Catrien Worang : Bangga Menjadi Murid Kristus dan Selalu Antusias Melayani Tuhan.

0
1302
Catrien Worang
Catrien Worang

Oleh: Hotben Lingga

Jakarta, Suarakristen.com.,

“Bisa mengenal Kristus dan menjadi muridNya merupakan suatu anugerah terbesar bagi kita anak-anakNya. Tidak ada sukacita, tidak ada pengalaman yang lebih indah daripada pengalaman berjumpa, mengenal dan mengalami kasih Kristus. Kita sungguh harus senantiasa bersyukur karena bisa mengenal Allah yang sejati secara pribadi dan bisa merasakan kasihNya yang sangat besar. Terlebih lagi kita harus bersyukur karena kita bisa bersekutu secara pribadi dengan Tuhan setiap waktu. Sungguh indah dan ajaib kita bisa menjadi anak Tuhan dan bisa menikmati perjalanan hidup yang dipimpin oleh Tuhan. Allah sungguh mengasihi kita. Allah bukan hanya mengasihi kita, Ia mengasihi kita lebih dari siapa pun yang pernah mengasihi kita.

Kasih, apabila kasih itu jujur, selalu diwujudkan dalam perbuatan atau tindakan. Firman Allah menegaskan bahwa Allah sungguh mengasihi kita dan kasih-Nya itu dinyatakan dengan mengutus Anak TunggalNya.Allah memberikan Anak-Nya bagi kita.

1 Yohanes 4:9
“Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.”

Allah menyatakan kasih-Nya dengan mengutus Anak-Nya, Yesus Kristus, ke dalam dunia sehingga kita dapat hidup oleh-Nya. Yohanes 3:16-17: mengatakan kepada kita:
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”demikian disampaikan Catrien Worang, seorang pengusaha dan pemimpin Persekutuan Doa Family Prayer di rumahnya di daerah Tebet, Jakarta, beberapa saat lalu, kepada Suarakristen.com dan Tabloid Victorious.

Ungkap Catrien Worang lebih lanjut,”Kita bersyukur karena Ia menjadikan kita anak-anakNya. Puji Tuhan, tak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya.
Karena itu, kita harus bangga dan bersyukur menjadi orang Kristen.

Sayang sekali kalau masih banyak orang Kristen yang malu dengan keberadaannya sebagai pengikut Tuhan Yesus. Dengan pelbagai cara mereka berusaha menutupi identitas mereka sebagai orang Kristen.

Tidak seharusnya kita malu dengan status kita sebagai murid Kristus. Mestinya kita bangga menjadi pengikut Kristus karena kita adalah orang-orang pilihan Tuhan, artinya kita ini istimewa dan sangat berharga di mata Tuhan. “…kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.” (1 Petrus 2:9-10). Kita adalah warga Kerajaan Allah. Tuhan telah memanggil dan memilih kita “… sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,” (Efesus 1:4-5). Jadi Tuhan memiliki rancangan yang luar biasa bagi hidup kita.”

Baca juga  Pesan Natal 2016 Sinode GPIB

Tandas Catrien Worang lebih lanjut,”Kita harus pahami, rencana Tuhan bagi kita bukan hanya berkaitan dengan masalah jaminan kehidupan kekal di dalam Kerajaan Sorga, tapi juga berlaku pada saat kita masih menjalani rutinitas hari-hari kita di dunia yang fana ini. “…Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11).

Karena inilah Firman Tuhan menghendaki supaya kita tidak menjadi orang yang minder, tidak percaya diri sebagai orang Kristen,- sebaliknya dengan penuh semangat kita memberitakan Injil kabar baik ini kepada setiap orang dan kita harus hidup sesuai dengan panggilan Tuhan tersebut.

Allah mengasihi kita karena kita adalah ciptaanNya. Allah mengasihi kita dengan cara yang sama seperti seorang ibu mencintai bayinya.Kita adalah ciptaan-Nya. Dia mengasihi kita karena Dialah yang menciptakan kita. Kita adalah ciptaan Tuhan yang khusus. Allah mengasihi kita karena Dia ingin kita mengenal Dia. Hidup manusia tidak sempurna dan tidak lengkap tanpa Allah. Allah ingin kita mempunyai kerinduan untuk bersekutu dengan Dia.Tuhan ingin kita mengasihi Dia , dan menempatkan Dia menjadi sesuatu yang terutama didalam hati kita, sehingga membuat kita mencari Allah. Tuhan sangat rindu kita mengenalNya. Tuhan mengasihi kita karena kita membutuhkan Dia. Kita membutuhkan Tuhan agar Tuhan bisa menyelamatkan kita. Kita perlu Tuhan agar Dia membantu kita hidup untuk Dia.
Tuhan memberikan bantuan agar kita dapat bertumbuh dalam pengetahuan akan Dia dan agar kita dapat melayani Dia dengan efektif. Serta agar kita dapat mengatasi setiap cobaan.Tuhan memberikan bantuan bagi kita agar kita dapat mengetahui dan mengikuti kehendaknya. Terlebih lagi ,Tuhan membantu kita agar kita dapat mengasihi orang lain.”

