Kita Harus Merebut Kembali Musik Bagi Kristus

0
1251

Annalely Hartawan (Founder of Cantata Music School since 1991)

Annalely Hartawan (Founder of Cantata Music School since 1991)
Annalely Hartawan (Founder of Cantata Music School since 1991)

“Musik merupakan denyut masyarakat, -representasi dari pandangan budaya, filsafat dan agama. Sejarah umat manusia dan peradaban manapun tak pernah bisa dipisahkan dari musik. Musik merupakan salah satu kekuatan utama pembentuk kebudayaan, pembentuk etika sosial dan sarana untuk mempengaruhi orang (cuci otak dan propaganda). Musikpun tidak pernah terpisahkan dari sejarah Kekristenan. Musik memiliki  pengaruh yang kuat/besar dalam sejarah Kekristenan. Kekristenan juga memiliki pengaruh yang luar biasa atas musik. Kalau kita ingin mempengaruhi, menguasai dan menaklukkan sebuah masyarakat, -kalau kita ingin menguasai spirit sebuah zaman, terlebih lagi pemikiran-pemikiran manusia, maka kita harus menguasai musiknya. Musik bisa menggerakkan dunia ini. Karena musik  itu memang identitas “Brain” seseorang.”demikian penegasan Annalely Hartawan, Founder of  Cantata Music School, ketika menerima audiensi dan wawancara dengan Tabloid Tritunggal, di kantornya di daerah Kelapa Gading, Jakarta.
“Musik itu magis. Ada kuasa yang maha-dahsyat dalam musik. Musik bisa menggerakkan urat/otot. Musik bisa menyesatkan dan bisa juga mentobatkan orang. Musik bisa meracuni masyarakat, bisa memperbudak orang. Musik bisa meningkatkan kreativitas. Musik merupakan ornamen gereja yang paling indah/agung. Lebih indah dan lebih agung dari semua arsitektur manapun. Sejarah seni musik Barat dimulai dari musik Gereja,” tambahnya.

Berikut petikan lengkap wawancara Tritunggal dengan pakar musik Annalely Hartawan tentang eksistensi musik, musik Kristen dan fenomena musik kontemporer.

Tritunggal: Apa konsep dan pemahaman Ibu tentang musik? Apa itu musik?

Annalely:

Alkitab menegaskan bahwa semua anugerah/karunia/bakat yang baik berasal dari Allah (Yak 1:17). Musik merupakan salah satu karunia yang baik dari Tuhan. Tuhan telah memberikan kepada manusia  karunia menciptakan musik (Kej 4: 21; Ayub 38:7). Tujuan musik dan menyanyi secara horizontal ke sesama manusia adalah sebagai sarana bersukacita; secara vertikal adalah untuk menyembah dan memuliakan  Tuhan (Maz 95:1-2).
Musik merupakan salah satu anugerah, talenta dan potensi yang paling besar dan paling agung yang Tuhan berikan pada manusia. Salah satu bukti terbesar bahwa Tuhan itu ada dan Dia yang menciptakan manusia adalah eksistensi dan potensi musik dalam diri manusia. Benda mati tidak bisa dan tidak mungkin menciptakan dan mendesain musik. Musik tidak bisa tercipta sendiri atau berevolusi perlahan-lahan dari alam semesta atau benda-benda yang tidak hidup. Adanya musik meniscayakan adanya seorang pencipta musik. Sebuah lagu tidak mungkin tercipta kalau tidak ada komposernya. Jadi, adanya talenta musik membuktikan adanya seorang Pencipta talenta tersebut. Salah satu kesamaan image antara manusia dengan Tuhan adalah dalam hal kemampuan bermusik. Tuhan adalah Pencipta musik dan Musisi yang pertama. Manusia juga diciptakan Tuhan untuk menjadi pencipta musik dan musisi seperti Tuhan. Bayi-bayipun dari sejak lahir sudah dikaruniakan kemampuan untuk mengikuti gerak ritme.

