Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Nasional

Anatomi Pertambangan Indonesia (API) Gelar Talk Show & Press Conference dengan Tema: “Menguak Aktor dan Dalang Mafia Tambang di Maluku Utara”.

×

Anatomi Pertambangan Indonesia (API) Gelar Talk Show & Press Conference dengan Tema: “Menguak Aktor dan Dalang Mafia Tambang di Maluku Utara”.

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Anatomi Pertambangan Indonesia (API) Gelar Talk Show & Press Conference dengan Tema:
“Menguak Aktor dan Dalang Mafia Tambang di Maluku Utara”.

 

Example 300x600

 

Jakarta, Gramediapost.com

 

 

Anatomi Pertambangan Indonesia (API) menggelar kegiatan Talk Show & Press Conference dengan tema:
“Menguak Aktor dan Dalang Mafia Tambang di Maluku Utara”.

Kegiatan ini bertujuan Mengungkap hasil kajian API tentang peta aktor dan relasi oligarki tambang di Maluku Utara, Mendorong keterlibatan publik, media dan akademisi dalam mengawasi sektor pertambangan serta Membangun sinergi antara masyarakat sipil, mahasiswa dan jurnalis untuk advokasi lingkungan dan keadilan sosial.

Acara ini digelar di kantor ProDEM, Jln. Veteran, Gambir Jakarta. (14/11/25)

 

Upaya membongkar praktik mafia tambang di Maluku Utara kembali mengemuka dalam diskusi publik bertema “Menguak Aktor dan Dalang Mafia Tambang di Maluku Utara” yang digelar di Aula Prodem Veteran Jakarta, Jumat (14/11/25).

Tiga narasumber utama tampil memberikan analisis mendalam dari perspektif pertambangan, kelautan-perikanan, dan kepemudaan, yaitu:

1. Riyanda Barmawi – Direktur Eksekutif Anatomi Pertambangan Indonesia

2. Mursalin Ishak – Ikatan Sarjana Perikanan IPB

3. Ariksal Baharudin – Founder Ruang Anak Muda Maluku Utara

 

Diskusi ini dihadiri aktivis lingkungan, akademisi, jaringan pemuda, hingga pengamat kebijakan yang menaruh perhatian pada maraknya kejahatan tambang yang merugikan negara, merusak lingkungan, dan mengancam masa depan masyarakat Maluku Utara.

“Mafia Tambang Bekerja dalam Jaringan Rapi dan Sistematis”

Direktur Eksekutif Anatomi Pertambangan Indonesia, Riyanda Barmawi, menegaskan bahwa praktik mafia tambang bukan sekadar pelanggaran administratif, tetapi sebuah jaringan ekonomi gelap yang terstruktur.

“Ada aktor ekonomi, oknum politik, serta aparat yang terlibat dalam siklus perizinan, distribusi, hingga ekspor mineral. Di Maluku Utara, pola operasinya sangat kentara dan ini harus dibongkar secara tuntas,” ujar Riyanda.

 

Ia menekankan perlunya audit nasional, penegakan hukum yang independen, dan pelacakan aliran dana untuk mengungkap para dalang yang berada di balik layar.

Kerusakan Ekosistem Pesisir dan Laut Tak Bisa Diabaikan

Dari perspektif kelautan, Mursalin Ishak memaparkan bahwa aktivitas tambang di Maluku Utara telah berdampak serius pada ekosistem pesisir.

“Sedimentasi, pencemaran logam berat, dan ancaman terhadap biota laut adalah kerusakan jangka panjang yang tidak pernah dihitung oleh para pelaku tambang ilegal maupun perusahaan yang bermain di area abu-abu,” ungkapnya.

 

Mursalin menekankan bahwa masyarakat pesisir, termasuk nelayan tradisional, menjadi korban langsung dari praktek mafia tambang karena ruang hidup mereka tergerus tanpa kompensasi memadai.

Suara Pemuda: Maluku Utara Bukan Daerah untuk Dieksploitasi

Founder Ruang Anak Muda Maluku Utara, Ariksal Baharudin, menyoroti sisi sosial dan masa depan generasi muda.

“Pemuda di Maluku Utara sudah muak menjadi penonton. Kekayaan alam habis, tapi lapangan kerja minim. Mafia tambang membuat daerah kami tidak berkembang. Kami menuntut reformasi total sektor pertambangan,” ujarnya.

 

Ariksal menegaskan bahwa ruang-ruang dialog seperti ini harus menjadi momentum konsolidasi gerakan pemuda untuk mengawal reformasi sektor tambang demi keberlanjutan jangka panjang.

Pemerintah pusat dan daerah bertindak cepat sebelum kerusakan dan kerugian negara semakin tidak terkendali, pungkasnya.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *