Sopir Taksi dan Testimoninya

0
649

Oleh: Yerry Tawalujan

Beberapa hari lalu dari bandara Soekarno-Hatta saya pulang ke rumah menumpang taksi konvensional. Sepanjang perjalanan sopir taksinya lebih banyak diam membisu.
Tapi ketika terjebak macet karena pembangunan LRT yang menutup hampir setengah ruas jalan, mulailah si sopir taksi _ngoceh_.

_”Pemerintah sekarang ini memang gila-gilaan kerjanya. Membangun terus.”_ Ujar si sopir.

Saya yang agak kesal karena terjebak macet terkejut juga dengan komentar si sopir. Bukannya marah karena macet, sang sopir justru melontarkan pujian untuk Pemerintah.

_”Jokowi memang membuktikan janjinya untuk kerja, kerja, kerja. Tidak ada hari tanpa kerja.”_ Lanjut si sopir.

_”Oh gitu yah pak….”,_ saya menimpali dengan sedikit basa-basi.

_”Iya pak. Sekarang pembangunan bukan hanya di Jakarta dan Jawa saja. Merata dimana-mana.”_ Lanjut sang sopir tambah semangat. _”Bayangin di Papua sekarang sampai ke gunung-gunung dibangun jalan raya. Semua kabupaten terhubung jalan. Benar-benar pembangunan dari desa ke kota”._

Sang sopir yang masih terjebak macet meneruskan oblorannya. _”Pemerintah sebelumnya kemana aja yah….sepuluh tahun memerintah gak tahu apa yang dibangun”._

_”Jadi di 2019 pilih Jokowi yah pak?”_ Pancing saya soal pilihan politik sang sopir. _”Pastilah pak, saya pilih Jokowi nanti. Mayoritas rakyat juga akan pilih Jokowi”_ Ujarnya meyakinkan.

_”Tapi sayang, banyak sopir taksi yang tidak mau pilih Jokowi.”_ Terkejut juga saya dengar pernyataannya. _”Itu pasti karena masalah taksi online yah pak?”_ Terka saya. _”Iya pak, gara-gara taksi online itu sopir taksi kayak saya berkurang pendapatannya. Tapi saya sih tetap pilih Jokowi. Kerjanya sudah terbukti soalnya.”_ Ujar sang sopir yang lega karena sudah keluar dari area macet.

_”Lagian, apalah artinya jumlah sopir taksi kayak kami ini dibanding dua ratus juta lebih rakyat yang akan pilih Jokowi”,_ tambah sang sopir.

Baca juga  Asian Games dan Energi of Asia

Tak terasa taksi sudah berhenti di depan rumah saya. Sambil menyerahkan dua lembar uang seratus ribuan saya godain sang sopir: _”bapak ini lebih cocok jadi relawan dan juru kampanye Jokowi daripada jadi sopir taksi”._ Kami berdua sama-sama tersenyum. Senyum senang. Senyuman kebahagiaan karena Republik ini dipimpin oleh orang yang benar-benar bekerja untuk kesejahteraan rakyat.

Jakarta, 14 Agustus 2017

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here