Iman Mendatangkan Berkat

0
954

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

 

Galatia 3:1-14

(1) Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu? (2) Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? (3) Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? (4) Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia! (5) Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil? (6) Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. (7) Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. (8) Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: “Olehmu segala bangsa akan diberkati.” (9) Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu. (10) Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.” (11) Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: “Orang yang benar akan hidup oleh iman.” (12) Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya. (13) Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” (14) Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.

Baca juga  10 Hal Yang Tuhan Inginkan Untuk Anda Ingat

 

Setiap orang menginginkan berkat dari Tuhan. Apakah itu berkat bagi dirinya, rumah tangganya, pekerjaannya, anak-anaknya ataukah juga bagi harapan-harapannya. Doa-doa kita, baik pagi, siang mau pun malam, dipenuhi dengan permintaan berkat. Harapan-harapan kita dipadati dengan ungkapan-ungkapan “Semoga Tuhan memberkati….!” Kita tidak dapat hidup tanpa berkat Tuhan. Itulah sebabnya kita selalu memohon hal itu kepada Tuhan. Kita mohon kepada-Nya karena hanya Dia yang dapat memberi berkat, sedangkan manusia tidak. Jika pelayan Tuhan menyampaikan berkat, itu bukan berarti dialah sumber berkat. Dia hanya menyampaikannya kepada jemaat. Dengan kata lain dia hanyalah pengantara. Kepengantaraannya didasarkan pada kehambaannya (=ketaklukkannya) pada Tuhan.

Jika kita ingin hidup dalam berkat Tuhan, maka kita harus mengingat satu hal ini: iman. Berkat erat kaitannya dengan iman. Berkat yang diberikan Tuhan datang sebagai anugerah (sesuatu yang keluar dari Allah karena kemurahan-Nya) bagi penerimanya. Tentu, karena imannya kepada Tuhan. Abraham diberkati Tuhan karena imannya yang teguh. Kita pun diberi peluang untuk mengalami berkat-berkat Abraham jika kita hidup dalam iman.

Mengapa berkat erat kaitannya dengan iman? Karena melalui iman kita memperoleh jalan masuk kepada penggenapan janji Allah. Inti janji Allah adalah keselamatan. Keselamatan adalah ‘ruang’ yang penuh dengan kemurahan Tuhan yang diwujudkan dalam kelimpahan berkat-Nya. Tidak ada jalan lain menuju janji Allah selain jalan iman.

Dalam iman kita juga dibenarkan oleh Allah. Kita ‘ditarik’ dari dunia kutuk dan dibawa ke dunia berkat. Oleh karena itu sikap utama dalam hidup beriman adalah penyerahan diri. Kita berserah karena Dia tahu siapa kita, Dia tahu kekurangan kita dan Dia tahu masa depan kita.

Banyak orang ‘gagal’ mengalami berkat Tuhan karena mereka suka ‘memaksa’ Tuhan, seakan-akan Tuhan dapat dikendalikan. Lalu mereka menunggu kapan Tuhan mewujudkannya. Jika tidak kunjung datang mereka berpikir Tuhan tidak peduli lalu mempersalahkan-Nya. Mereka lupa bahwa ‘memaksa’ bukanlah sikap iman. Sikap iman, sekali lagi, adalah berserah! Jika kita berserah Tuhan tahu apa yang akan dilakukannya terhadap kita. Terkadang apa yang dilakukan Tuhan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Itulah cara Tuhan bertindak karena Dia paling tahu kebutuhan kita. Dalam hal ini baiklah kita tetap berserah. Apa pun yang dilakukan Tuhan kita harus tetap berserah, karena tindakan Tuhan tidak pernah salah atau merugikan umat-Nya. Teruslah megingat bahwa Tuhan sangat peduli. Kepedulian itu ditunjukkan menurut rancangan-Nya dan bukan menurut rancangan manusia. Rancangan-rancangan Tuhan selalu indah bagi mereka yang memperlihatkan penyerahan diri secara sungguh-sungguh.

Baca juga  Hidup Bermartabat

Juga, banyak orang ‘gagal’ mengalami berkat Tuhan karena mereka sendiri ragu-ragu dengan imannya, yang pada gilirannya meragukan Tuhan. Meragukan Tuhan adalah pangkal bencana, karena hidup kita jauh dari berkat Tuhan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here