Ary Zulfikar Berharap Pelaku UMKM Bisa Melakukan Transformasi Digital Dan Bangkit Dari Keterpurukan Di Masa Pandemi Corona
Jakarta, Gramediapost.com
Awal tahun 2022 ini KELOMPENCAPIR merayakan HUT Ke 2 di Lagoon Avenue Hotel Sultan, Jakarta pada hari Jumat, 14 Januari 2022.
Acara Anniversary Kelompencapir ini juga diisi dengan diskusi-dikskusi dari para pembicara dan pemangku kepentingan dibidang UMKM, seperti :
– Dr. Ary Zulfikar, S.H., M.H. (Ketua Umum Perkumpulan Umum Bumi Alumni) (Lupba One Brand)
– Fetty Kwartati (Direktur Utama PT. Sarinah) (Persero)
– Ari Julianto Gema (Staf Ahli Menteri Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)
Adapun tema dari Seminar Kelompencapiryaitu “Merek Kolektif Sebagai Solusi Bagi Koperasi & UMKM Meningkatkan Pertumbuhan Perekonomian Melalui Ekonomi Kreatif Pada Era Derupsi”, membahas :
1. Merek kolektif dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing produk koperasi dan umkm serta ekonomi kreatif
2. Merek kolektif menjadi daya dorong bagi hki utk dapat diterapkan menjadi jaminan pada perjanjian kredit (sementara ini hki masih sulit utk diterima karena dianggap nilai objek jaminannya blm bisa di nilai secara baik; diharapkan dg merek kolektif yang lebih besar produk dan lebih luas cakupannya dapat menjadi harapan bagi hki utk dapat diterima sbg objek jaminan
3. Ini misi besarnya
Melalui merek kolektif semoga Mengembalikan koperasi menjadi soko guru perekonomian di Indonesia.
Dr. Ary Zulfikar, S. H., M. H (Ketum Umum Perkumpulan Umum Bumi Alumni/Lupa One Brand) memberikan padangan terkait acara tersebut dihadapan Wartawan-wartawan online yaitu bahwa :
Bagaimana ke depannya di masa ini mendorong transformasi digital yang pertama adalah dengan adanya PPKM. Dengan adanya pandemi sebenarnya hanya membatasi aktivitas orang, ketemu orang, kita ke toko tempat belanja. Tetapi tidak menghentikan supply, ini sangat kekinian sekali kalau kita fokus kepada transformasi digital dan gaya hidup kita pun sudah mulai berubah. Oleh karenanya pelaku UMKM juga perlu untuk melakukan transformasi digital di dalam melakukan kegiatan usahanya, seperti kata Muhammad Ramli bahwa kita harus berubah, jika tidak kita akan tertinggal.
Pelaku UMKM ini harus memakai satu brand yang harus bisa dikenal ke tingkat Nasional maupun Internasional, jadi kan ada dua hal yaitu salah satunya bahwa pelaku UMKM itu juga harus diajarkan dengan kekuatan branding. Kekuatan branding itu penting, branding itu ada yang individual, ada yang paling efektif. Tetapi persoalannya yaitu repotnya akan lebih besar kalau bagi pelaku UMKM ada biaya pendaftaran, ada biaya promosi, ada macam-macam biaya. Dengan adanya kolektif sebenarnya kita menggabungkan semua pelaku UMKM dengan 1 merk 1 brand yang tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas.
Kita sudah memotong biaya marketing, join marketing produk, joint production distribusi, jadi itu keuntungan dari merek kolektif. Kekuatan branding kita mampu memproduksi produk yang kemudian diperkenalkan kepada dunia Global. Kita endorse dan membantu para pelaku UMKM untuk penguatan branding secara kolektif. Di dalam menembus pasar domestik maupun Global yang ikut membantu di pemeran dari pemerintah yaitu ada dari Kementerian Koperasi, juga dari kementerian-kementerian lainnya.
Banyak fasilitas yang diberikan oleh pemerintah untuk mendorong pelaku UMKM atau mendorong pelaku ekonomi kreatif dengan membuka akses pasar dengan membuka akses segala macam keperluam. Saya pikir itu bagus tinggal bagaimana kita dan mereka meresponnya.
Saya di perkumpulan alumni itu ada di tengah untuk menjembatani pelaku yang bisa merespon program-program yang diberikan oleh pemerintah. Makanya kita punya pembinaan dan pelatihan kepada para pelaku UMKM dengan Kementerian bekerja sama dengan Kementerian Kementerian terkait. Juga sandang dan pangan saja yang memang harus lebih diutamakan untuk kuliner dan satu lagi ada aspek yaitu pelaku ekonomi kreatif. Kita mencoba bersinergi dan berkolaborasi dalam menciptakan pasar kita.
Dalam memproduksi kita juga berkolaborasi makanya itu merupakan hal yang penting. Yang menjadi topik hari ini adalah dimana kita mulai mengenalkan merek kolektif. Saya pikir itu yang diusung oleh organisasi kami ini Apakah mau dijadikan satu brand-brand yang memang dipakai salah satu saja untuk bisa dibawa sampai ke luar negeri. Seperti contohnya mereka itu hanya ada pakai nama Siti, seperti apa nanti kalau misalkan yang kita lakukan dengan promosi online itu adalah seperti itu. Tidak usah jauh-jauh Ikea itu di Indonesia juga sudah bekerja sama dengan beberapa produsen. Produknya adalah produk dari UMKM tapi di leveling Ikea satu hal di mana yang dilakukan IKEA itu adalah merek kolektif yang dimiliki oleh anggota yang memang tergabung dalam merek kolektif.
Jadi mereka tergabung dan mereka setuju dengan syarat dan ketentuan di dalam perdagangan yang menggunakan satu brand dan merek. Ini juga berbagai macam varian tidak hanya satu jenis yaitu ada kopi, ada bawang, ada macam-macam lainnya. Saya pikir itu yang kita ingin dorong kepada anggota dari perkumpulan bumi alumni itu merupakan hal yang baik agar kita berinteraksi dengan pemerintah yaitu Kementerian Koperasi UMKM, Kemudian ada BUMN, dari Sarinah dirutnya juga hadir. Saya berharap kita bisa melakukan kolaborasi untuk merespon program pemerintah yang utamanya adalah meningkatkan produksi dan produktivitas pelaku UMKM.