Ujian Kepemimpinan melalui Tantangan dan Perlawanan

0
570

Oleh: Yerry Tawalujan

 

Nehemia 4:1 “Ketika Sanbalat mendengar, bahwa kami sedang membangun kembali tembok, bangkitlah amarahnya dan ia sangat sakit hati. Ia mengolok-olokkan orang Yahudi”

 

Ditengah upaya pembangunan kembali tembok Yerusalem, tantangan dan perlawanan muncul. Musuh-musuh orang Yahudi yang tidak mau melihat Yerusalem diperkuat mulai melancarkan perlawanan. Sanbalat dan Tobia, yang sejak awal sudah kesal dengan kepulangan Nehemia ke Yerusalem, semakin nekad mengadakan perlawanan. Mulai dari mencemooh, memfitnah sampai merencanakan penyerangan fisik untuk membunuh.

 

Dalam Nehemia pasal 4 ini Alkitab mengajarkan kita cara-cara pemimpin menghadapi tantangan dan perlawanan.

 

*5 prinsip kepemimpinan dan  cara menghadapi perlawanan:*

 

1. *Jangan takut hadapi tantangan, karena pemimpin akan selalu diuji lewat  perlawanan*

 

_”Great spirits have always encountered violent opposition from mediocre minds”_ Albert Einstein

(Orang yang berjiwa besar akan selalu diperhadapkan dengan perlawanan sengit dari orang yang berpikiran medioker)

 

Tidak ada kepemimpinan tanpa perlawanan. Setiap pemimpin dalam level apapun pasti akan menghadapi oposisi dan tantangan. Bahkan, tanda seorang pemimpin sejati adalah saat menghadapi perlawanan.

 

Dalam setiap organisasi, pasti akan ada orang-orang yang tidak puas, iri hati bahkan marah dengan apapun yang dilakukan pemimpin. Pro dan kontra akan selalu ada.

 

Setiap kali pemimpin hendak berbuat sesuatu, selalu akan menghadapi tiga jenis reaksi dari tiga kelompok orang. Kelompok pertama adalah 20 persen orang  akan segera mendukung niat baik sang pemimpin, kelompok kedua mewakili mayoritas 60 persen orang yang ingin melihat hasilnya dulu baru mendukung, dan kelompok ketiga adalah 20 persen orang yang tidak akan pernah mendukung. Kelompok ketiga ini biasanya menjadi kelompok oposisi yang kritis, setengah dari mereka akan bersuara keras dan gigih memberikan penolakan.

Baca juga  Mengalah Untuk Menang

 

Jadi, jangan takut menghadapi perlawanan. Karena justru perlawanan itu membuktikan kita adalah pemimpin yang sedang melakukan sesuatu.

 

2. *Berdoa dan mengandalkan Tuhan adalah cara ampuh menghadapi tantangan*

 

Nehemia 4:4-5 _Ya, Allah kami, dengarlah bagaimana kami dihina. Balikkanlah cercaan mereka menimpa kepala mereka sendiri dan serahkanlah mereka menjadi jarahan di tanah tempat tawanan. Jangan Kaututupi kesalahan mereka, dan dosa mereka jangan Kauhapus dari hadapan-Mu, karena mereka menyakiti hati-Mu dengan sikap mereka terhadap orang-orang yang sedang membangun._

 

Jangan mengambil tindakan dan kebijakan apapun menghadapi perlawanan itu sebelum berdoa kepada Tuhan.  Bawalah masalah kepemimpinan yang kita hadapi lewat doa dan komunikasi dengan Tuhan.

 

Ada pernyataan yang mengatakan, _”ketika kita mengangkat tangan, Tuhan akan turun tangan”_. Ketika kita berserah kepada Tuhan, merendahkan diri dan minta pertolonganNya, Tuhan akan turun tangan membela kita.

 

Mintalah hikmat, kebijaksanaan dan pembelaan Tuhan untuk mengatasi tantangan yang kita hadapi.

 

3. *Siapkan strategi bagaimana cara menghadapi perlawanan*

 

Nehemia 4:12-13  “Ketika orang-orang Yahudi yang tinggal dekat mereka sudah sepuluh kali datang memperingatkan kami: “Mereka akan_ _menyerang kita dari segala tempat tinggal mereka,” maka aku tempatkan rakyat menurut kaum keluarganya dengan pedang, tombak dan panah di bagian-bagian yang paling rendah dari tempat itu, di belakang tembok, di tempat-tempat yang terbuka.”

 

Dalam menghadapai masalah dan perlawanan, Nehemia tidak berhenti sampai di berdoa saja. Doa dilanjutkan dengan tindakan. Nehemia menyiapkan strategi dan menyusun langkah-langkah taktis menghadapi perlawanan itu. Untuk menyusun strategi, Nehemia tahu “medan perang” yang dihadapi. Memahami dengan akurat kondisi lapangan, mana tempat-tempat yang terbuka dan mudah diserang musuh.

Baca juga  Negara Adil, Makmur dan Sejahtera

 

Nehemia mengerti 3 hal utama dalam menyusun strategi: mengenal medan perang, mengetahui kekuatan pasukannya dan mengenal kekuatan musuh.

 

4. *Perkuat persatuan, konsolidasikan dan bangkitkan semangat team*

 

Nehemia 4:14  ‘Kuamati semuanya, lalu bangun berdiri dan berkata kepada para pemuka dan para penguasa dan kepada orang-orang yang lain:_ _”Jangan kamu takut terhadap mereka! Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat dan berperanglah untuk saudara-saudaramu, untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk isterimu dan rumahmu.”

 

Saat menghadapi perlawanan dan oposisi dari luar, pemimpin harus banyak berkomunikasi dengan teamnya. Konsolidasi kedalam menjadi keharusan untuk memperkuat team.

 

Nehemia memberi contoh bagaimana cara memotivasi teamnya untuk tetap kuat dengan memberikan 3 alasan tepat. Nehemia menyerukan untuk (1) jangan takut sebab di pihak kita ada Tuhan, (2) memberi harapan bahwa akan ada jalan keluar dengan mengingat kebesaran Tuhan, dan (3) memberi motivasi bahwa alasan mereka berperang adalah demi membela keluarga masing-masing.

 

5. *Maju terus, jangan berhenti karena tantangan*

 

Nehemia 4:6, 15 “Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati.”

(15) “Ketika didengar musuh kami, bahwa rencana mereka sudah kami ketahui dan bahwa Allah telah menggagalkannya, maka dapatlah kami semua kembali ke tembok, masing-masing ke pekerjaannya.”

 

Tantangan dan perlawanan bukan alasan untuk berhenti melakukan pelayanan dan pekerjaan yang Tuhan perintahkan untuk kita lakukan.

 

Sebaliknya, tantangan seringkali dipakai sebagai cara Tuhan untuk memberi kekuatan, hikmat dan kebijaksanaan kepada para pemimpin rohani untuk makin meningkat dalam kepemimpinan dan melakukan terobosan-terobosan besar bagi Kerajaan-Nya.

Baca juga  NULLA CERTA DOMUS: DI DUNIA INI KITA TIDAK MEMPUNYAI TEMPAT TINGGAL YANG TETAP

 

“Kepemimpinan sejati teruji lewat tantangan dan oposisi”

 

16 Juli 2017

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here