Oleh: Hotben Lingga, Jakarta, suarakristen.com.
“Nommensen adalah seorang misionaris Kristen Protestan berkebangsaan Jerman yang terkenal di Indonesia. Hasil dari pelayanan dan karyanya adalah berdirinya sebuah gereja terbesar di wilayah suku bangsa Batak dan di Indonesia, bernama Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Tokoh pekabar Injil yang berasal dari Jerman ini telah sangat berjasa membawa transformasi yang sangat besar di Tanah Batak.Nommensen dan zending misinya berhasil membawa perubahan besar bagi suku bangsa Batak, berhasil mengkristenkan Tanah Batak, mengembangkan dan membangun perekonomian, memajukan pendidikan, meningkatkan kesehatan masyarakat, menghapus perbudakan dan membangun kehidupan yang lebih baik dan maju bagi suku bangsa Batak.Tanpa datangnya Nommensen dulu ke tanah Batak, sulit dibayangkan masyarakat Batak bisa semaju dan sehebat seperti sekarang, bisa hidup dan bisa tinggal di berbagai belahan dunia dan bisa mengenyam pendidikan modern.Tidak berlebihan, jikalau ia diberi gelar Rasul Batak. Karena ia sudah memberikan seluruh hidupnya bagi pekerjaan pengabaran Injil di tanah Batak. Jasa-jasa, perjuangan dan pengorbanan Nommensen patut menjadi teladan dan inspirasi bagi generasi muda gereja, umat Tuhan, masyarakat, bahkan bagi dunia. Karena itu, perjalanan misi dan kiprah pelayanan “Nommensen” sang Rasul Batak patut segera difilmkan. Tokoh pekabar Injil yang telah sangat berjasa membawa transformasi masyarakat yang sangat besar di Tanah Batak ini akan segera difilmkan.” demikian papar Panitia “Nommensen Night” yang diselenggarakan oleh Yayasan Nommensen Sigumpar dan Amazing Grace Production, dalam konferensi pers di Toba Dreams, Jakarta (13/5/15).
Acara “Nommensen Night” yang diselenggarakan oleh Yayasan Nommensen Sigumpar dan Amazing Grace Production bertujuan untuk mempromosikan rencana pembuatan film kolosal Nommensen sekaligus merupakan kegiatan aksi pencarian dana bagi pembuatan film “Nommensen”.
Beberapa artis dan penyanyi terkenal yang turut hadir mendukung acara ini antara lain Lea Simanjuntak, Delon Idol dan Viky Sianipar. Film ini akan disutradarai oleh Daniel Tito Pakpahan.
Meski tidak berlatar belakang suku Batak, Delon Thamrin atau yang lebih terkenal dengan nama Delon Idol menyambut baik kisah Nommensen untuk diangkat ke layar lebar.
“Saya satu-satuya orang yang bukan dari Sumatra Utara, tapi saya mau jadi bagian keluarga Batak. Saya pikir film ini bagus dan harus tayang di Indonesia. Ini film berbobot. Film ini akan sangat menginspirasi banyak orang. Nanti di 2016, setelah nonton film ini mudah-mudahan bisa melahirkan Nommensen-Nommensen lain,” kata Delon dengan penuh semangat.
Hal senada diungkapkanLea Simanjuntak. Menurutnya, Nommensen merupakan sosok yang patut diteladani. Nommensen adalah seorang tokoh yang mau hidup dan bekerja keras untuk mengangkat harkat hidup orang lain dan masyarakat luas. Ia bekerja keras tidak kenal pamrih ketika menolong orang lain, tak peduli pada orang yang ia kenal atau tidak.
“Harapan saya film “Nommensen” ini nantinya akan memberkati dan menginspirasi banyak orang,” kata Lea.
Tak mau kalah, musisi muda yang sedang naik daun, Viky Sianipar juga berharap film kolosal ini dapat mengangkat perfilman Indonesia. Pasalnya, sang missionaris Protestan yang menjadi tokoh utama film ini adalah orang yang sangat berjasa bagi umat Kristen di tanah Batak.
Sementara itu, Daniel Tito Pakpahan yang menjadi penggagas ide dan sutradara pembuatan film “Nommensen” tersebut menjelaskan,”Ide dan inspirasi pembuatan film “Nommensen” tersebut berawal ketika orang-tua saya sering menggugat saya agar tidak hanya membuat film-film duniawi, sinetron-sinetron, yang bersifat entertainment saja. Orang-tua saya menantang saya agar saya membuat film yang lebih edukatif, inspiratif dan berkualitas. Tantangan dan nasehat dari orangtua yang akhirnya menginspirasi dan mendorong saya untuk membuat film “Nommensen” ini.”tegas Daniel Pakpahan.
Ungkap Daniel Pakpahan lagi, “Rencananya, film Nommensen ini baru akan mulai produksi pada bulan Agustus ini dan akan ditayangkan di bioskop tanah air pada tahun 2016. Proses syutingnya dilakukan di dua negara, yakni Jerman dan Indonesia. Proyeksi dana yang dibutuhkan kurang lebih Rp. 25 Milyar. Saya berharap dan berdoa agar film ini bisa menjadi karya inspiratif dan edukatif bagi banyak orang. Saya berharap film ini juga kelak bisa masuk nominasi penghargaan tingkat nasional maupun internasional.”
“Karena itu kami sangat berharap gereja-gereja, umat Kristen. tokoh-tokoh Kristen, pengusaha-pengusaha Kristen turut mendukung pembuatan film ini agar nama Tuhan dapat semakin dipermuliakan dan banyak orang yang diberkati melalui film ini”ungkap Daniel Pakpahan.
