Pesan Natal 2016 Sinode GPIB

0
1231
Ketua Umum Sinode GPIB, Pdt. Drs. P. Kariso Rumambi, M.Si
Ketua Umum Sinode GPIB, Pdt. Drs. P. Kariso Rumambi, M.Si

Jakarta, Suarakristen.com

Para Presbiter GPIB dan Warga GPIB beserta Saudara-saudari sekalian yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.

Natal atau Kelahiran Tuhan Yesus Kristus datang dalam kesederhanaan bahkan di tengah ketertindasan yang melanda umat manusia saat itu. Tak ada kemewahan sedikit pun bagi kelahiran bayi Yesus itu, namun tiba-tiba “Kemuliaan bagi Allah dan damai sejahtera di bumi, di antara orang yang berkenan kepada-Nya”, demikian sukacita Natal menggema di malam yang gelap yang tiba-tiba menjadi benderang oleh kehadiran bala tentara sorga itu.

Kita semua tertunduk berdoa bagi Saudara-saudara kita di Pidie Aceh dan sekitarnya yang mengalami gempa bumi hebat yang menyebabkan korban lebih dari seratus jiwa dan pelbagai penderitaan akibat gempa itu dan gempa susulan. Jemaat-jemaat GPIB di Banda Aceh, Sumatera Utara sampai ke seluruh wilayah pelayanan GPIB pada Natal ini, saya serukan memberikan Persembahan Khusus Natal bagi restorasi keberadaan di Pidie sampai Bireuen, pesisir utara Aceh dan sekitarnya. Kita berdoa bagi keluarga Marbun yang putrinya Intan Olivia menjadi korban bom di Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda. Kita juga perlu berdoa bagi anak-anak SD korban penusukan di Sabu Barat, NTT dan keluarga mereka.

Majelis Sinode GPIB dalam menyambut Natal 2016 menyampaikan Tiga Seruan penting, yakni Pertobatan, Perdamaian dan Pembaruan!.

I. BERTOBATLAH !

Empat Minggu Adven telah kita lalui. Empat lilin telah kita nyalakan sebagai tanda menyambut hadirnya Sang Terang Dunia, Yesus Kristus yang mengusir semua kegelapan dunia ini. Langkah pertama untuk menyambut Sang Terang Dunia adalah : Pertobatan !

METANOIA, berarti Pertobatan, Perubahan Cara Berpikir atau Mindset atau Paradigma.

Pertobatan dari Perbuatan Korup, sengaja menggunakan kekuasaan untuk kepentingan diri dan kelompok, nafsu serakah yang melahirkan kemiskinan, ketidak-adilan, radikalisme dan kerusakan lingkungan.

Baca juga  Pesan Pastoral FUKRI Tentang Pilkada Serentak

Bertobat berarti meninggalkan semua bentuk kekerasan, teror dan pemaksaan kehendak serta kebencian berlatar belakang sosial maupun agama, terus menghembuskan beda mayoritas dan minoritas, mengabadikannya menjadi realitas tak terjaminnya kesetaraan dan keadilan bagi semua. Keberagaman adalah berkat Allah bagi kita semua dalam mengawal kesatuaan Bangsa Indonesia di negera tercinta Republik Indonesia.

Pertobatan berarti meninggalkan kebiasaan mengatas-namakan agama melakukan kekerasan, menyebar ketakutan karena teror dan perusakan serta tiadanya toleransi dan tepo-seliro sebagai sesama warga Negara dan Bangsa Indonesia. Pertobatan berarti penuh kesadaran tidak menghembuskan apa lagi sengaja menghadirkan Persoalan dan Pertikaian SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan) dalam bentuk apa pun di semua Wilayah NKRI ini.

II. Bersyukurlah atas PENDAMAIAN, bangunlah PERDAMAIAN.

Pendamaian/Rekonsiliasi adalah Dasar Perdamaian. Umat Kristiani sadar bahwa “Tatkala kita masih seteru, kita diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak- Nya,Yesus Kristus. Kini kita boleh bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.(Roma 5:10).Pendamaian, adalah dasar bagi perdamaian. Berdasarkan pendamaian kita dapat melangkah ke arah perdamaian. Hanya orang yang diperdamaikan dengan Allah akan mampu melangkah membangun perdamaian dengan dirinya, sesama dan lingkungan.Bangunlah Perdamaian!. GPIB harus melakukan pendidikan pendamaian/rekonsiliasi dan perdamaian sehingga setiap warga menjadi pembawa dan pembangun rekonsiliasi dan perdamaian. Semua umat beragama harus menjadi Duta dan Agen Rekonsiliasi dan Perdamaian sebagai bagian dari umat beragama GPIB menolak semua unsur kekerasan dan pelecehan atas manusia.

