Oleh: Asep Erwin
Ia seorang Muslim dari kawasan pinggiran kota Solo. Kesehari-hari sebagai seorang pengusaha furnitur dengan sepeda sebagai tungggangannya. Karena hidup di kawasan pinggiran, setiap hari melihat kehidupan rakyat kecil dengan segala kemiskinannya.
Sebagai seorang Muslim yang taat, ia sudah terbiasa menjalankan puasa sunah Senin-Kamis hingga kini. Bahkan ibundanya sudah menjalankan puasa Daud selama 17 tahun.
Menjadi pemimpin, sejak menjadi Walikota Solo, Gubernur DKI hingga menjadi Presiden tak ada yang berubah dari dirinya. Tetap bersahaja, tidak tinggi hati, menyapa kepada semua (mulai dari pemimpin negara sahabat hingga rakyatnya sendiri), dekat dengan kalangan ulama, tokoh agama dan sangat dekat dengan keluarga.
Menjadi Presiden ia tak perlu pujian atau penghargaan. Yang paling utama adalah komitmen dirinya untuk membuat rakyat Indonesia sejahtera dan makmur dari Sabang hingga Merauke. Ia terus bekerja-kerja, kerja membangun Indonesia. Berkerja tanpa mengenal lelah ditengah-tengah membanjirnya suara-suara nyinyir, kebencian dan fitnah keji yang disuarakan sejak pertama kali menjadi Presiden hingga kini. Difitnah oleh mereka yang tidak pernah rela kekuasaan politik dan ekonomi negara jatuh ke tangan seorang Muslim yang berasal dari kalangan pinggiran.
Jokowi adalah harapan kita rakyat Indonesia untuk mewujudkan keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran.