Jakarta, Suarakristen.com
Duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Tebuireng di Kabupaten Jombang, Klenteng Hok Sian Kiong di Kecamatan Gudo, dan Patung Buddha Tidur di Maha Vihara Majapahit, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jatim, Kamis (2/3). Pada kesempatan itu, Dubes AS mengaku terkesan dengan keberagaman dan pluralisme yang menjadi kekuatan bangsa Indonesia.
“Kunjungan tersebut dapat dilihat sebagai upaya Kedubes AS membangun kembali komunikasi dan kepercayaan masyarakat Indonesia yang sebelumnya sempat dikecewakan dengan beberapa kebijakan diskriminatif Presiden AS Donald Trump. Kebijakan berupa larangan masuk ke Negara AS bagi imigran dari tujuh negara di Timur Tengah, serta beberapa kebijakan diskriminatif lainnya telah menimbulkan kekuatiran dan kekecewaan di tengah masyarakat Muslim dunia, termasuk Indonesia,” ujar Herbeth Marpaung, Ketua Bidang Hubungan Internasional Pengurus Pusat GMKI di Jakarta pada hari Jumat (3/3).
Menurut Herbeth, selain membangun komunikasi kembali, Pemerintah AS seharusnya tidak perlu lagi melanjutkan kebijakan Executive Order yang dikeluarkan oleh Trump. Keanekaragaman dan kekayaan budaya seharusnya dirawat, bukan dimusuhi.
“Jumat lalu (24/2), GMKI telah menyampaikan Nota Keberatan terkait Executive Order tersebut di depan Kedubes AS. Kami meminta Trump mencabut dan memikirkan ulang kebijakannya yang diskriminatif tersebut,” ujar Herbeth.
Saat bertemu dengan para santri di Pondok Pesantren Tebuireng, Donovan mendorong para santri untuk belajar dengan sebaik mungkin agar dapat mendapatkan beasiswa dan melanjutkan studi ke Amerika Serikat.
Menurut Herbeth, selain mendorong pemuda Indonesia belajar di AS, Dubes AS sebaiknya meminta pemuda AS, juga Presiden Trump serta jajarannya untuk datang dan belajar tentang merawat keberagaman di Indonesia.
“Sebagai contoh apa yang dilakukan Raja Salman hari ini. Dengan rendah hati Raja Salman bertemu para pemimpin lintas agama dan mendengar bagaimana masyarakat Indonesia menjaga persatuan dan keutuhan bangsa. Kita patut berbangga karena berbagai negara dunia belajar tentang toleransi dan merawat keberagaman di Indonesia,” ujar Herbeth.