Tiadakan kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan dan diskriminasi karena cacat fisik terhadap anak-anak dan perempuan dan mereka yang lemah baik secara fisik, bahkan human trafficking yang berujung pada sex abuse dan pelacuran.GPIB mendorong moratorium terhadap pengiriman TKW ke luar negeri, eksploitasi anak dan perempuan di daerah miskin.

Baca juga  Gereja Presbyterian Terbesar di AS Mentahbiskan Perkawinan Sesama-jenis Pertama di Kantor Pusatnya.

Akhiri peperangan yang menghancurkan dan membunuh ribuan orang termasuk anak-anak, di Suriah dan Irak, Afrika juga tekanan atas Palestina melalui upaya diplomasi di Dewan Keamanan PBB serta ASEAN. Atasi masalah Migran, Rohingya, serta bahaya eskalasi ancaman dan kenyataan perang di kawasan Asia, Afrika dan Eropa.

III. LAKUKAN PEMBARUAN DALAM SEMUA ASPEK KEHIDUPAN.

Pembaruan budi, roh dan pikiran.

Rasul Paulus menyatakan:”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”(Roma 12:2). Pembaruan budi kita. METAMORFO, berarti mengalami Perubahan mindset kita, atau paradigma kita, cara pikir dan pandang yang mendewakan akal budi, materi dan kebebasan tanpa batas. Milikilah pikiran Kristus.Bangun dan gunakan Etika dan Etiket dalam membangun kehidupan bebangsa dan bernegara.

Pembaruan adalah bentuk Pernyataan Kasih melalui Program dan Proyek PELKES yang diperlukan oleh Masyarakat. Kita harus teruskan makna Natal kepada Sesama (Roma 13:8; Gal.5:14) melalui ekspresi kebudayaan dan kesenian, drama, tari, puisi, seni lukis, cipta dan lantunan gita pembebasan dan persatuan, suatu gempita budaya pluralisme/Bhineka Tunggal Ika dan kesejahteraan serta kelestarian alam lingkungan.

Pembaruan Tanggungjawab sebagai Warga Negara yang bertanggungjawab, yang meliputi keteguhan berideologi, mempertahankan dan menaaati serta memelihara dan melestarikan Pancasila, UUD 1945 dalam kebhinekaan dengan bingkai NKRI.

Selamat Natal 2016, Selamat Mengakhiri Tahun 2016, serta Selamat Memasuki Tuhun Baru, 2017 bagi Bapak, Ibu, Saudara-saudari semua!.

Immanuel, Tuhan beserta bangsa Indonesia dan kita semua!.

Salam Kasih MAJELIS SINODE GPIB

Ketua Umum: Pdt. Drs. P. Kariso Rumambi, M.Si
Ketua I: Pdt. Marthen Leiwakabessy, S.Th.
Ketua II: Pdt. Drs. Melkisedek Puimera, M.Si
Ketua III: Pdt. Ny. Maureen Suzanne Rumeser-Thomas, M.Th.

Baca juga  Menyambut HUT Ke-65: PGI Ingin Merevitalisasi dan Memperkuat Kembali Gerakan Ekumene di Indonesia

Ketua IV: Pen. Drs. Adrie Petrus Hendrik Nelwan
Ketua V: Pen. Mangara Saib Oloan Pangaribuan, SE.
Sekretaris Umum: Pdt. Jacoba Marlene Joseph, M.Th.

Sekretaris I:Pdt.Ny.EllyDominggasPitoy-deBell,S.Th.
Sekretaris II: Pen. Ny. Sheila Aryani Salomo, SH.
Bendahara: Pen. Ronny Hendrik Wayong, SE.
Bendahara I: Dkn. Eddy Maulana Soei Ndoen, SE

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here