Alkitab menekankan musik sebagai melodi. (Yesaya 23:16, Yes. 51:3; Ef. 5:19). Melodi merupakan satu dari 3 unsur komponen utama  dari musik : Melodi, ritme  dan harmoni.  Melody berfungsi  lebih ke penekanan pikiran, Ritme lebih ke gerakan emosi , sedangkan harmoni lebih keselarasan / keseimbangan antara pikiran dan emosi. Kalau salah satu unsur ini tidak ada, maka ia bukan musik lagi, tetapi hanya kegaduhan atau keriuhan.
Musik yang baik, yang lebih dikenal sebagai musik klasik,  dengan keseimbangan dan penyusunan   melodi, ritme dan harmoni secara genius,  akan menyegarkan jiwa dan membangun pikiran yg cerdas . Musik yang penekanan ke ritme dan beat, semisal :  Rock, Rap, Hip-Hop, Rave yang lebih dikenal sebagai musik kontemporer, dimana penekanannya  melampaui pikiran dan bekerja langsung pada emosi  tubuh,  meresap ke daging,  musik-musik jenis ini adalah musik kedagingan.

Tritunggal: Menurut Ibu, apa itu musik Kristen dan apa panduan Alkitab mengenai musik?

Annalely:

Bermusik bagi Tuhan itu adalah amanat agung, salah satu Hukum Tuhan yang terutama. Banyak ayat Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru  yang memerintahkan kita untuk senantiasa menyanyi, memuji dan menyembah Tuhan dengan lagu-lagu pujian dalam setiap keadaan dan setiap waktu. Kita didorong untuk menciptakan lagu-lagu baru bagi Tuhan untuk berefleksi, mengucap syukur dan berterima-kasih atas kasih dan berkat-Nya yang tidak berkesudahan dan kekal. Lihat misalnya: Kis 16:25; I Kor 14:15;  Kolose 3: 16; Efesus 5:17-19; Maz 9:1-2; Maz 28:7; Maz 33:1-3; Maz 40:4; Maz 66:1,2,4; Maz 144:9.
Musik Kristen adalah model musik yang dirancang untuk menyatakan kemuliaan, keagungan, kebesaran, kesetiaan Tuhan dan memuji keindahan ciptaan Tuhan. Musik merupakan sarana penyembahan kepada Tuhan. Melalui musik kita menyembah Tuhan di dalam roh dan kebenaran, bukan untuk meninggikan kesenangan pribadi penyembah, tetapi meninggikan Allah. Jadi, musik Kristen adalah musik penyembahan, musik ilahi yang berpusatkan pada Allah. Tuhan yang harus semakin ditinggikan, dihormati dan dipermuliakan dalam segala hal. Prinsip musik Kristen untuk memuliakan Tuhan, bukan untuk hiburan. Dengan kata-kata dan pesan yang bisa dimengerti kita memuji Tuhan. Musik adalah persoalan hati. Musik harus merupakan luapan hati yang sudah diperbaharui, sepenuh hati, berfokus pada karya mengagumkan dari Tuhan dan Jusruselamat kita yang agung, dan harus bersifat pengucapan syukur. Inilah filsafat musik Kristen.

Musik Kristen/gereja bukanlah seni yang bebas, yang bisa digunakan untuk hal-hal yang tak layak. Musik Kristen tidak boleh membangkitkan hawa nafsu, sarkastis, menghina, liar/tak terkontrol, kasar, menakutkan/mengerikan, okultis, mempromosikan budaya maut/bunuh diri, dll. Musik Kristen adalah seni yang harus dibawa ke salib, seni yang harus dipersembahkan untuk melayani Tuhan dan memajukan gereja. Kata-kata, melodi dan motif musik rohani harus mengacu pada kebenaran Firman Tuhan, Alkitab, teologi yang biblikal. Teks dan musik Kristen harus mengungkapkan dan meninggikan Injil dan teologi Kristen yang terbaik. Musik Kristen harus menekankan pesan Firman Tuhan, bukan musik atau musisinya. Musik Kristen tidak dirancang untuk menjadi hiburan duniawi atau pamer talenta. Musik Kristen adalah untuk penyembahan, ibadah dan pelayanan kepada Tuhan.
Martin Luther menegaskan pentingnya menghindari pengaruh dunia dan menekankan pesan musik harus jelas.”Agar bisa dipahami orang, hanya kata-kata yang paling sederhana dan paling umum,  tangkas, murni, jelas dan sedekat mungkin dengan Mazmur yang harus digunakan untuk menyanyi. Isi musik haruslah biblikal, mazmur menonjol. Tuhan adalah standar artistik kita”kata Luther.

