Setia Tuhan dan Kesabaran Manusia

0
656

Oleh: Pdt. Jacobus Manuputty

 

“Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak daripadamu (Yesaya 54:10). Ini sebuah pernyataan yang keluar dari mulut Tuhan, sebagai jaminan bagi hidup manusia dalam pengembaraanya di hamparan belantara didunia yang penuh sensasi ini. Orsinalitas jaminan Tuhan ini datang, tatkala manusia berada disudut-sudut gelap pergumulan hidupnya yang mengguncangkan batin dan jiwanya. Disinilah Setia Tuhan diperagakan, dan Kesabaran manusia diuji.. seberapa kuatkah Iman percaya itu dan seberapa jauhkah keyakinan dan pengharapan itu. Disinilah dengan mudah dapat terlihat dengan sangat jelas, betapa manusia itu rapuh dalam banyak hal.

 

– Dikala hidupnya penuh kesenangan, ia kadang bersukaria sampai lupa diri dan kadang lupa daratan. Sebaliknya tatkala derita mulai memasuki hidupnya, ia terus saja mengeluh dan menyalahkan itu dan ini.  Seakan dirinya selalu saja benar dan karena itu kesulitan tidak boleh hadir dan mampir diruang hidupnya.

 

– Kadang cuma mau menerima hal hal yang enak dan menyenangkan dirinya, tetapi enggan dan tak rela serta tak bersedia dihadapkan dengan tantangan dan kesulitan. Itulah yang menyebabkan banyak orang lari dari tanggungjawab, tidak bersedia sabar untuk alami derita sesaat, mudah ingkar sumpah dan janji.

 

– Kesabaran kadang jadi barang langka dan mahal bagi manusia, karena mereka tidak terbiasa dengan rupa-rupa derita dan tantangan. Mereka suka cari enak, cari aman dan cari sensasi-sensasi yang memberi kesenangan. Mereka tidak sabaran, tidak berani masuk dan hadapi pergumulan, karena kesabaran itu kadang mahal.

 

– Tuhanpun kadang disalahkan apabila derita itu telah melewati kemampuan dan daya tahan manusia, padahal manusia tahu bahwa “Tuhan tidak pernah salah”. Mereka tahu bahwa Tuhan tidak pernah keliru dalam semua rancangan-Nya, tetapi dasar manusia, Tuhan yang Maha Kuasapun mau disalahkan.

Baca juga  Wariskanlah Perintah "Mengasihi Allah"

 

Karena itu, kita harus sering duduk tenang dalam diam untuk mau mendengarkan Suara Tuhan dan jaminan-jaminan-Nya bagi hidup kita bahwa, “Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak daripadamu (Yesaya 54:10). Artinya bahwa hidup kita bisa saja penuh dengan rupa-rupa persoalan, tetapi kita harus yakin bahwa kita punya Tuhan Allah yang setia. Kita harus sadar bahwa, sekalipun kadang masalah-masalah hidup itu datang  bagaikan badai yang mengguncang gunung sehingga beranjak atau bukit-bukitpun bergoyang, tetapi keteguhan Iman harus kita jaga dan pelihara. Inilah janji-janji Tuhan yang harus selalu kita pegang dengan penuh kesetiaan, karena Dia Tuhan yang Setia!

 

Selamat menjalani sensasi warna warni kehidupan ini! Gb!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here