Apa itu Inspirational Leadership? (Bagian I)

0
588

Oleh: P. Adriyanto

 

 

Ada pertanyaan, “mengapa para pengikut (followers) punya dedikasi yang tinggi berupa ketulusan untuk mengikuti visi dari Martin Luther King, Mother Teresa dan Nelson Mandela?”

Mereka terinspirasi bukan termotivasi.

 

Kita tahu  bahwa mereka bertiga  tidak memiliki rencana strategik/strategic plan atau program-program yang canggih.  Bila kita kuak misteri dari gaya kepemimpinan mereka yang hebat, ternyata  inspirasi merupakan inti dari filosofi kepemimpinan mereka.

Berdasarkan filosofi di atas, kita mendapatkan kenyataan bahwa:

 

# Seorang pemimpin “yang tidak menginspirasi adalah seperti sungai tanpa air.”

Jadi, tugas dari seorang pemimpin adalah menginspirasi.

 

# Organisasi/perusahaan tidak bisa menginspirasi, hanya para pemimpin yang bisa dan mereka bisa menciptakan “inspiring corporation”.

 

# Pemimpin harus dicintai bukan untuk ditakuti. Sayang banyak pemimpin yang keblinger yang merasa yakin bahwa mereka akan berwibawa bila bersikap galak dan ditakuti para pengikutnya (sekali lagi saya sampaikan bahwa orang-orang yang di bawah koordinasi pemimpin disebut sebagai “followers”/pengikut bukan “subordinates”/anak buah).

 

“Apa perbedaan antara motivation dan inspiration?”

 

Motivation adalah hasrat/dorongan dari dalam hati untuk mencapai tujuan tertentu, baik atas kesadaran sendiri maupun atas dasar pengaruh orang lain.

 

Inspiration adalah ketulusan untuk mengikuti/mencontoh keteladanan  orang lain yang dijadikan panutan/role model dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

 

Kata para ahli psikologi, motivasi berkaitan dengan kepribadian, sedang inspirasi menyangkut kejiwaan.

Inspirasi dapat menumbuhkan antusiasme, dimana inspirasi dan antusiasme sangat kita butuhkan.

 

“Pengaruh inspirasi”

 

Para karyawan yang terinspirasi dapat meningkatkan produktivitas dan kepuasan mereka.

Sebagai akibatnya,  perusahaan lebih mudah mencapai “sustainable profit and growth” (laba dan pertumbuhan perusahaan yang berkesinambungan) dan juga dapat menciptakan keunggulan persaingan (competitive advantage) yang sulit ditiru oleh para pesaing.

Baca juga  Kualitas Kepariwisataan & Kebudayaan Bagi Agenda Pembangunan & Pemajuan Kepni

Dengan demikian, perusahaan diharapkan dapat memenuhi harapan dari para pemangku kepentingan (stakeholders).

Banyak perusahaan yang menyediakan budget yang cukup besar bagi pelatihan kepemimpinan, namun gagal untuk memperkuat “soft skill” yang dapat menciptakan  karyawan yang terinspirasi, termotivasi dan dapat meningkatkan keterlibatan karyawan (employee enggagement), karena mempergunakan metode yang salah.

 

“Metode/cara untuk menciptakan karyawan yang terinspirasi.”

 

Ada 7 langkah untuk menciptakan karyawan yang terinspurasi:

 

1. Tetapkan  “destiny” (arah tujuan utama):

*Apa arah/tujuan utama dari perusahaan? (tercermin dari visi perusahaan)

 

* Siapa yang dilayani?  Seorang pemimpin harus terinspirasi sebelum ia dapat menginspirasi. Yang harus diinspirasi terus menerus adalah para pengikut dan seluruh karyawan di samping pemimpin sendiri.

 

2 “Tetapkan impian”

Impian yang dapat menginspirasi para karyawan. (membantu karyawan untuk mengembangkan kompetensi dan karir mereka, mengejar keberhasilan dan meningkatkan kemampuan laba sehingga perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan para karyawan)

 

3 “Memungkinkan para karyawan untuk memenuhi panggilannya”

 

Setelah memperoleh kejelasan dari tujuan utama, kemudian menetapkan impian yang harus dikejar, maka para pemimpin inspirasional selanjutnya menetapkan komitmen terhadap panggilan mereka sendiri dan mengarahkan orang lain untuk mengenali panggilan mereka.

Panggilan tersebut berupa kesadaran/kemauan untuk mencintai pekerjaan sehingga bekerja dengan antusias yang tinggi untuk mencapai sasaran/target yang ditetapkan.

 

Bersambung

 

 

 

? ??

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here