Kementerian Pertanian dan FAO Tuntaskan Pelatihan Petani Keren untuk Anak Muda di Lampung
Lampung, Gramediapost.com
Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) pada hari Selasa menuntaskan pelatihan intensif pertanian dan wirausaha tani yang ditujukan bagi anak muda di Lampung, salah satu pusat pertanian Indonesia, di tengah kekhawatiran akan populasi petani yang kian menua.
Melalui program Petani Keren, anak muda di Lampung menerima pendidikan dan pelatihan lapangan selama 40 hari tentang sistem pertanian inovatif dan kewirausahaan, yang membantu mereka memastikan produksi berkelanjutan dan memitigasi dampak perubahan iklim.
Program ini mempertemukan 31 anak muda Lampung dalam pembelajaran ‘dari ladang ke meja’ dari 17 Juni hingga 28 Juli 2025. Program ini dimulai dengan mengajarkan para peserta untuk memetakan potensi tanaman lokal dan permintaan pasar, mengadopsi pertanian ramah lingkungan dan berteknologi tinggi, hingga akhirnya mengolah tanaman menjadi produk bernilai tambah dan mengembangkan agribisnis mereka sendiri.
“Saat ini, hampir 80% petani kita di Indonesia berusia 40 tahun ke atas, sebagian besar adalah petani kecil dengan akses terbatas terhadap pengetahuan dan teknologi terkini. Sementara itu, banyak anak muda kurang antusias, berpengalaman, dan berpengetahuan dalam bertani,” ujar Idha Widi Arsanti, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian.
“Kita harus memanfaatkan populasi muda kita yang amat besar jika kita ingin mendorong produktivitas dan inovasi serta memastikan pasokan dan ketahanan pangan yang berkelanjutan, dan inisiatif Petani Keren merupakan langkah penting untuk mencapai ini,” tegasnya.
*Menjadikan pertanian menarik bagi anak muda*
Inisiatif Petani Keren dimulai pada tahun 2024 di bawah modalitas Program Kerja Sama Teknis (Technical Cooperation Programme) FAO untuk menarik kaum muda Indonesia ke dalam pertanian dan wirausaha tani, dengan dukungan pemerintah, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
Pelatihan di Lampung merupakan gelombang kedua program Petani Keren setelah pelatihan perdana dilakukan di Jakarta dengan melibatkan 38 peserta. Proyek ini juga telah membangun model pertanian inovatif yang mengintegrasikan teknologi digital, metode praktis, dan keberlanjutan lingkungan, seperti rumah kaca, sebagai wadah pendidikan pertanian di Jakarta dan Lampung.
Pelatihan ini sejalan dengan misi Lampung untuk memperkuat hilirisasi produk agripangan di provinsi yang memproduksi berbagai komoditas utama seperti singkong dan jagung.
Lampung merupakan rumah bagi populasi petani terbesar kelima di Indonesia dengan 1,3 juta petani, namun hanya 25% di antaranya berusia 19-39 tahun. Data Badan Pusat Statistik 2023 menunjukkan bahwa hampir separuh petani di Lampung belum mengadopsi teknologi pertanian apa pun.
Untuk mendorong adopsi teknologi, program Petani Keren memperkenalkan para anak muda pada pendekatan pertanian cerdas (smart farming) dan pertanian semi-intensif, yang dipadukan dengan metode pertanian berkelanjutan seperti permakultur.
Selain memodernisasi pertanian dan membuat sektor ini lebih menarik bagi generasi muda, metode pertanian di atas akan mendukung petani muda dalam mitigasi perubahan iklim.
*Mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan mendesak dalam sektor agripangan*
Indonesia saat ini sedang bergulat dengan tiga krisis planet, yang meliputi perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Kesulitan lingkungan seperti cuaca ekstrem amat berdampak pada petani kecil, yang tidak hanya mata pencaharian mereka tetapi juga ketahanan pangan secara keseluruhan karena penurunan produksi, seperti yang juga terlihat di Lampung.
“Tujuan program Petani Keren bukan hanya membina lebih banyak petani muda, tetapi juga petani muda yang mengikuti perkembangan teknologi terkini dan memiliki keterampilan pemecahan masalah untuk mengatasi tantangan mendesak saat ini, termasuk dampak perubahan iklim,” kata Rajendra Aryal, Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor-Leste.
Program Petani Keren akan kembali diselenggarakan di Jakarta untuk melatih lebih banyak generasi pertanian dan wirausaha tani Indonesia berikutnya.
“Kurikulum pendidikan pertanian yang sesuai usia dan model pertanian yang dikembangkan melalui inisiatif Petani Keren akan menjangkau dan memberi manfaat bagi lebih banyak kaum muda melalui jaringan Pramuka, yang memiliki banyak anggota di seluruh negeri,” kata Sekretaris Jenderal Gerakan Pramuka Nasional, Bachtiar Utomo.
Beberapa lulusan program ini juga akan berpartisipasi dalam Forum Pangan Dunia (WFF) Cabang Indonesia, sebuah jaringan nasional independen yang dipimpin oleh pemuda dan berafiliasi dengan cabang-cabang di 20 negara lain, yang difasilitasi oleh FAO.
“Pelajaran yang saya dapatkan dari pelatihan Petani Keren belum pernah saya temui sebelumnya, dan pemahaman saya tentang pertanian telah berubah total. Sekarang saya bersemangat untuk menerapkan dan membagikan apa yang telah saya pelajari kepada lebih banyak orang,” ujar Firdza Rizqina Amalia, salah satu peserta Petani Keren dari Lampung.