Beriman dan Berakal Sehat

0
875

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

Roma 12:2

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Matius 10:16

“Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

 

Dalam Roma 12:2 Paulus berkata: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Paulus menghendaki kita agar tidak menjadi serupa dengan dunia ini. Artinya, sebagai orang Kristen kita diminta untuk menunjukkan nilai-nilai kekristenan kita sebagaimana dikehendaki oleh Yesus, Tuhan kita. Hal ini adalah suatu panggilan yang berat dan sulit bagi kita. Lihatlah apa yang terjadi di sekitar kita. Untuk mendapatkan pekerjaan, untuk masuk ke Perguruan Tinggi, untuk mendapatkan KTP, dan lain sebagainya, orang melakukan suap. Dalam lingkungan pekerjaan kita, korupsi menjadi hal yang biasa. Dalam situasi seperti ini Paulus meminta kita untuk tidak mengikuti apa yang umum dilakukan oleh kebanyakan orang. Apalagi kalau hal itu bertentangan dengan iman kita.

Dengan ajakannya ini Paulus mau supaya orang-orang Kristen memiliki nilai lebih bukan dalam apa yang diraih dan dimilikinya, tapi dalam integritas dirinya sebagai orang beriman. Kalau kita ikut-ikutan melakukan suap, ikut-ikutan korupsi, apalagi yang dapat kita banggakan dari kehidupan iman kita? Tidak ada!

Dunia yang kita hadapi bukan saja penuh dengan permainan kotor, suap dan korupsi yang makin hari makin merajalela, tapi juga dunia yang penuh dengan ancaman. Dari dulu sampai sekarang orang-orang Kristen selalu berhadapan dengan tekanan dan penindasan. Yesus sendiri tahu akan hal itu. Tapi Dia tidak menyuruh kita untuk lari dari kenyataan tersebut. Dalam Matius 10:16 Dia berkata: “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

Baca juga  Pdt. Weinata Sairin: "Integer vitae sceleriscue purus. Jalan hidupnya bersih dan tanpa cacat".

Situasi dan posisi kita adalah seperti domba di tengah serigala. Kita akan berhadapan dengan situasi yang tidak enak, bahkan tidak nyaman karena penuh bahaya dan ancaman. Terkadang kita menjadi orang yang tidak berdaya. Jika melawan kita akan semakin tertekan. Lagi pula domba tidak bakal menang kalau berkelahi melawan serigala, bukan? Justru ke dalam situasi seperti itu Yesus mengatakan: “Aku mengutus kamu…” Artinya Yesus menempatkan kita di situ. Betapapun sulitnya kita tidak boleh melarikan diri. Kita tidak boleh melarikan diri dari tantangan yang ada, tapi tidak juga berarti kita menyembunyikan kehidupan beriman kita. Bagaimana sikap kita dalam situasi sulit seperti ini?

Yesus sadar betapa rawannya keadaan kita dalam situasi seperti itu. Karena itu Yesus mengatakan: “Hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” Kita harus cerdik seperti ular supaya kita tidak menjadi bulan-bulana serigala. Tapi ingat cerdiknya ular selalu merugikan. Kita harus cerdik tapi bukan untuk merugikan orang lain. Karena itu kecerdikan kita harus berisikan ketulusan merpati. Kecerdikan kita bukan untuk merugikan orang lain tapi untuk mempertahankan kehidupan beriman kita.

Untuk menjadi cerdik kita harus pakai akal. Akal di sini bukan ‘akal bulus’ tapi akal sehat. Akal yang dipenuhi oleh hikmat Tuhan. Beriman dan berakal sehat nyata dalam kehidupan Yusuf, Daniel, Elia, Paulus dan utusan-utusan Tuhan lainnya.

Tampaklah dengan jelas bahwa jika kita ingin tidak menjadi serupa dengan dunia ini, kita harus tetap teguh dalam iman, dalam situasi apa pun. Selain itu kita harus cerdik, harus menggunakan akal sehat. Akal sehat adalah karunia Tuhan yang dapat kita gunakan dalam kehidupan beriman. Bagaimana kita mengaplikasikan kehidupan yang beriman dan berakal (cerdik) dalam kondisi kita sekarang ini? Banyak caranya. Salah satunya adalah jangan menutup diri dengan lingkungan sekitar. Bergaullah dan membaurlah dengan masyarakat. Jika kita dapat memberikan sesuatu yang baik kepada masyarakat, bukankah mereka akan menghormati dan menghargai kita?

Baca juga  Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota (Amsal 16:32)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here