Haidar Alwi Institute: Semua Kalangan Harus Bahu Membahu di Tengah Krisis Politik Global
Foto: Sandri Rumanama Dirut Haidar Alwi Institute (HAI), Ist
Jakarta, Gramediapost.com
Gelombang demonstrasi di Nepal dalam sepekan terakhir berakhir tragis. Peristiwa tersebut menelan korban jiwa, merusak bangunan negara, serta melibatkan tokoh politik papan atas. Situasi ini menjadi pengingat serius bagi bangsa Indonesia untuk tetap waspada terhadap dinamika global.
Direktur Haidar Alwi Institut, Sandri Rumanama, menyampaikan bahwa krisis di Nepal patut dijadikan pelajaran berharga bagi Indonesia. Menurutnya, terdapat kesamaan kondisi geopolitik antara Nepal dan Indonesia, mulai dari tingkat demokrasi, pendapatan per kapita, hingga basis ekonomi nasional yang tidak berbeda jauh.
“Kita harus belajar dari kondisi Nepal hari ini. Sebagai negara demokrasi dengan tantangan ekonomi yang mirip, kita wajib bahu membahu menjadi satu kesatuan di tengah geopolitik global yang semakin tidak menentu,” ujar Sandri di Jakarta, Selasa (10/9).
Sandri juga mengingatkan agar pemerintah bersama aparat keamanan tetap bersiaga pasca kericuhan yang sempat terjadi di tanah air beberapa waktu lalu. Hal itu penting sebagai langkah antisipasi dini terhadap potensi krisis politik dan konflik sosial yang bisa muncul akibat tekanan global.
“Pemerintah harus bersatu, dan aparat keamanan juga harus siap menghadapi potensi gejolak. Apalagi kita baru saja melewati pengalaman yang hampir serupa dengan Nepal. Artinya, potensi konflik maupun krisis politik tentu ada, dan harus diantisipasi sejak dini,” tegasnya.
Sebagai bagian dari upaya menjaga rasa aman masyarakat, Haidar Alwi Institut melalui gerakan Rakyat Bantu Rakyat terus hadir meringankan beban rakyat. Kehadiran kalangan dermawan dan kepedulian sosial diyakini mampu menumbuhkan rasa persaudaraan, sehingga masyarakat tetap merasakan perlindungan meski di tengah situasi ekonomi dan politik yang penuh ketidakpastian.(Bar)