“..tetapi Pengibur, yaitu Roh Kudus yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yoh. 14:26)

0
605

Oleh: Pdt. Weinata Sairin

 

 

Dengan peristiwa kenaikan Yesus ke surga maka relasi murid-murid dengan Yesus memulai fase baru, sebuah fase yang tak pernah mereka hadapi sebelumnya. Para murid tidak lagi bertemu dengan Yesus secara fisik; tidak lagi bisa berjalan mengiring Yesus kemanapun Ia pergi, tak bisa lagi berdecak kagum menyaksikan mujizatNya yang selalu saja mampu menarik massa. Memang ada dialog para murid dengan Yesus seputar agenda Yesus sesudah Ia bangkit dari kematian. Memang jelas para murid tidak mengerti secara mendalam tentang kesiapaan Yesus. Paradigma berfikir mereka sangat kental dengan roh politik; sebab itu dalam mindset mereka Yesus itu adalah seorang *hero* bahkan pembebas yang nanti akan membangun sebuah kerajaan baru. Mereka telah berfikir siapa yang jadi inner sircle dari Sang Raja; siapa yang duduk disebelah kanan Paduka Raja dan siapa yang disebelah kirinya. Alam fikiran mereka sudah dipenuhi semacam ephoria betapa bahagianya mereka jadi ring 1 seorang Raja yang populer saat itu!

 

Para murid semuanya gagal faham tentang Yesus. Kebersamaan para murid dengan Yesus hampir setiap hari ternyata tak mampu menolong para murid untuk mengenal Yesus seutuhnya dan setepatnya. Terjadi kesenjangan yang cukup besar tentang kedirian Yesus dari perspektif para murid dan dari titik pandang Yesus sendiri. Kotbah-kotbah Yesus dan ucapan-ucapan Yesus yang disampaikannya kepada para murid tidak didengar dan dicerna dengan baik. Dengan realitas seperti itu selalu saja muncul pertanyaan para murid dan sikap ketidakmengertian mereka diseputar misi Yesus dan agenda-agenda Yesus.

 

Selama ini hari raya gerejawi yang bukan hari Minggu adalah hari Jumat Agung, hari Kenaikan Yesus dan hari Natal apabila tanggal 25 Desember jatuh diluar hari Minggu. Hari raya gerejawi yang selalu jatuh hari Minggu adalah Hari Paskah dan Hari Pentakosta. Hari raya gerejawi yang berhimpit/bersamaan dengan hari Minggu tentu saja otomatis berlangsung pada saat hari libur, sehingga nilai kekhususannya kurang terasa.

Baca juga  Pujilah Tuhan, Hai Jiwaku (Mazmur 103: 1a)

 

Tanggal 4 Juni 2017 ini umat Kristen merayakan Hari Pentakosta, yaitu Hari Pencurahan Roh Kudus, hari pada saat Roh Kudus dicurahkan bagi orang-orang percaya. Kata _Pentakosta_ berasal dari kata Yunani *pentekoste* = hari kelima puluh (pentakiskilioi), hari ke-50 sesudah Paskah. Ada aspek positif yang amat kuat hari raya keagamaan yang jatuhnya berbarengan dengan hari Minggu. Positifnya, hari raya itu dirayakan umat dengan tingkat kehadiran yang amat tinggi karena bersamaan persis dengan saat umat beribadah Minggu. Perayaan hari raya keagamaan hari Minggu menyebabkan tidak ada pihak lain yang memundurkan/memajukan hari raya karena faktor non teologis. Kita ketahui bersama bahwa libur Hari Kenaikan Yesus 29 Mei 2003 telah dimundurkan menjadi 30 Mei 2003 sehingga menimbulkan hal-hal yang tidak nyaman bagi umat kristiani saat itu bahkan terasa adanya semacam “penistaan agama” yang dilakukan pejabat publik.

 

Amat menarik bahwa Yesus dalam Yohanes 14 ini menyatakan dengan tegas bahwa Bapa akan memberikan Penolong, yaitu Roh Kebenaran, Penghibur yaitu Roh Kudus yang akan menyertai para murid selama-lamanya dan mengajar mereka, mengingatkan tentang semua yang telah Ia katakan kepada para murid. Yesus tak akan membiarkan umatnya bergulat sendiri ditengah dunia, Ia tidak akan meninggalkan umat dalam kondisi yatim piatu. Roh Kudus dicurahkan sebagai Penolong, Pengibur, sebagai _Parakletos_ agar umat tetap tegar mengarungi kehidupan dunia dengan berbagai turbulensi yang terjadi didalamnya. Lesson learn yang amat penting bagi kita dari bagian Alkitab ini adalah bahwa kekristenan dengan teguh dan tegar akan terus menampilkan diri dengan cantik-elegan mewartakan Injil Kristus yang adalah _Euanggelion_ , dan _Dunamos_ Allah ditengah NKRI yang majemuk yang tengah diamuk berbagai turbulensi. Firman Allah tidak akan pernah terbelenggu oleh apapun Penistaan, Penghujatan, Penodaan, Persekusi bisa datang silih berganti, namun Gereja dan Kekeristenan yang telah dicurahi Roh Kudus akan tetap menjadi Gereja yang misioner hingga Yesus datang kedua kali.

Baca juga  Refleksi Tahun Baru 2015

 

Selamat Merayakan Pentakosta.

Selamat Merayakan Hari Minggu.

God bless!

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here