Mengalah Untuk Menang

0
533

Oleh:  Yonghan

 

 

Keputusan Ahok tidak melakukan langkah hukum banding berarti ia sudah siap menjalani hukuman penjara selama dua tahun. Apa alasannya akan disampaikan dalam konferensi pers enam jam ke depan.

 

Hukum di dunia ini tidak pernah soal benar atau salah. Yang benar bisa dihukum, yang salah bisa tak tersentuh. Tajam ke bawah, tetapi tumpul ke atas. Adil hanyalah utopia. Hukum di dunia ini tidak akan pernah adil. Karena itu, kita yang bodoh kalau berharap ada keadilan dari sistem yang sudah korup ini.

 

Ahok pasti paham soal ini. Upaya banding tidak akan mendatangkan manfaat baginya, tetapi hanya akan mendatangkan mudarat bagi bangsa ini. Jika setiap kali sidang ada demo dari kedua kubu, NKRI menjadi pertaruhannya.

 

Di Indonesia, ada pola kerusuhan rasial yang berulang, yaitu per 20 dan 30 tahun. Pada 2018 akan bertepatan dengan 20 tahun kerusuhan ’98. Saya memperkirakan akan ada usaha menyulut kerusuhan besar-besaran pada 2018 sebagai cara menjegal Jokowi pada 2019. Apa lagi cara yang bisa dipakai mereka untuk mendiskreditkan Jokowi?

 

Sosmed membantu kita dalam mengetahui isi hati dan pikiran banyak orang. Suasana kebatinan bangsa ini sebenarnya memberi tanda jelas kalau kita sudah di ambang chaos. Yang pasti, ranah sosmed sudah chaos. Kini, api chaos itu tinggal dibawa ke dunia real saja.

 

Tahun 2017 ini adalah persiapan menuju ke sana. Narasi anti Tionghua dan Kristen mulai didengung-dengungkan secara masif. Kebencian dan kemarahan sudah diarahkan dan difokuskan pada satu entitas. Jika diteliti, situasi hari ini mirip-mirip dengan ’97 dahulu.

 

Ahok pasti paham soal ini. Ia mungkin memilih mengalah untuk menang. Ia mungkin memilih mengorbankan dirinya untuk mendinginkan suasana. Ia mungkin memilih menempuh jalan hidup Yusuf, Paulus, dan Petrus. Mereka sama-sama rela dipenjara walau yakin dirinya benar di hadapan Allah. For His glory alone.

Baca juga  Seri Kepemimpinan Nehemia: Pemimpin Yang Bertanggung-Jawab

 

Wahyu 22:11-14 (TB)

Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!”

 

“Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.

 

Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.”

 

Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.

 

Jangan tangisi Ahok. Berdoalah bersama Ahok. Kiranya Tuhan berbelas kasihan menjaga kita dari tangan-tangan jahat yang ingin meruntuhkan NKRI.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here