan yang memiliki kuasa atas hidup dan maut. Karena Yesus membuktikan klaimNya, kita berkesimpulan bahwa Dia Allah dan apa yang Dia ajarkan itu benar dan penuh kuasa.
Yesus juga mengajarkan bahwa Alkitab merupakan Firman Tuhan. Karena itu, Alkitab merupakan dasar untuk semua kebenaran bagi semua manusia di setiap kebudayaan dan untuk segala masa. Semua ajaran yang bertentangan dengan ajaran Yesus dan Alkitab adalah palsu, tidak benar dan bohong.
Karena Saya dan Milyaran Manusia Telah Mengalaminya
Yesus Kristus dan kebenaran-kebenaran Alkitab tidak hanya merupakan fakta-fakta untuk disimpan dalam pikiran kita, mereka adalah kebenaran yang bisa kita alami secara pribadi. Tuhan mengundang kita untuk berhubungan secara pribadi denganNya. Kalau kita mempelajari Alkitab dengan hati terbuka, maka kita bisa mengalami realitas dan kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita. Hidup kita pasti berubah dan diubahkan. Derajat dan bobot kemanusiaan kita diperbaharui, dikuduskan, disempurnakan, diangkat dan distimulasi oleh Yesus Kristus, Alkitab dan persekutuan pribadi kita denganNya. Semakin kita mempelajari Alkitab, dunia sekitar kita akan semakin masuk akal. Kalau kita berketetapan hati untuk hidup di dalam dan bagi Kristus, kita dapat merasakan kehadiran Allah dalam hidup kita dan menikmati relasi yang hidup dan indah dengan Tuhan, dan menyadari bahwa hanya kekristenan yang merupakan iman yang benar dan rasional. (DBS)
*Penulis adalah seorang aktivis di Gereja Kristen Indonesia, Jakarta.