Baca juga  Film Jomblo Fi Sabilillah Siap Tayang 14 September 2023, Film Drama Komedi Romantis Kaya Dengan Nilai-Nilai Kehidupan

Jadi, musik merupakan aspek yang sangat penting dalam ibadah. Menyanyi bukan suatu pilihan tetapi diperintahkan bagi semua orang Kristen (Ef 5:19; Kol 3:16). Tujuan kita menyanyi adalah untuk mematuhi perintah Tuhan untuk menyanyi, untuk melayani Tuhan dengan berpartisipasi aktif dalam ibadah (Ingat, kita semua adalah imam), untuk menyembah Tuhan dari hati kita (Maz 103:1; untuk mempersembahkan puji-pujian dari lidah kita dan untuk saling mendorong sebagai sesama umat Tuhan.

Tritunggal: Apa peran dan pengaruh musik dalam Gereja/Kekristenan dan apa pengaruh Gereja atas perkembangan musik?

Annalely:

Annalely Hartawan (Founder of Cantata Music School since 1991)
Annalely Hartawan (Founder of Cantata Music School since 1991)

Dari sejak awal kelahiran Gereja musik telah memainkan peran dalam setiap ibadah umat Tuhan. Sama seperti dalam tradisi dan liturgi ibadah umat Tuhan dalam era Perjanjian Lama yang menekankan peran dan penggunaan musik untuk memuji dan menyembah Tuhan, Jemaah Kristen yang mula-mula juga diperintahkan dan didorong untuk “senantiasa memuji dan menyembah Tuhan” dalam setiap ibadah dan dalam setiap aspek kehidupan. Musik telah menjadi bagian integral dalam pelayanan dan ibadah Kristen.

Budaya dan tradisi Barat sebagian besar juga sangat dipengaruhi oleh musik Kristen/gerejawi. Sebelum Roma menjadi Kristen, musik tidak berkembang.  Musik Romawi berderajat rendah, hanya digunakan dalam kuil, teater dan sirkus di masa kekaisaran Romawi. Bangsa Roma tidak berkontribusi dalam kemajuan dan perkembangan musik. Akan tetapi, baru pada saat Roma menjadi Kristen, musik mengalami perkembangan yang luar biasa. Orang Kristen mengembangkan jenis musik yang sangat berbeda. Gereja Kristen dan musisi Kristen mempelopori dan menginspirasi musik monofonik (termasuk lagu-lagu Ambrosian, nyanyian antiphonal, lagu-lagu biasa, lagu Gregorian), musik polifonik, opera, solfege, lagu-lagu kebangsaan, oratorio, simfoni, sonata, cantata, konserto, skala dan teknik lima jari untuk instrument keyboard. Berkat inovasi Kristenlah musik Barat mengalami kejayaan dan kehebatan, Musisi-musisi terbaik dunia seperti Ambrose, Bach, Handel, Hyden Mozart, Mendelssohn, Stravinsky dan Vaughan Williams berkreasi karena diinspirasi oleh Kehidupan, kematian dan Kebangkitan Kristus Yesus. Musik mereka menggemakan iman Kristen, mengeksplorasi kebesaran dan keagungan Allah, mengekspresikan hidup yang bermakna dan makna kehidupan. Bagi musisi Kristen ini, musik merupakan pancaran atau ekspresi Ilahi. Mereka adalah produk budaya dan worldview yang alkitabiah.

Musisi Kristen Guido Arezzo, di abad 11 memperkenalkan notasi musik empat garis. Dia juga menemukan solfege (do, re, mi, fa, sol, dan la), kemudian sekarang ditambahkan si dan do. Sumbangsih Arezzo sangat penting bagi perkembangan musik sebagai bahasa tertulis bagi kesusasteraan.

