Inovasi Terapi Baru Kini Tersedia untuk Pasien Kanker Limfoma Hodgkin di Indonesia

0
643

 

Jakarta, Indonesia, 17 Januari 2018

 

PT Takeda Indonesia pada konferensi pers hari ini mengumumkan sebuah inovasi terapi terbaru bagi para pasien kanker Limfoma Hodgkin di Indonesia.

 

“Di Takeda, kami terus mendorong ekspektasi di dunia onkologi melalui ilmu pengetahuan yang transformatif, kemitraan yang inovatif dan dedikasi penuh dalam membantu pasien,” jelas Kwa Kheng Hoe, Presiden Direktur, PT Takeda Indonesia.

 

“Takeda terus berkomitmen untuk menciptakan terapi-terapi inovatif kepada pasien kanker di seluruh dunia. Limfoma Hodgkin merupakan penyakit yang tidak umum dan mematikan. Untuk itu, fokus utama kami saat ini adalah untuk meningkatkan perhatian publik di Indonesia terhadap penyakit ini.”

 

Jenis Kanker yang Umumnya Menyerang Kelompok Usia Remaja dan Dewasa Muda

 

“Kanker Limfoma Hodgkin adalah kanker yang menyerang sistem kelenjar getah bening yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh,” jelas Prof. Dr. dr. Arry H. Reksodiputro, SpPD-KHOM, Ketua Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik (PERHOMPEDIN).

 

“Meski penyakit ini dapat menyerang siapa saja, data menunjukkan mayoritas penderitanya ada pada kelompok usia remaja dan dewasa muda. Lebih dari sepertiga kasus ditemukan pada usia 15-30 tahun1 dan menyumbang sekitar 20 persen dari total jumlah kasus limfoma.

 

2”Secara global, lebih dari 62.000 orang terdiagnosa Limfoma Hodgkin dimana sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini.3 Di Indonesia, angka kasus baru Limfoma Hodgkin pada tahun 2012 mencapai sebesar 1.168, dengan jumlah kematian sebesar 687.4. Menurut data Globocan, angka ini diprediksi akan mengalami peningkatan di tahun 2020, dengan kasus baru sebesar 1.313 serta angka kematian sebesar 811. Angka kematian yang tinggi di Indonesia terkait erat dengan keterlambatan pendeteksian, sehingga mengakibatkan sebagian besar kasus kanker sudah berada pada stadium lanjut.

Baca juga  Seratus Masker Kain Dibagikan Gratis Di Pasar Sungai Bambu

 

“Sayangnya, karena tidak umum, banyak masyarakat tidak mengenal faktor risiko dan gejalanya,” tambah Prof. Dr. dr. Arry H. Reksodiputro, SpPD-KHOM. “Padahal, 80 persen dari kasus Limfoma

 

Hodgkin dapat disembuhkan melalui kemoterapi jika terdeteksi dini. Untuk itu, penting untuk tidak meremehkan benjolan pada tubuh, meski ukurannya kecil.”

 

Penyebab, Gejala dan Faktor Risiko

 

Gejala paling umum dari Limfoma Hodgkin diantaranya benjolan pada kelenjar getah bening yang ditemui di daerah leher, ketiak dan pangkal paha. Gejala lainnya termasuk demam atau meriang, berkeringat di malam hari, penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas hingga sebesar 10 persen atau lebih, kelelahan yang berlebihan dan kekurangan energi, kehilangan nafsu makan, batuk yang berkepanjangan, pembesaran limpa dan/atau hati.

 

Inovasi dan Teknologi Terapi Baru

 

Pada Limfoma Hodgkin, kombinasi kemoterapi awal dapat memberikan respon yang bertahan lama. Namun demikian, petugas kesehatan di Indonesia menyatakan sebanyak 20 persen dari pasien tersebut akan mengalami relaps (atau kambuhnya penyakit limfoma) atau refrakter (tidak memberikan respon) terhadap pengobatan awal.

 

“Prognosis pasien dengan kondisi relaps dan refrakter biasanya lebih buruk dan akan lebih sulit untuk disembuhkan,” jelas Dr. dr. Dody Ranuhardy, SpPD-KHOM, MPH, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik (PERHOMPEDIN).

 

“Namun, dengan perkembangan teknologi dan terapi baru, harapan kesembuhan bagi para pasien dengan kondisi relaps dan refrakter dapat meningkat. Terdapat beberapa opsi pengobatan Limfoma Hodgkin di Indonesia.

 

Salah satu inovasi terkini adalah pengobatan Antibody Drug Conjugate (ADC), yang dikategorikan sebagai terapi bertarget (targeted therapy). Terapi bertarget dapat membantu mengirimkan agen yang kuat ke sel kanker yang menjadi target terapi ini, sekaligus meminimalisir paparan kepada sel yang tidak ditargetkan. ADC terdiri dari sejumlah terapi kanker bertarget yang telah menunjukkan keberhasilan dalam berbagai jenis kanker, termasuk Limfoma Hodgkin dengan kondisi relaps dan refrakter.”

Baca juga  Pertanian Organik Berkemajuan: Peran Teknologi Biosoildam MA 11

 

Menutup acara, Prof. Dr. dr. Arry H. Reksodiputro, SpPD-KHOM menyimpulkan, “Upaya peningkatan kesehatan masyarakat, termasuk pengobatan dan diagnosa kanker, membutuhkan keterlibatan seluruh pihak dan menjadi tanggung jawab bersama. Menemukan cara baru untuk mendeteksi dan mengobati kanker sedini mungkin merupakan tahap yang paling penting – yang mana tidak dapat terwujud tanpa partisipasi dan kerjasama seluruh komunitas medis. Peneliti, dokter dan petugas kesehatan lainnya harus bekerja bersama untuk membangun pengetahuan dan kemajuan agar dapat membawa manfaat bagi para pasien.”

 

Tentang Takeda Pharmaceutical Company

 

Takeda Pharmaceutical Company Limited (TSE: 4502) adalah sebuah perusahaan farmasi global berbasis penelitian dan pengembangan (Reasrch & Development, R&D) yang berkomitmen untuk mengupayakan kesehatan yang lebih baik dan lebih cerah bagi pasien dengan mengubah ilmu pengetahuan (sains) menjadi pengobatan yang inovatif. Takeda memfokuskan kerja R&D-nya pada sektor onkologi, gastroenterologi, terapi sistem saraf pusat dan vaksin. Takeda melakukan R&D baik secara internal maupun dengan mitra untuk terus menjadi yang terdepat dalam berinovasi. Inovasi produk terbaru, terutama pada sektor onkologi dan gastroenterologi, dan keberadaan kami di negara-negara bekembang (Emerging Markets), terus mendorong perkembangan Takeda. Lebih dari 30.000 karyawan Takeda berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup para pasien, bekerja dengan para mitra di sektor kesehatan di lebih dari 70 negara. Untuk

 

informasi lebih lanjut, kunjungi http://www.takeda.com/news.

 

Informasi lainnya mengenai Takeda dapat diakses melalui website korporasi, www.takeda.com, dan nformasi lainnya mengenai Takeda Oncology, merk dagang untuk unit bisnis onkologi secara global dari

 

Takeda Pharmaceutical Company Limited, dapat diakses melalui website, www.takedaoncology.com.