Baca juga  PIKI Bangkit Kembali: Baktinendra Prawiro dan Audy Wuisang Pimpin PIKI Periode 2015-2020

Teg as Catrien Worang dengan penuh semangat lagi,”Kalau kita sungguh-sungguh hidup sebagai anak-anak Allah, Tuhan selalu ada untuk memenuhi setiap kebutuhan hidup kita

Roma 12:11 menyatakan “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan”.
Sebagai murid Kristus, kita harus mempunyai hati untuk bersaksi dan melayani Tuhan.
Apapun pekerjaan kita harus punya hati untuk bersaksi dan menjadi saksi serta teladan. Kita harus selalu bersyukur. Yusuf bekerja di Mesir, Daniel sebagai penasehat raja, Paulus sebagai pembuat tenda.
Tuhan memakai kita luar biasa dalam pekerjaankita. Pekerjaan kita merupakan sarana untuk memuliakan Tuhan. Apapun yang kita lakukan untuk hormat dan kemuliaan bagi Tuhan , baik di bidang sekuler atau pelayanan di gereja, itu adalah pelayanan kita.
Segala sesuatu yang dilakukan untuk melayani Tuhan, itulah pelayanan kita. Pekerjaan juga adalah sarana untuk melayani Tuhan.

“Tuhan in gin membuat kita berhasil, unggul, cakap, lebih dari pemenang, di atas rata-rata.
Tuhan in gin kita ada di puncak, berhasil.Kuncinya satu : Antusias bagi Tuhan, antusias untuk melayani Tuhan dan sesama. Maka kita bisa menjadi lebih aktif, lebih sungguh sungguh lagi berbuat yang terbaik di dalam pekerjaan dan kehidupan kita.
Antusias berarti kehidupan kita selalu diilhami, diisi baru oleh kebaikan Tuhan setiap hari.

Amsal 10:4 “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya”
Motivasi kita harus kudus, benar, bukan serakah tetapi Tuhan dipermuliakan dalam hidup kita.
Jika kita bekerja dengan rajin, kita akan melihat berkat Dan perkenanan Tuhan.
Kita tidak akan hanya merasa lebih baik, tapi semangat antusias itu akan menyebar bagi orang lain. Dan segera orang akan menginginkan apa yang kita miliki.
Tuhan memberikan kita kebijaksanaan yang luar biasa.
Kita harus berguna dalam segala hal dan bisa menjadi berkat.

Di hari-hari ini banyak orang Kristen yang mengalami kesuaman terhadap perkara-perkara rohani. Salah satu contohnya adalah dalam hal pelayanan atau melayani pekerjaan Tuhan. Awal-awalnya kita begitu antusias dan menggebu-gebu melayani Tuhan, lambat laun semangat itu luntur dan kerajinan kita pun mulai kendor. Banyak hal yang menjadi penyebabnya, di antaranya: kecewa dengan hamba Tuhan atau rekan sepelayanan, merasa kurang dihargai, rasa malas, capai ada masalah berat atau kita mulai disibukkan dengan pekerjaan, hobi dan aktivitas-aktivitas luar lainnya.

Baca juga  Sidang Raya CCA Ke-14 Berlangsung Sukses: CCA Menghasilkan Beberapa Rekomendasi dan Pernyataan Sikap.

Fireman Tuhan mengingatkan agar kita tetap memiliki semangat untuk melayani Tuhan dan juga sesama. Berhati-hatilah! Jika kita tetap tenggelam dalam kemalasan dan kesuaman, pada saatnya kita akan benasib seperti jemaat di Laodikia: “…karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku (Tuhan) akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” (Wahyu 3:16). Oleh karena itu, “…saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Korintus 15:58). Kata teguh berarti setia, dan di dalamnya terkandung suatu komitmen yang tinggi. Dalam hal komitmen, Tuhan Yesus telah memberikan teladan kepada kita. Ketika Yesus diutus ke dalam dunia ini Ia dengan penuh komitmen menjalankan kehendak Bapa meski harus melewati penderitaan, aniaya, caci-maki, penolakan, bahkan kematian di atas kayu salib. KomitmenNya tidak pernah goyah oleh keadaan apa pun. Dia pun mau mengampuni orang-orang yang telah menganiayaNya. Yesus berkata, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” (Yohanes 4:34).

Bagaimana dengan kita? Janganlah mundur, patah semangat dan goyah saat kita menghadapi berbagai tantangan dan pencobaan yang ada. Kalau kita menyerah kalah pada situasi/keadaan, Iblis akan bersorak sorai mentertawakan kita. Ketahuilah: tidak ada kemuliaan tanpa salib, tidak ada kemenangan tanpa perjuangan. Mari kita menjaga tekad dan komitmen untuk memuliakan dan melayani Tuhan sampai akhir hidup kita.

Semakin kita setia dan komit melayani Tuhan, semakin kita dipercaya olehNya untuk melakukan agenda-agenda, perkara-perkara besar, walaupun kita harus mengawalinya dari hal-hal kecil!

Firman Tuhan di atas mengingatkan kepada kita agar kita sebagai anak-anak Tuhan jangan kehilangan antusiasme, semangat dan terus melayani Tuhan.

Orang yang memiliki antusiasme atau semangat yang berapi-api atau gairah untuk Tuhan Yesus, akan antusias untuk melakukan pekerjaanNya dan melayani Dia dengan sungguh-sungguh. Orang yang antusias, tidak perlu didorong dari luar, tetapi antusiasme itu akan menimbulkan ide dan inisiatif untuk melayani Tuhan dengan sepenuh hati.

Antusiasme itu ibarat kobaran api yang menyala-nyala. Supaya antusiasme itu tetap menyala, kita harus menjaga api itu tetap membara. Karena ada hal-hal tertentu yang bisa memadamkan api itu dan memadamkan antusiasme kita itu.”tegas Catrien Worang saat mengakhiri wawancara singkat dengan Suarakristen.com Dan Tabloid Victorious.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here