500 tahun sebelum Renaisans, opera dikembangkan dari praktek Gereja dalam mendramakan dan mempertunjukkan kisah-kisah Alkitab dalam lagu-lagu. Oratio-oratio paling hebat misalnya Messiah-nya Handel, Elijah-nya Mendelssohn, dan Seven Last Words of Christ-nya Hyden, adalah sepenuhnya berdasarkan Alkitab.Simfoni-simfoni dan sonata-sonata dikembangkan oleh gereja pada abad ke-16. Beberapa musik polifonik terbaik di dunia ditulis oleh Bach. Penciptaan dan perkembangan musik polifonik (beraneka-suara) membuat musik Barat berbeda dengan musik peradaban yang lain.

Pengaruh Yesus atas seni, musik dan kesusasteraan sangat besar. Misalnya, iman Kristen telah mempengaruhi kesusasteraan dalam penulis-penulis besar Kristen seperti Shakespeare, Dickens, Milton, Dante, Chaucer, Donne, Dostoevsky, dan lain-lain.
Seandainya Yesus tidak pernah lahir, musik akan sangat lain bentuk dan perkembangannya saat ini. Mungkin tidak akan ada nyanyian untuk paduan suara (Cantata), konser, atau simfoni. Handel, Vivaldi dan Bach adalah orang-orang Kristen yang berkarya untuk menghormati Tuhan. Bach misalnya menyebut dan menandatangani semua karyanya dengan “Soli Deo Gloria” (Hanya untuk Kemuliaan Tuhan)

Tritunggal: Apa kontribusi Protestantisme dalam perkembangan musik? Mengapa musik sangat penting dalam ibadah Kristen Protestan?

Annalely:

Bagi para Reformator Protestan, musik bukan hanya refleksi dari sebuah kebudayaan, tetapi juga merupakan kekuatan utama dalam membentuk kebudayaan. Itulah sebabnya, selain membaharui doktrin, para reformator Protestan juga membaharui musik dan tata-ibadah. Para Reformator sangat menekankan pentingnya musik dalam kehidupan gereja dan masyarakat, dalam membaharui moral, pikiran, adat-istiadat, tradisi dan filsafat hidup manusia.Musik mempunyai kekuatan dahsyat dalam mempengaruhi sebuah bangsa, masyarakat dan zaman. Dengan menyanyi, memuji, merayakan keindahan ciptaan Tuhan, keagungan Tuhan, orang dan sebuah bangsa bisa ditransformasi oleh musik. Musik bisa mempromosikan kebejatan moral, pemberontakan, kejahatan atau bahkan kematian.

Baca juga  Launching Lagu "Satu S’lamanya" Marsya Manopo & Shinta Rosari Ciptaan: Franky Kuncoro & Steve Tabalujan

Martin Luther tidak hanya membaharui dan memulihkan doktrin dan teologi gereja, tetapi dia juga membaharui musik. Sejak awal Kekristenan dari empat abad pertama Gereja, kaum awam sudah biasa menyanyi lagu-lagu puji-pujian dalam setiap ibadah. Akan tetapi, di Abad Pertengahan, hanya kelompok paduan suara (yang umumnya para rahib) yang menyanyi, itupun hanya dalam bahasa Latin. Para Reformator Protestan memperbaharui liturgi Gereja dengan menekankan agar lagu puji-pujian dinyanyikan dalam bahasa lokal/umum dan setiap anggota Gereja kaum awam turut aktif menyanyi dalam setiap ibadah.

Salah satu kontribusi Reformasi Protestan dalam dunia modern adalah dalam pembaharuan, pengembangan dan memajukan musik. Antara lain dengan menciptakan musik vokal dengan klasifikasi/inovasi soprano, alto, tenor dan bass. Musik gereja harus berpusatkan pada Allah Tritunggal, untuk menyembah Allah semata-mata dan berpusatkan pada Firman Allah (logosentris).

“Musik adalah teologi yang diformulasikan dalam bentuk nada dan suara untuk mengajarkan kebenaran Firman Tuhan” kata Martin Luther. Karena itu, para reformator  menegaskan musik sebagai bagian sentral dalam ibadah dan hidup orang Kristen. Yang mengangkat pikiran dan hati kepada Allah.

