Oleh: Hotben Lingga
Jakarta, Suarakristen.com,
“Urbanisasi dan globalisasi telah menyebabkan kota-kota di negara-negara yang sedang berkembang mengalami perubahan fisik, budaya, sosial dan ekonomi; seperti pertumbuhan penduduk, ekspansi pembangunan perumahan baru dan semakin meningkatnya tuntutan akan sumber sumber daya lainnya. Perubahan-perubahan ini menimbulkan banyak masalah seperti banjir, kemacetan lalu-lintas, pengadaan air yang tidak memadai, pencemaran udara dan air, masalah pengangguran, kekurangan sumber daya dan masalah keadilan sosial-ekonomi. Diperlukan solusi-solusi yang sesuai dengan pembangunan yang berkelanjutan untuk memecahkan masalah-masalah ini.
Konsep Kota Pintar atau Kota Cerdas ( Smart City) telah menjadi ide pokok dan referensi bagi negara-negara berkembang dalam membangun kota-kota untuk menghadapi problem-problem urbanisasi dan globalisasi. Konsep Kota Pintar juga telah banyak berhasil diterapkan oleh negara-negara berkembang.Walaupun belum ada definisi dan kerangka acuan yang tepat dan seragam yang dapat diterima oleh semua ahli, ide/konsep tentang Kota Pintar semakin banyak menjadi referensi dan bahan kajian akademis maupun politis. Salah satu dimensi utama dari pembangunan Kota Pintar adalah aspek pembangunan Teknologi komunikasi dan informasi, yang bisa membuat sebuah kota menjadi serba digital dan serba pintar/cerdas. Elemen-elemen Kota Pintar yang sudah diidentifikasi adalah ekonomi pintar (smart economy), mobilitas pintar (smart mobility), lingkungan yang pintar(smart environment), masyarakat yang pintar (smart people), kehidupan yang pintar(smart living) dan pemerintahan yang pintar (smart governance). Pembangunan kota dalam unsur-unsur ini harus sejalan dengan dimensi-dimensi keberlanjutan sebuah kota yaitu sejauhmana kota itu layak dihuni, dan dimensi lingkungan, keadilan dan ekonomi.
Walaupun konsep Kota Pintar bukan hal baru bagi negara-negara yang sedang berkembang, namun tidak demikian halnya bagi kota-kota di Asia dan Indonesia. Karena itu, Technische Universitat Berlin, alumni TU Berlin dan Universitas Kristen Indonesia akan mengadakan seminar yang akan membahas topik-topik yang berkaitan dengan Kota Pintar dan kota berkelanjutan secara lintas disiplin ilmu.
Seminar inI bertujuan untuk berbagi pengalaman, pengetahuan dalam mengembangkan kota-kota pintar di Eropa dan Asia. Untuk mengeksplorasi kesempatan-kesempatan dan tantangan-tantangan dalam menciptakan kota-kota pintar di Indonesia dan negara-negara lain di Asia. Untuk memberikan strategi-strategi utama untuk Jakarta dan kota-kota lain menuju kota pintar. Dan untuk memajukan kerja-sama kerja-sama antara UKI, TU Berlin, alumni TU Berlin dan pihak-pihak yang lain.”demikian siaran pers singkat yang dikirimkan kepala Humas UKI, Yunita Budi H. Naiborhu kepada media-media.
Hadir sebagai Pembicara Kunci adalah
Basuki Tjahja Purnama, Gubernur DKI Jakarta atau yang mewakilinya.
Pembicara lainnya adalah :
1) Prof. Dr. Uras Siahaan, UKI;
2) Prof. Raoul Bunschoten, TU Berlin;
3) Prof. Dirk Heinricha, TU Berlin
4) Prof. Dr. Dodo zu Knyphausen-Aufseeb, TU Berlin;
5) Walikota Jakarta Timur;
6) Lurah Cawang;
Acara ini akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 September 2015, pukul 08.00 – 18.00 di Grha William Soerjadjaja, FK UKI, Jl. Mayjen Sutoyo No. 2, Cawang, Jakarta Timur.
Seminar international ini diketuai oleh Prof Dr. Uras Siahaan, didampingi Prof. Dr. Sri Pare Eni, Ir. Sahala Simatupang, M.T., Bobby Budiarto. Sekretaris: Jenny Widjaya, Desy Ana L. Toning, S.Sos. Bendahara: Dr. Ingo Meyer dan Dr. Erni Murniati, M.Pd.
Bertindak sebagai Steering Committee adalah Dipl.-Ing. Salomo Pandjaitan (YUKI) dan Dr. Maruarar Siahaan, S.H. (Rektor UKI).
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Universitas Kristen Indonesia
Jl. Mayjen Sutoyo No. 2 Cawang
Jakarta Timur
Telp (021) 8092425 ext 275
Hp. 081514098808
