Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Nasional

Di Bawah Jokowi, Perekonomian Indonesia Terus Catatkan Kinerja Positif

20
×

Di Bawah Jokowi, Perekonomian Indonesia Terus Catatkan Kinerja Positif

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

 

 

Example 300x600

Jakarta, Gramediapost.com

 

 

Hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS), hari ini, Senin (7/5/2018) di Jakarta memberikan fakta bahwa dalam tiga tahun terakhir,  pemeritahan Jokowi – JK berhasil mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi quartal I (Januari – Maret) tahun 2018 mencapai 5,06 persen.

 

Kondisi tersebut lebih tinggi dibandingkan kondisi quartal I pada tahun 2016 dan 2017. Pada 2016 pertumbuhan ekonomi hanya 4,94 persen dan pada 2017 pertumbuhan ekonomi hanya 5,01 persen.

 

Lapangan Usaha yang menyumbang pertumbuhan ekonomi tertinggi tersebut, yaitu usaha informasi dan komunikasi (tumbuh 8,69 persen), transportasi dan pergudangan (8,59 persen), dan jasa lainnya (8,42 persen).

 

Sementara itu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sektor yang banyak dihuni oleh sebagian masyarakat Indonesia di level menengah  ke bawah mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan kuartal sebelumnya,  Q IV (Oktober-Desember 2017). Sektor itu tumbuh 16,36 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di sektor jasa keuangan dan asuransi yang hanya tumbuh sebesar 2,43 persen.

 

Selain itu, pada Q1 2018, industri pengolahan juga mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan Q1 2017. Industri pengolahan mengalami pertumbuhan 4,50 persen, meningkat dibanding Q1 2017 yang hanya sebesar 4,28 persen. Hal itu menandakan Indonesia sudah mulai dapat keluar dari permasalahan ekonomi selama ini, yaitu hanya berkutat di sektor hulu industri.

 

Peningkatan industri pengolahan tentu akan berdampak pada nilai tambah produk Indonesia. Hal itu salah satunya dapat dilihat dari permintaan yang meningkat dari domestik dan luar negeri terhadap produk dari industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki. Industri itu mengalami pertumbuhan sebesar 4,94 persen pada Q1 2018.

 

Adapun dari sektor konsumsi rumah tangga, Q1 2018 juga mencatatkan signal positif, yaitu tumbuh 4,95 persen, lebih tinggi dibandingkan Q1 2017 yang hanya tumbuh 4,94 persen. Konsumsi rumah tangga menjadi faktor utama cenderung stabilnya perekonomian Indonesia yang tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi perekonomian global. Konsumsi rumah tangga menyumbang 56,80 persen dari struktur PDB Indonesia.

 

Jika dilihat dari sektor wilayah, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh paling tinggi di wilayah Maluku dan Papua. Pertumbuhan ekonomi di wilayah itu tumbuh sebesar 18,42 persen, diikuti oleh wilayah Sulawesi yang tumbuh sebesar 6,83 persen. Hal itu semakin memperlihatkan komitmen pemerintahan Jokowi – JK yang mendorong pertumbuhan ekonomi tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa, melainkan juga di wilayah timur Indonesia yang selama berpuluh tahun tidak tersentuh oleh pembangunan.

 

 

 

Example 300250
Example 120x600