Hampir 500 tahun yang lalu Martin Luther telah mengingatkan kita:”Musik itu bisa demonis.  Musik bisa menjadi lagu-lagu dan pidato dari para malaikat yang jatuh.” Itulah sebabnya Martin Luther menyebut “musik merupakan senjata peperangan rohani yang dahsyat, yang bisa mengusir roh-roh jahat dan setan-setan yang menguasai hati, pikiran, perasaan dan logika manusia. Yang bisa meruntuhkan benteng-benteng setan, melembutkan hati yang keras, memberi kekuatan dan pengharapan pada yang lemah dan berputus-asa. Dan bisa mencerdaskan otak dan iman manusia.” Itulah sebabnya para Reformator mendorong orang Kristen untuk menciptakan lagu-lagu pujian baru agar bisa mentransformasi, mengontrol, merebut hati, jiwa dan pikiran masyarakat. Para reformator mendorong dan mengajarkan agar kita memasyhurkan dan menyebarkan Firman Allah dalam bentuk puji-pujian (musik), agar kita menjadikan Firman Allah menjadi musik yang indah dan agung.  Dengan strategi membaharui musik gereja, para reformator mempengaruhi bangsa-bangsa dengan Firman Tuhan. Musik, penyanyi, paduan suara (dan musisi) berfungsi sebagai pengkotbah atau penginjil.

Martin Luther mengajarkan bahwa musik merupakan “buatan tangan teologi Kristen”, “Pelayan/Abdi Firman Tuhan” dan “suara hidup/langsung dari Injil.” “Hanya musisi yang benar-benar percaya dan mempersembahkan talentanya kepada Kristus Yesus yang bisa menjadi musisi terhebat dunia. Semua kreatifitas musik yang paling agung/hebat hanya bisa lahir dari iman kepada Kristus, mempelajari Kitab Suci dan berbakti kepada Allah Tritunggal. Di dalam iman Kristen terkandung mutiara, benih-benih talenta musik, antusiasme untuk berkreasi yang dahsyat dan tak ada batasnya. Semua komposisi musik yang paling agung hanya bisa lahir dari hati yang mau menyembah Allah Tritunggal,” kata Luther. Martin Luther sendiri menulis 36 hymne, salah satu di antaranya merupakan hymne terbesar di sepanjang zaman “A Mighty Fortress Is Our God” yang diciptakan berdasarkan Mazmur 46. Hymne perang dari Reformasi ini telah diterjemahkan ke banyak bahasa dari hymne manapun dalam sejarah.

Musik membawa orang untuk menyembah Tuhan. Partisipasi dalam musik ibadah merupakan kesempatan bagi orang untuk belajar, mengingat dan memperkuat kebenaran Injil. Musik vokal berfungsi sebagai  penjelasan kebenaran/teks Firman Tuhan. Musik merupakan sarana untuk menasehati dan memperingatkan orang. Musik membentuk dan menciptakan suasana hati dan jiwa (pengharapan, keberanian, sukacita, kegairahan, rasa percaya diri dan kedamaian sejati). Musik merupakan sarana inspirasi dan pewahyuan, sarana pujian dan penyembahan kepada Tuhan. Melalui musik maka “hal-hal yang transenden, tak terlukiskan, tak dapat dimengerti” dapat dialami dan dipahami ketika Allah membawa wahyu pada roh kita. Musik yang hebat melahirkan ibadah dan kotbah yang hebat juga.

Lagu-lagu rohani harus menjadi kekuatan restoratif dalam dunia ini. Sarana transformasi sosial yang paling efektif adalah musik.

Tritunggal: Bagaimana pandangan Ibu mengenai fenomena musik kontemporer?

Annalely:

Sepanjang sejarah manusia, musik yang paling hebat dikarang oleh musisi-musisi yang terinspirasi oleh kehidupan, kematian dan kebangkitan Kristus Yesus. Musik-musik indah dan agung, baik yang rohani maupun sekuler yang dikarang oleh Bach, Handel, Beethoven, Mozart dan Strauss telah digantikan oleh musik-musik modern yang tidak lagi mendorong dan menginspirasi orang untuk menyembah Tuhan. Banyak komponis dan dramawan-dramawan modern berpandangan hidup itu tak bermakna dan musik mereka merefleksikan absurditas kehidupan, pemberontakan, kemarahan, keburukan dan agresi.

