Oleh: Pdt. Weinata Sairin
Dalam kehidupan ini ada beberapa sikap dasar yang sejak awal ditanamkan ayah dan ibu kepada kita. Sikap dasar itu tidak saja ditransfer secara verbal-teoretik, tetapi juga diteladankan secara praktis oleh orang tua kita. Beberapa sikap dasar itu antara lain : jujur/terus terang, sopan santun, hormat kepada orang lain, tidak sombong, suka menolong, murah hati, bijak. Ada istilah yang dulu digunakan orang tua kami, tapi dalam konotasi yang sedikit berbeda dari apa yang populer diwaktu-waktu terakhir ini. Waktu itu tatkala penulis masih menempuh pendidikan di Sekolah Rakjat (Sekolah Dasar, sekarang), ibu sering berpesan “jangan suka selingkuh”.
Pada zaman itu istilah ‘selingkuh’ dimaknai sebagai sikap berbohong, tidak berterus terang ; misalnya kita memberikan sesuatu barang kepada teman, tanpa memberitahu orangtua. Atau pergi dengan teman tanpa minta izin orang tua. Perbuatan-perbuatan “back street”, “main belakang” itu semua termasuk dalam katagori selingkuh.
Di zaman itu kekentalan Sara belum terjadi seperti sekarang. Hidup ditengah teman-teman berbeda agama dizaman itu asyik-asyik saja. Mereka mengajak untuk merayakan hari raya Mauludan di langgar (tempat ibadah teman Muslim) semua terjadi biasa saja, padahal kawan-kawan itu semua tahu ayah adalah pengurus komunitas Kristen disitu yang juga adalah guru SR. Oleh karena itu sikap dasar yang ditanamkan ayah ibu waktu itu amat relevan dan langsung dipraktekkan dalam keseharian.
Hidup manusia yang standar adalah hidup yang dipenuhi dengan beragam kegiatan, bermacam aktivitas. Standar dalam arti masih sehat, segar, walaupun ia sudah memasuki masa pensiun. Manusia melakukan segala sesuatu sesuai dengan program dan penugasan yang ia terima. Pelaksanaan kegiatan itu dilakukan sesuai dengan SOP /Prosedur Operasi Standar, sejalan dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dan senafas dengan kompetensi seserorang.
Kita melakukan segala sesuatu itu tentu drngan bijak dan tetap melihat tujuan akhirnya. Bijak, penuh wisdom dalam arti tidak dipaksakan, mempertimbangkan positif dan negatifnya dan apakah masih sesuai dengan tujuan akhirnya, senafas dengan dasar filosofi yang dirumuskan pada tahap awal.
Pepatah yang dikutip dibagian awal tulisan ini memberi pesan penting agar kita bersikap bijak dalam melaksanakan segala sesatu.
Selamat berjuang. God bless.