Setengah abad terakhir ini, karena pengaruh dari sekularisme, musik mengalami kemerosotan dalam nilai keindahan dan kefaedahan. Musik kontemporer khususnya di Barat tidak lagi mengeksplorasi makna kehidupan, keindahan, keagungan Allah dan penyembahan, sebagaimana pengaruh musik Kristen yang berjiwa reformatif, transformatif dan moralistis. Tetapi menyangkal dan menghujat Tuhan.

Banyak jenis musik kontemporer (seperti musik Rock, Hip Hop, musik M-TV, dll) sudah dibajak sebagai media pemberontakan dan penghancuran terhadap semua nilai-nilai Kristen, termasuk moralitas seksual, kesusilaan manusia, kesucian hidup, derajat manusia, bahasa yang beradab dan tentunya melawan indahnya ketenangan musik itu sendiri. Di balik pemberontakan itu ada penyangkalan terhadap Tuhan dan Anak TunggalNya, Yesus Kristus, yang selama berabad-abad menginspirasi para musisi untuk menulis musik yang membangkitkan semangat manusia.

Baca juga  Film #OOTD Tayang 25 Januari 2024! Sajikan Drama Romansa Penuh Plot Twist Mulai dari Pengkhianatan hingga Toxic Relationship

Kalau kita perhatikan lirik ribuan lagu rock kontemporer, kontennya penuh dengan penghujatan, pornografi, eksploitasi hawa nafsu seksual, kanibalisme, doa kepada Setan, pemberontakan, sifat destruktif, narkoba, alkohol, penyembahan Setan, aktivitas okultisme, membunuh polisi, sadisme, penganiayaan pada anak-anak, masokisme (kesenangan/kegembiraan karena disiksa/disakiti). Karena anak-anak dan pemuda mudah dipengaruhi oleh musik, maka kelompok ini yang menjadi target cuci otak dan indoktrinasi musik setanis.

Banyak kelompok band Rock, Hip Hop dan Rap sekuler yang terkenal yang terang-terangan menghujat Yesus, menghina 10 Perintah Tuhan. Seperti Kelompok band “Black Sabbath”. Dalam salah satu lirik lagu mereka menyatakan persekutuan dan kesetiaan mereka kepada Setan. Ada banyak seniman-seniman anti-kris saat ini.

Alice Cooper (Vincent Furnier) mengklaim dirinya sebagai reinkarnasi dari seorang tukang sihir abad 17 bernama Alice Cooper. Bintang “Beatle” John Lennon menyatakan “Kekeristenan akan mati. Saya lebih popular dari Yesus sekarang”. Nama grup musik “Black Sabbath” menunjuk pada hari pemujaan Setan. Blue Oyster Cult menggunakan salib yang dirubah menjadi tanda tanya sebagai simbolnya pada setiap albumnya. David Bowie merupakan bintang rock pertama yang memproklamasikan dirinya sebagai seorang homoseks. Elton John berkata “Orang harus bersikap bebas dalam seks”. Iron Maiden merupakan grup musik yang mempromosikan kekerasan dan penyiksaan terhadap orang sampai mati.

Alih-alih mengutamakan suara dan tema yang menarik, indah dan mengembirakan; industri musik kontemporer malahan mempromosikan ketidaksenonohan.

Eksperimen musik telah menunjukkan bahwa musik rock membuat manusia atau tikus tidak sanggup berpikir dengan jelas. Musik rock menghalangi kemampuan orang untuk berpikir. Musik klasik bisa meningkatkan dan memperbaiki kecerdasan, sedang musik rock menurunkan/mengurangi kecerdasan. Dengan kata lain musik rock membuat orang menjadi dungu. Musik Rock n Roll mencetuskan krisis dalam otoritas kultural. Membuat orang memberontak, menyalahgunakan seks, hawa nafsu, narkoba dan alkohol.Membuat orang menjadi pedofilia, sadomasokisme, kecanduan heroin, dan terlibat pembunuhan. Musik kontemporer cenderung memberontak melawan Tuhan dan melawan nilai-nilai Injil dan bahkan melawan masyarakat itu sendiri. Musik modern tidak lagi musik impian, tetapi kemabukan yang bisa merusak peradaban. Jadi, musik Rock n Roll adalah musik setan.

Tritunggal: Apa dan bagaimana sikap kita terhadap musik sekuler dan musik Kristen kontemporer?

Annalely:

Musik sekuler kontemporer banyak yang mempromosikan seks bebas, narkoba. Jauh dari memuji dan menghormati Tuhan kita Yesus Kristus. Ada musik-musik dansa tertentu seperti house music yang bisa menyebabkan orang terhipnotis sehingga orang tidak lagi sepenuhnya menguasai pikirannya sehingga terbuka kepada setan. Jadi kita harus selalu berhat-hati kalau kita sedang mendengarkan musik. Karena seluruh tubuh, sistim syaraf langsung bereaksi kepada suara musik yang kita dengar. Musik bisa mempengaruhi tubuh, pikiran dan jiwa, mempengaruhi tingkat denyut nadi, tekanan darah, pernafasan dan fungsi kelenjar-kelenjar tertentu. Yang pada gilirannya menciptakan suasana hati (mood) dan respons. Musik bisa menciptakan ketegangan, frustasi, tingkah laku negatif, kemarahan dan kekerasan. Kita harus menilai dan mengevaluasi musik kita, apakah sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab.

Musik dan musisi Kristen kontemporer cenderung meniru, mengadopsi dan menyesuaikan diri dengan musik dan gaya hidup duniawi yang materialistis, egois dan hedonis.Kita lebih suka mengidolakan penyanyi dan pengkotbahnya daripada Tuhan.

Industri musik rohani lebih mengutamakan hiburan dan bisnis. Lagunya hampir tidak relevan. Fokusnya pada orang. Arah dan sistim nilainya semakin merosot, samar-samar, mendua, kabur dan tidak bisa dimengerti. Orang dibuat senang dengan musiknya dan penyanyinya, bukan kepada Tuhan.

Tritunggal: Ada kesan musik Kristen saat ini telah dikalahkan oleh musik duniawi? Bagaimana caranya kita membangkitkan kembali musik Kristen dan merebut kembali supremasi Kristen atas musik?

Annalely:

Peperangan rohani dalam dunia musik sedang menggelora. Sedang terjadi perang ide dalam musik. Setan memakai  dan membajak musik untuk melakukan revolusi seks dan revolusi moral, dengan memasukkan filsafat-filsafat, gaya hidup dan tema-tema seks pranikah, seks bebas, penyimpangan seks, homoseks/lesbianisme, budaya narkoba, nihilisme, destruksi, ke dalam syair-syair lagu. Setan sedang menghipnotis orang dengan musik, dan sedang memasukkan nilai-nilai dan pesan-pesan demonisnya melalui musik ke alam bawah sadar manusia.

Agar Kekristenan bisa mempengaruhi masyarakat maka kita harus terlibat all-out dalam pengembangan dan kemajuan musik. Kesalahan kita juga mengapa industri musik kontemporer merosot secara moral. Ini karena sangat sedikit orang Kristen yang siap terlibat didalamnya. Dunia musik juga ladang misi kita! Kita adalah garam dan terang dunia, karena itu kita harus bersinar kembali dalam dunia musik. Kita harus mencegah kerusakan moral yang begitu parah dalam industri musik kontemporer. Jadi, kita tidak saja harus hadir dalam dunia musik, tetapi kita harus aktif berusaha untuk mentransformasi dan mereformasinya untuk kemuliaan Tuhan.

Kita harus terus mengembangkan kembali tradisi agung musik ibadah atau musik Injil. Gereja harus dibangunkan kembali dengan kekuatan pujian dan lagu rohani. Injil Kristus harus menginsiprasi musik kembali dalam sejarah. Itulah sebabnya kita harus merebut kembali supremasi atau keunggulan kita dalam dunia musik. Rebut kembali musik bagi Kristus.

Kita harus segera mempersiapkan sekolah-sekolah musik yang terbaik untuk merevitalisasi musik Kristen dan mempersiapkan musisi-musisi terhebat bagi dunia dan bangsa kita. (Hotben Lingga)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here